Featured Video

Senin, 19 Februari 2018

Sejumlah Pihak Tolak Wacana Penggantian Nama Gunung Kerinci


Terkait berhembusnya wacana penggantian nama Puncak Gunung Kerinci (PGK) menjadi puncak Joko Widodo (Jokowi) menuai beragam komentar penolakan dari para netizen. Terutama, disalah satu grup media sosial Solok Selatan Facebook. Penolakan atas pergantian nama Puncak Kerinci itu juga mendapat respon oleh wakil rakyat.

Wakil Ketua DPRD Solsel, Ali Sabri Abbas pada Haluan, Jumat (16/2) mengatakan, ide atau wacana tersebut sah-sah saja. Tapi apakah tidak ada nama besar lain yang akan disematkan di puncak Kerinci itu. "Jelang pemilu ini ide banyak saja. Kalau bagi saya kenapa tidak puncak Zulkifli Hasan atau puncak Amien Rais. Semua mau kasih nama kalau dekat pemilu," ungkap Ketua DPD PAN Solsel itu.
Senada, Wakil Ketua DPRD Solsel, Armen Syahjohan menyebutkan, wacana penggantian nama puncak Gunung Kerinci tersebut tidak tepat. "Kita harus mengetahui dulu apa dan kenapa alasannya puncak Kerinci jadi Puncak Jokowi. Nanti kita masyarakat Solsel dikira tinggi Ilmu Penjilatnya (IP-nya). Sebab Gunung Kerinci itu milik dua provinsi dan dua kabupaten. Minimal, tentu harus duduk bersama dulu," kata Armen yang juga Wakil Ketua DPC Gerindra Solsel ini lagi.
Armen berharap wacana tersebut tidak ada muatan politisnya. "Kita berandai-andai tetap dinamakan Puncak Jokowi dan jika di Pilpres Jokowi kalah, nah otomatis popularitas Puncak Jokowi tersebut jadi pudar. Tapi, tak bisa dipungkiri sebentar lagi kan Pilpres," tambahnya.

Terpisah, anggota DPRD Sumbar asal Solsel, Zigo Rolanda mengatakan, puhaknya tidak setuju dengan wacana tersebut. "Untuk apa. Tujuannya apa?. Apakah supaya dianggarkan juga seperti Nagari Saribu Rumah Gadang (SRG). Tidak sesederhana itu, tanggung jawab saja sama kerjaan masing-masing. Ngapain ganti-ganti nama kayak tidak ada kerjaan lain saja. Saya pikir pak Jokowi juga gak mau," ucap Zigo yang juga politisi Golkar itu.
Menurut Zigo, yang harus dipikirkan itu bagaimana supaya fasilitas sarana dan prasarana lainnya itu bagus sehingga membuat wisatawan senang dan nyaman berpergian mendaki gunung Kerinci lewat Solsel. "Kondisi sekarang adalah pemkab setempat tidak ada mengĂ nggarkan untuk fasilitas tersebut. Tahun lalu yang membuat camping ground itu anggaran dari TNKS dan gerbang dan posko itu dari dana pokok-pokok pikiran saya. Terus, jalan ke dalam baru menggunakan dana taktis Pemkab Solsel karena sewaktu kementrian terkait mengeluarkan izin di pertanyakan akses tersebut," lanjutnya.
Zigo melanjutkan, semestinya harus ada mata anggaran khusus atau tersendiri untuk pembangunan fasilitas tersebut. Selain itu, ada gua batu kapal, air terjun kembar, bukit cermin di Ranah Pantai Cermin. "Allhamdulillah, SRG sudah ditanda tangani oleh bapak Jokowi untuk pencanangan revitalisasinya. Saya sangat mengapresiasi Bupati Solsel serta keluarga besar Pemkab Solsel dan para penggiat wisata. Dan masih banyak wisata lainnya di Solsel. Apalah daya dana pokok-pokok pikiran anggota DPRD terbatas dan ada pula kriteria dan aturannya," ungkapnya.

Kemudian, imbuh Zigo, jangan karena ini tahun politik dan diresmikan oleh pak presiden ketika Hari Pers Nasional (HPN) lalu, pada 'show off' ke sana. "Anggarkan dong, jangan hanya 'show off. Saya sangat memberikan apresiasi kepada teman-teman penggiat wisata gunung Kerinci dan wisata Solsel yang tidak bosan-bosan untuk mempromosikan wisata ini. Insya Allah, dalam waktu dekat ini, satu atau dua bulan ini, saya akan melakukan pelatihan pengololaan wisata dengan penggiat wisata yang ada di Solsel. Jumlahnya sekitar 200 - 400 orang paling banyak, karena selain mempersiapkan fasum, kita juga harus mempersiapkan layanan atau servis terhadap wisatawan. Itu bagian terpenting di dunia pariwisata, Ayo ke Solsel," harapnya.
Sementara, Bupati Solsel, H.Muzni Zakaria dalam arahannya terkait isu yang tengah berkembang menyampaikan nama yang akan dipasang itu bukan mengganti nama populer yang telah ada selama ini. Hanya, menunjukkan bahwa Jokowi pernah naik kesana. "Namanya tetap puncak Gunung Kerinci, lalu nama pak Jokowi di ketinggian puncak tersebut hanya berupa keterangan bahwa beliau pernah berada di puncak itu. Saya memaklumi bahwa ini tahun politik dan ada yang tidak setuju dengan pak Jokowi, itu sah-sah saja. Hak politik orang tidak boleh dihambat," kata bupati.
Muzni mengatakan, apresiasi terhadap presiden Jokowi sebagai pribadi yang sudah membantu promosi pendakian Gunung Kerinci. "Beliau (Jokowi, red) naik Kerinci pada 1983 dari Kabupaten Kerinci. Kita senang beliau bercerita di depan ribuan tamu dalam dan luar negeri bahwa untuk kesana, beliau melewati Solsel. Pemkab Solsel berjuang keras untuk menarik perhatian Presiden agar beliau mau ke Solsel, kabupaten tertinggal yang butuh dukungan banyak pihak untuk bisa maju," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar