Featured Video

Kamis, 09 November 2017

Payokurir, Ojek Online Lokal yang "Bermain" di Payakumbuh

Pemilik PayoKurir, Bambang Wahyudi sedang menjelaskan data pesanan pelanggan pada driver armadanya.

Banyak cara untuk mendapatkan penghasilan. Ketika keadaan ekonomi relatif sulit, kreativitas anak muda Payakumbuh dalam mencari penghasilan patut diacungi jempol. Usaha ojek online merupakan salah satu bentuk kreativitas tersebut.

Perusahaan ojek online yang punya brand besar seperti Go-Jek dan Grab, memang belum datang ke Payakumbuh. Namun, kesempatan disektor kreatif ini sudah diambil oleh beberapa pelaku usaha lokal. Usaha ojek online yang didirikan anak muda Payakumbuh sudah mulai beroperasi menerima pesanan dari warga.
Berbeda dengan ojek online di kota-kota besar yang dipesan melalui aplikasi tersendiri, ojek online di Payakumbuh bisa dipesan melalui Facebook, Instagram, maupun pesan WhatsApp. Pantauan Haluan baik di Facebook maupun Instagram, ada beberapa ojek online yang beroperasi seperti Payokurir, Okey-Jek, Ko & Ko, dan seterusnya.
Noni (32) seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Koto Nan Ampek merasa sangat terbantu dengan keberadaan jasa ojek online. Ia bisa memesan makanan kesukaannya tanpa harus keluar rumah. Begitu juga halnya Randi (20), Mahasiswa Universitas Andalas. Untuk mengurus pajak motornya saja, ia bisa mewakilkannya dengan memakai jasa ojek online.
Selain sebagai ojek konvensional yang laiknya membawa penumpang, ojek online ternyata juga bisa mengantarkan makanan, membantu untuk belanja di pasar, mengantarkan undangan pernikahan, dan berbagai macam urusan lainnya.

Tak hanya bagi pemilik dan kurirnya, ojek onlinesekaligus menjadi pintu rezeki bagi mitranya yang berjualan dari rumah. Ojek online banyak bekerja sama dengan mitranya yang tidak punya toko, namun mempunyai kreatifitas dalam memasak.
"Foto masakannya kami posting di Instagram Payokurir, nanti follower kami akan memesannya. Bisa kami bantu belikan dan diantarkan ke rumahnya," ujar Bambang Wahyudi yang mendirikan Payokurir sejak Agustus 2016 lalu.
"Sehari-hari yang membuat sibuk kurir kami memang pelanggan yang membeli makanan. Banyak juga keluarga yang menitipkan belanjanya kepada kami. Banyak yang memesan lewat Instagram daripada Facebook," tambahnya.
Bambang menceritakan niatnya untuk mendirikan ojek online tidak semata-mata untuk mencari keuntungan. Niatnya untuk bersilaturrahim dan menebar manfaat.
"Mitra kami yang berjualan dari rumah, merasa sangat tertolong,” ujarnya.
Tarif yang ditetapkan relatif lebih murah. Paling rendah lima ribu rupiah dan paling tinggi lima belas ribu untuk dalam Kota Payakumbuh. "Bagi pelanggan yang memesan makanan, memang kami tanggulangi terlebih dahulu. Kurir kami sudah dibekali uang standby," ujar Bambang.
Bambang menyampaikan kondisi usahanya saat ini cukup bagus. Kurirnya ada delapan orang. Setiap kurir digaji dengan sistem bagi hasil. Total ongkos kirim yang didapatkan kurir dalam sehari dibagi sesuai kesepakatan.
"Kami buka dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB. Dalam sehari kurir kami rata-rata bisa mendapatkan ongkir Rp100 ribu. Dalam sebulan mereka bisa berpenghasilan Rp2 juta sampai Rp2,5 juta sebulan. Lumayankan?" ujarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar