Featured Video

Sabtu, 07 Juni 2014

Bertani Organik, Lahan 300 Meter Hasilkan Rp 400 Ribu Tiap Minggu




Sumirahayu (61), petani sayuran organik di Desa Balangan, Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, berpenghasilan Rp400 ribu per minggu dari lahan seluas 300 meter persegi.


Sebelum menanam sayuran organik, semula Sumirahayu menggunakan pupuk kimia. Dengan mengubah pola bertani, penghasilan perempuan ini meroket. “Jika sayuran ditanam dengan cara organik, harganya bisa naik tiga kali lipat,” kata Sumirahayu.

Sumirahayu merupakan satu di antara 20 petani organik mitra TOM (Tani Organik Merapi). TOM mewadahi para petani organik di lereng Merapi. Markasnya di Desa Balangan, Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Seorang pendiri TOM, Untung Wijanarko (44), mengungkapkan, misi TOM meningkatkan kesejahteraan petani melalui pertanian organik. TOM membantu petani mulai dari membuat jadwal tanam, cara bercocok tanam secara organik, membuat pupuk organik, hingga pemasaran hasil pertaniannya.

Saat ini ada sekitar 30 komoditas sayuran yang dihasilkan TOM dan para petani mitra, antara lain, sawi, kangkung, selada, brokoli, buncis. “Semua sayuran tersebut didistribusikan di pasar modern seluruh Yogyakarta dan Jawa Tengah,” kata Untung

Saat ini para petani baru mampu memasok 75 persen dari kebutuhan. Mereka belum mampu memenuhi permintaan sejumlah rumah sakit dan restoran. “Banyak pihak menginginkan produk kami, tapi belum mampu dipenuhi,” ungkap sarjana Bahasa Inggris ini.

Usaha pertanian organik mempunyai prospek yang cukup menjanjikan. Ini terbukti dari omzet yang diperoleh TOM sekitar Rp100 juta tiap bulannya. Tiap petani mitra memiliki penghasilan variatif, mulai Rp400 ribu hingga Rp1,5 juta per minggu.

Selain di Cangkringan, TOM juga ada di daerah Kopeng, Kabupaten Magelang. TOM telah memiliki sertifikasi dari PAMOR (Penjaminan Mutu Organik) sebagai lembaga yang mengawasi standar produk organik. (*)t

Tidak ada komentar:

Posting Komentar