Featured Video

Kamis, 22 Mei 2014

KRISIS MORAL!, EKS BUPATI PUN DITENGARAI ‘MAKAN ANAK’

Kerusakan moral yang terjadi pada lintas generasi benar-benar ancaman  serius bagi peradaban masyarakat Minangkabau yang dulu dikenal sebagai individu yang santun, berakhlak dan tersebut pula dengan nilai-nilai luhur ‘adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah’.

Sejak beberapa bulan belakangan Ranah Minangkabau dihebohkan dengan berbagai berita kerusakan moral yang sangat parah di masyarakat berupa maraknya kasus perzinaan, pencabulan, pemerkosaan dan sejenisnya.
Pelaku dan korbannya lintas generasi. Ada yang sudah tua, setengah baya, remaja, pelajar hingga anak di bawah umur. Profesi dan latar belakang pelaku juga beragam, ada yang buruh,  pegawai negeri sipil, pelajar, pedagang, pengangguran dan bahkan mantan pejabat sekaliber kepala daerah juga ada.
Pada salah kabupaten di Sumatera Barat, dari hasil penelitian Dinas Kese­hatan daerah tersebut, sebagaimana yang dimuat sejumlah media massa, kasus hamil luar nikah mencapai 200 kasus. Umumnya mereka berusia muda. Kasus pembuangan bayi hasil hubungan luar nikah pun merebak.
Setiap hari ada saja kasus-kasus amoral alias asusila menghebohkan yang dimuat  di halaman pertama media cetak harian di Sumatera Barat. Bukan karena media massa yang ingin berlebih-lebihan memuatnya, tapi karena dalam banyak kasus, kejadiannya memang terbilang luar biasa. Kasus amoral itu datang bertubi-tubi. Kemarin misalnya terjadi di daerah A, sekarang di daerah B, besok daerah C, D dan begitu seterusnya.
Pada Rabu (21/5), masyarakat Suma­tera Barat dihebohkan berita tentang mantan Bupati Pasaman TM (73) yang diduga melakukan pencabulan terhadap Bunga/nama samaran (8) yang tak lain adalah anak kandungnya sendiri. Bunga adalah buah perkawinan TM dengan istri mudanya YH (44). Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan, Selasa (20/5). Berita ini dimuat oleh seluruh media massa lokal Sumatera Barat. Sejumlah media nasional pun melansirnya.
Kapupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat dibuat heboh oleh kasus dugaan pencabulan yang tak ubahnya seperti pagar makan tanaman tersebut. Sejumlah tokoh di kedua daerah sangat kaget dengan informasi tersebut. Karena bagi masyarakat Pasaman dan Pasaman Barat, TM selama ini adalah sosok bupati panutan. Mereka sangat heran mengapa purnawirawan tersebut bisa tersesat.
Pada hari ini, media yang sedang Anda baca juga memuat informasi kasus penca­bulan terbaru. Desni alias Adek (43), pria beristri 3 dan beranak 14, ditangkap polisi atas laporan kasus pencabulan terhadap dua pelajar di Kabupaten Limapuluh Kota. Modus yang dipraktikan  oleh Adek yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang buah alpukat ini dengan berpura-pura sebabagi tukang ojek dan menawarkan tumpangan kepada korbannya. Setelah korban berada di sepeda motornya, Adek membawa korbannya ke suatu lokasi dan men­cabulinya. Kasus ini terbongkar setelah keluarga korban melapor ke polisi. Tidak tertutup kemungkinan masih ada korban Adek yang lainnya.
Banyaknya sarana dan media komunikasi yang bisa digunakan untuk mengakses apa saja, termasuk tayangan-tayangan yang merusak moral ikut mengubah perilaku dan pola pikir serta mental spiritual masyarakat. Menipisnya rasa saling peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial menjadi ladang subur bagi kerusakan moral dan mental lintas generasi. Diperlukan langkah yang komprehensif untuk mencari solusi persoalan yang super rumit ini. h

Tidak ada komentar:

Posting Komentar