Featured Video

Jumat, 20 Desember 2013

SAYA INGIN SEGERA KEMBALI KE RANAH MINANG








PENGALAMAN ENAM MINGGU
Nama saya Zac.  Saya ma­hasiswa Australia yang bela­jar di Universitas Deakin, dekat Melbourne, Aus­tralia. Saya dan 23 mahasiswa yang lain dari Universitas Deakin datang ke Padang untuk belajar bahasa Indonesia dan budaya Indonesia selama enam minggu. Alasan saya mengikuti program ini karena memang cocok dengan bidang studi saya di Universitas Deakin.

Di Australia, saya belajar politik internasional dan bahasa Indonesia, dan program intensif. Ini cara yang bagus untuk mengetahui banyak hal tentang Indonesia. Kami belajar bahasa Indonesia di Universitas Negeri Padang (UNP) dari hari Senin sampai hari Jumat, tiga jam dalam satu hari. Kegiatan budaya setiap hari Selasa dan hari Kamis sore. Kegiatan sore ini termasuk belajar permainan tradisional, membuat janur, menari, me­nyanyi dan musik, membatik, mengunjungi SMAN 1 Padang dan Museum Adityawarman.

Berikutnya juga melihat beruk memetik kelapa dan mengunjungi industri Keripik Christine Hakim dan tentu saja juga berkunjung ke redaksi Haluan. Selain itu, setiap hari Sabtu kami berkeliling Sumatera Barat. Seperti ke Batusangkar, Pagaruyung dan Bukittinggi.
Hari Sabtu pertama kami pergi ke Batusangkar untuk mengunjungi kampong dosen kami, Ismet Fanany, yang mengatur program ini. Di Batusangkar kami bertemu dengan keluarga Ismet dan makan siang di rumah mereka. Makanan Indonesia jauh berbeda dari makanan Australia. Di Australia tidak ada banyak nasi dan mi.  Tetapi banyak sayur seperti kentang, kacang dan wortel, dan banyak daging termasuk sapi dan domba.
Makanan Indonesia berbeda, tapi masih sangat enak. Rendang dan miso merupakan makanan kesukaan saya. Makan siang dengan keluarga Ismet menarik sekali. Karena kami banyak belajar dari mereka tentang Indonesia dan orang Minang­kabau. Sesudah makan siang selasai, kami pergi ke Pagaru­yung dan melihat istana tradisio­nal di sana. Istananya juga sangat menarik, dan kami belajar tentang Pagaruyung dan Raja Minangkabau dari Ismet.
Hari Sabtu berikutnya kami pergike kebun teh di Kayu Aro, Kabupaten Solok untuk melihat pemetik teh dan pabrik teh. Kebun tehnya menarik. Kami boleh mencoba memetik teh menggu­nakkan metode tradisional. Saya se­nang sekali memetik teh sebe­lum masuk ke dalam pabrik me­lihat teh diproses oleh mesin dan pegawai kebun teh. Waktu makan siang di kebun teh, kami semua mencoba teh yang enak sekali. Di kebun teh kami semua juga mendapat kesempatan berbicara dengan pegawai kebun teh.
Hari Sabtu ketiga kami pergi ke Bukittinggi mengunjungi industri songket rumah. Di sana kami diajarkan oleh pemilik bisnis tentang membuat batik dengan menggunakan mesin tenun tradisional. Kami juga membeli berbagai pakaian dan sepatu yang dibuat oleh keluarga yang memiliki bisnisnya. Saya membeli sepatu baru yang enak sekali dan juga murah. Industri rumah sangat menarik. Sesudah makan siang di restoran, kami pergi ke industri rumah tangga yang lain untuk melihat aspek berbeda dari industri tradisional ini.Di kedua industri rumah ada baju baru dan oleh-oleh lain yang dibeli teman saya.
Kegiatan hari Sabtu yang paling saya sukai, kami berjalan kaki dari dekat jembatan Siti Nurbaya di Gunung Padang ke pelabuhan Teluk Bayur. Perja­lanan ini sangat sulit tetapi juga menyenangkan dan menarik. Panduan diberikan oleh beberapa mahasiswa dan staf Universitas Negeri Padang yang menjadi penunjuk jalan. Dan mereka mengajar kami lebih lanjut tentang daerah lokal dan orang lokal.
Setelah perjalanan kaki selesai, kami naik bis dari pelubahan Teluk Bayur ke Pantai Carlos di Bungus untuk makan siang dan berenang. Pantai Carlos berbeda dari pantai di Australia. Air di Pantai Carlos lebih hangat dari pantai Australia tetapi masih sangat menyenangkan. Di Pantai Carlos kami boleh berenang, jalan-jalan dan juga melihat nelayan menarik pukat.
Kegiatan akhir minggu ter­akhir, kami mengunjungi dan berbelanja di Pasar Raya Bu­kitt­in­ggi hari Sabtu yang lalu. Satu aspek menarik hari itu adalah banyaknya lalu lintas di perjalanan karena ada longsor di bagian jalan di Lembah Anai. Mengunjungi Pasar Raya sangat menarik karena tidak ada banyak pasar seperti itu di Australia. Dan di banyak pasar Australia, tidak boleh tawar-menawar. Saya menikmati berbelanja dan tawar-menawar dengan penjual di toko. Kami semua membeli banyak barang, seperti baju batik, celana dan perhiasan.
Selama berada di Kota Pa­dang, kami belajar di Universitas Negeri Padang, bertemu orang-orang lokal dan mengunjungi beberapa daerah di Sumatera Barat. Semuanya menjadi penga­laman yang khusus sekali. Saya berharap dapat segera kembali ke Kota Padang. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Sumatera Barat, Univer­sitas Negeri Padang dan semua orang yang telah membantu kami selama di Kota Padang. **

ZACTAPSCOTT
(Mahasiswa Deakin University, Melbourne)
s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar