Featured Video

Jumat, 24 Juni 2011

PILOT MALAYSIA TEWAS


MINANG AERO SPORT SHOW BERUJUNG MAUT
Kolonel (Purn) Tentara Udara Diraja Malaysia Zakaria Bin Salleh tewas dalam kecelakaan pesawat udara saat melakukan akrobatik dan manuver udara dalam gelaran Minang Aero Sport Show dan Sumbar Expo 2011. Belum diketahui penyebabnya.

PADANG, HALUAN — Demo udara pada Minang Aero Sport Show dan Sumbar Expo 2011 berujung kematian, setelah salah satu pesa­wat jenis Christen Eagle N21H yang di­ kemudikan Kolonel (Purn) Tentara Udara Diraja Malaysia Zakaria Bin Salleh (57) terjatuh di Jalan Galaksi Komplek Perumdam Tunggul Hitam Padang Kamis (23/6) sekitar pukul 17.20 WIB tak jauh dari Pangkalan Udara TNI AU Tabing Padang.
Letkol Zakaria yang merupakan pensiunan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) ini dinyatakan meninggal oleh dokter usai dirujuk ke Rumah Sakit M Djamil Padang sekitar pukul 17.42 WIB.
Selain pensiunan TUDM, Letkol (Purn) Zakaria termasuk seorang pilot senior di Negeri Malaysia. Dia juga sering berinteraksi dengan pilot-pilot TNI AU. Juga sebagai kapten di klubnya yang dinamakan Royal Selangor Flying Club (Kelab Penar­bangan Di Raja Selangor) Malaysia.
Menurut salah seorang saksi mata, Firmansyah, ia melihat peristiwa bersama ratusan pasang mata lain­nya. Saat itu ada dua pesawat yang melakukan manuver dan atraksi akrobat di udara Pang­kalan Udara TNI AU Tabing. Kedua pesawat saat itu baru terbang sekitar 15 menit. Kedua pilot melakukan twin flight dengan gerakan menukik vertikal. Selain manuver, pesawat yang dipiloti Zakaria Bin Salleh mengeluarkan asap tebal sebagai bentuk salah satu atraksi “melukis” langit. Sementara pesawat yang dipiloti Letkol Amran yang juga berasal dari Malaysia membawa pesawat jenis Eagle 150 B “mele­paskan” diri dan terus melakukan manuver dan aksi udara.
“Manuver dan akrobatik pertama berjalan lancar dan sukses. Tapi saat manuver kedua tampak ada masalah. Salah satu pesawat menukik berputar-putar dengan kencang ke tanah. Asap tetap keluar dari pesawat itu. Dan menukik ke tanah. Saat itu pula, warga yang menyaksikan terpekik,” kata Firmansyah.
Tak berapa lama, pengunjung Minang Aero Sport Show dan Sumbar Expo yang semula menikmati aksi  manuver  pesawat di udara, seketika buncah. Warga berlarian menuju lokasi jatuhnya pesawat bermesin tunggal itu. Namun seketika itu pula, pasukan dari TNI AU “membersihkan” lokasi jatuhnya pesawat dari kerumunan warga, termasuk wartawan.
Sementara itu, Revina Indra, (20), warga Dadok Tunggul Hitam, mengatakan, pesawat tersebut jatuh di samping rumahnya. Dia mengaku sempat menyaksikan aksi udara itu. “Beberapa saat saya ke dalam untuk menyetrika. Tiba-tiba bunyi yang begitu keras datang dari luar,” jelasnya.
Menurut Revina, beberapa warga sempat melihat korban dalam pesawat, namun tidak berani untuk menolong karena takut pesawat meledak.
Pesawat nahas itu pun tampak ambruk seperti barang rongsokan tergeletak di parit Komplek Perum­dam Tunggul Hitam Padang. Di dekat pesawat yang tergetak, tampak sebatang pohon rambutan yang patah. Sebelum mencium tanah, pesawat buatan Inggris itu, menghujam pohon rambutan.
Tampak di lokasi jatuhnya pesawat Walikota Padang Fauzi Bahar dan Kapolresta Kombes Pol Seno Putro, pejabat militer lainnya.
Belum Diketahui
Diungkapkan Komandan Lanud (Danlanud) Padang Letkol Pnb Awang Kurniawan saat jumpa pers yang digelar di Pangkalan TNI AU Padang, Kamis malam, pesawat terjatuh setelah melakukan beberapa manuver akrobatik di udara.
