Featured Video

Jumat, 25 Mei 2012

“AMBIAKKAN BAJU UDA, UDA NIO PAI SABANTA”




Kalimat itu masih tergiang-ngiang di rumah itu. Lebih dari sebulan ucapan terlontar dari mulut Doni Martadinata (31), kepada sang istri tercinta, Nola Oktavia (31). Kalimat tersebut masih manis dan hangat dalam ingatannya. Itulah ucapan terakhir sang suami menjelang ajalnya berakhir tragis di tangan RM (20) kepadanya.

Tampak raut muka Nola yang kosong. Ia sedih. Menitikkan air mata ia saat mengenang saat indah dan duka bersama suaminya. Suami tercinta pergi untuk sela­manya. Awalnya berniat menolong RM, tapi dibalas dengan tuba. RM merenggut nyawanya. Kini anaknya, Radifo Andola (6), tumbuh tanpa seorang bapak.
Doni meregang nyawa setelah dijemput RM ke rumahnya pada 17 April 2012 tengah malam. Kalimat “ambiakan baju uda di kamar ciek, uda nio pai sabanta, Nola” terucap saat Doni pamit kepada Nola.
Doni dijemput RM bermaksud untuk mengembalikan mobil yang telah ia rental selama lima hari. Namun, ternyata mobil sudah peot. RM meminta tolong kepada Doni untuk menemaninya pergi mem­perbaiki mobil bersama ke bengkel pada malam itu juga.
“Sekitar pukul empat jelang subuh, suami pergi bersama RM tanpa membawa handphone dan dompet,” kata Nola tertunduk. Suaranya berat. Sedih.
Darah Nola berdesir. Suaminya belum pulang-pulang. Sudah dua hari suami tercintanya pergi tanpa bisa dihubungi. Ia menyadari, suaminya pergi tak membawa uang karena dompetnya tertinggal di rumah.
Perasaan cemas dan was-was mulai menghampiri pikiran ibu satu anak ini. Ia mencoba meng­hubungi ponsel dan menghampiri rumah RM, namun, ternyata RM juga tidak pulang-pulang semenjak ia menjemput Doni.
“Saya coba untuk menelepon, tapi tidak diangkat dan kadang-kadang HP nya mati. SMS yang saya kirim selalu masuk, namun tidak pernah dibalas oleh RM,” kata Nola kepada Haluan, Kamis (24/5).
Nola pun ketakutan. Lalu Nola mengabari seluruh keluarganya untuk mencari Doni. Hasilnya di luar perkiraannya. Suaminya ditemukan dalam kondisi yang menggenaskan tak bernyawa di Payung Sikaki, Kabupaten Solok.
Suasana duka buncah di Koto Baru Palangki, Kecamatan IV Koto Kabupaten Sijunjung, di rumah mereka. Teriakan dan tangisan serta lantunan ayat suci Alquran menggema di rumah sederhana anak dari Amrizal ini. Keluarga korban langsung berpencar mencari RM dan melaporkannya ke polisi.
Hari-hari penuh duka telah dilewati sebulan lebih dengan penuh usaha. Sang pelaku pembunuhan tetap berkeliaran bebas di luar sana. Sedikit demi sedikit keberadaan barang bukti ditemukan oleh keluarga seperti mobil yang dibawa kabur RM.
“Mobil itu ditemukan oleh adik korban terparkir di Puskesmas Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padang tanggal 29 April 2012 lalu. Spontan kami langsung memberi tahu pihak kepolisian untuk me­laku­kan mengenai keberadaan mobil di puskesmas Siteba itu,” katanya.
Amrizal (58), orang tua Doni mengatakan sampai saat ini segala usaha pencarian RM telah dila­kukan pihak keluarga, walaupun sudah mulai menemui jalan buntu.
“Kita telah berusaha dan men­coba memberikan informasi seba­nyak-banyaknya kepada pihak kepolisian dan tapi tampaknya sudah mulai menemukan jalan buntu. Sang pelaku masih tetap berkeliaran bebas,” kata Amrizal.
Ia mengharapkan pihak kepo­lisian dan keluarga pelaku bisa lebih kooperatif dalam mengungkap kasus ini agar segala pihak yang merasa dirugikan dapat merasa lega. (Laporan: Hajrafiv Satya Nugraha)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar