Featured Video

Sabtu, 15 November 2014

Ternyata Bukan Lidah yang Menentukan Rasa Makanan

MesserWolland
Lidah biasanya dibagi menjadi beberapa zona. Setiap zona bertanggung jawab terhadap rasa tertentu. Misalnya, ujung lidah bertugas mengecap rasa manis. Namun, riset terbaru mengungkap, setiap zona bisa menerima rangsangan rasa apapun. Rangsangan itu diterjemahkan ke otak, selanjutnya otaklah yang menentukan rasa.

Selama ini lidah selalu dianggap sebagai organ yang menentukan rasa makanan. Ternyata anggapan itu salah.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnalNature mengungkap bahwa bukan lidah yang menentukan rasa makanan, melainkan otak.

Hasil riset itu juga membantah anggapan bahwa lidah terbagi menjadi beberapa zona yang bertugas mengecap rasa tertentu.

Tak seperti yang selalu diajarkan dalam pelajaran biologi di sekolah menengah, ternyata bukan hanya ujung lidah yang bertugas mengecap rasa manis.

Yang benar, sekitar 8.000 ujung saraf pengecap pada lidah bisa menerima rangsangan rasa apa pun.

Zat kimia yang memunculkan rasa manis, asin, dan sebagainya ditangkap oleh sel di bawah ujung saraf perasa lidah yang telah mengalami spesialisasi.

Setelahnya, rangsangan itu dikirim ke otak. Meskipun belum diketahui cara otak memproses, ilmuwan meyakini bahwa otaklah yang bertanggung jawab menentukan rasa.

Untuk mengungkap peran otak dan lidah dalam mengecap, Charles Zuker dari Columbia University bersama timnya melakukan eksperimen dengan tikus.

Tikus direkayasa secara genetik sehingga akan memancarkan cahaya ketika ujung saraf perasanya teraktivasi karena menerima sinyal.

Kemudian, tikus diberi makan dengan senyawa yang memicu rasa asam, pahit, manis, asin, dan umami. Ilmuwan lalu mengamati respons otak.

Zuker dan rekannya menemukan bahwa saraf perasa di lidah teraktivasi oleh rasa apa pun. Selain itu, ilmuwan menemukan hubungan erat antara sel lidah dan otak.

"Sel-sel punya kecocokan dengan setiap rasa tertentu, jadi ada kecocokan antara sel-sel pada lidah dengan kualitas rasa yang direpresentasikan di otak," kata Zuker kepada BBC, Sabtu (8/11/2014).

Zuker percaya, penemuannya akan membantu mengatasi masalah kebanyakan orang tua yang sudah tak menikmati aktivitas makan.

Dia percaya, turunnya minat untuk makan berkaitan dengan sel-sel di lidah yang sudah tidak berfungsi dengan baik.

Dengan memahami bagaimana manusia mengecap rasa, ilmuwan bisa mengupayakan cara agar sel-sel lidah bisa ditingkatkan potensinya.k

Tidak ada komentar:

Posting Komentar