“Saat manuver kedua, posisi pesawat terlihat tidak seperti biasa dan seperti tidak terkontrol, kemu­dian terjatuh dari ketinggian 2.000 kaki,” kata Awang.
Sementara penyebab kejadian masih belum diketahui. Pihak TNI AU masih mencari bagaimana pesawat buatan Inggris empat tahun lalu ini bisa terjatuh.
Awang menambahkan, untuk pengembalian jenazah, pihak Lanud sudah berkoordinasi dengan Komjen Malaysia di Medan. “Kami masih belum mendapat jawaban dari pihak Malaysia untuk teknis pengembalian jenazah. Namun TNI AU akan siap bertanggung jawab atas kejadian ini, terutama perihal pengembalian jenazah. Untuk pihak keluarga, saya sudah berbicara dengan mereka, dan mereka menerima dengan tabah,” tutur Awang.
Sesuai Prosedur
Harga pesawat jenis Christen Eagel N21H ini ditaksir mencapai 200 ribu US Dollar. Sebelum seluruh penerbang melakukan aksinya di udara, pihak TNI AU sudah mela­kukan pemeriksaan teknis terhadap pesawat, seperti surat-surat, serta lisensi seusai para penerbang sampai ke Lanud Padang dari Malaysia. Untuk kesehatan diturunkan dari Dinas Kesahatan Kota Padang, dengan menyediakan dua unit ambulan yang berisikan satu orang dokter, perawat, serta peralatan emergency pada tiap unit.
Tim penyelamat didatangkan dari Search and Rescue (SAR) Sumbar, serta tim pemadam kebakaran Kota Padang. Akibat kejadian tersebut, dipastikan pertunjukkan udara pada Minang Aero Sport Show akan dihentikan. Namun untuk pertun­jukkan pameran pesawat tetap dilanjutkan secara terbatas.
Sesaat korban tiba di RS M Djamil Padang para medis langsung membawanya ke ruang resusitasi untuk mendapatkan pertolongan. Sebelumnya korban dibawa mobil Badan SAR Nasional (Basarnas).
Namun berselang beberapa menit ditangani tim dokter, akhirnya korban tewas. Diduga, korban mengalami luka dan patah tulang yang sangat parah. Terlihat tubuh korban menga­lami luka pada perut, tangan patah, dan kepala luka robek.
Tampak beberapa petugas TNI AU berjaga-jaga tidak mengizinkan untuk mengambil gambar. Di rumah sakit ini, tidak ada satu pun petugas yang mau berkomentar bagaimana kondisi korban.
Salah satu wartawan elektronik mengambil gambar kondisi korban di ruangan resusitasi, salah satu anggota TNI AU memaksa agar wartawan tersebut menghapus film yang diambilnya.
Kemudian sekitar pukul 19.10 WIB jasad korban dari ruang resu­sitasi itu dibawa ke ruang jenazah dan dikawal oleh beberapa anggota TNI. Setelah itu terlihat keluarga korban tidak kuat melihat kondisi korban.  Air mata pun bercucuran dan istri korban terpaksa di pangku untuk berjalan ke ruang jenazah. Tampak istri Zakaria menahan isak.
Menurut keterangan panitia MASS dan Sumbar Expo 2011, tim dari Malaysia ini, baru sampai di Padang Kamis pagi kemarin. Menje­lang kecelakaan yang menewaskan Zakaria Bin Salleh, pengunjung MASS sudah menyaksikan jejeran sekitar 20-an pesawat untuk atraksi udara itu, parkir di Bandara Lanud Tabing.  Rencananya, Jumat hari ini, atraksi lebih kolosal akan ditampilkan para penerbang. Tapi, karena kece­lakaan ini, akrobatik udara, terpaksa dibatalkan.
Minang Aero Sport Show dan Sumbar Expo 2011 yang berlangsung 22-26 Juni 2011 adalah ajang bagi pecinta dunia kedirgantaraan di Indonesia dan ruang promosi produk unggulan Sumatera Barat. Iven ini diikuti sekitar 150 peserta olahraga kedirgantaraan dari seluruh Nusan­tara dibuka Gubernur Su­matera Barat Irwan Prayitno pada Rabu (22/6) ini, juga dihadiri negara tetangga Malaysia, Singapura, Thailand dan Australia. (h/naz/adk/nas/mat/aci/cw22/cw24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar