Featured Video

Sabtu, 22 Februari 2014

Penjelasan Jokowi Soal Penyadapan di Rumahnya

Jokowi dan Megawati.


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mulai kesal dengan tudingan beberapa orang soal penyadapan di rumah dinasnya. Penyadapan terhadap Jokowi pertama kali diungkap oleh Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Kamis 20 Februari 2014.


Usai Tjahjo melontarkan soal penyadapan itu ke publik, beberapa politisi partai lain mengatakan hal tersebut sekedar manuver dan akal-akalan PDIP untuk mencari simpati publik menjelang Pemilu 2014 dan menaikkan kembali pamor Jokowi yang ditengarai mulai merosot.

Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul misalnya, menduga alat sadap itu bisa saja dipasang sendiri oleh PDIP di rumah Jokowi. “Sudahlah, paling-paling itu hanya bikinan PDIP, akal-akalan PDIP,” kata anggota Komisi III Bidang Hukum DPR itu.

PDIP dan Jokowi pun tegas membantah tuduhan tersebut. Jokowi menyatakan, ia melihat sendiri tiga alat sadap yang ditemukan di rumahnya pada Desember 2013. Alat-alat sadap itu tersebar di ruang makan, ruang tamu, dan ruang tamu pribadi.

“Loh, bagaimana saya tidak lihat alat itu? Itu ada di rumah saya sendiri. Gimana sih?” kata Jokowi, Jumat 21 Februari 2014.

Menurut kader PDIP yang digadang-gadang menjadi calon presiden 2014 itu, bahkan bukan hanya rumah dinasnya di Taman Suropati Menteng yang disadap, tapi juga kantornya di Balai Kota Jakarta. “Di Balai Kota Jakarta juga disadap kok. Saya ngomong apa adanya,” ujar Jokowi.

Namun Jokowi mengaku tidak khawatir dengan penyadapan itu meski ruang kerjanya di Balai Kota Jakarta kerap didatangi tamu penting. “Tamunya paling ada kontraktor, suplier, warga. Saya terima semua. Di rumah juga saya terima, tidak ada apa-apa. Siapapun ketemu saya, gampang. Mau bicara apa, gampang. Tapi kalau masalah tender, ikut saja,” kata dia.

Jokowi pun sudah mengantisipasi penyadapan di kantornya itu dengan menjalin kerjasama dengan Lembaga Sandi Negara untuk mengamankan dokumen-dokumen, terutama surat elektronik, agar tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Mantan Wali Kota Solo itu tidak melaporkan penyadapan terhadapnya ke polisi karena merasa tidak pernah melakukan pembicaraan serius di rumah dinasnya. “Saya enteng saja karena memang (pembicaraan di rumah) tidak ada isinya. Terus terang, saya tidak pernah ngomong apa-apa (yang penting). Tidak usah dibesar-besarkan,” kata Jokowi.

Ia juga tak merasa terganggu dan tak khawatir privasinya akan diketahui banyak orang. “Saya tidak berpikir macam-macam. Paling orang yang nyadap saya sekarang sedang kecewa karena saya omongannya begitu-begitu saja,” ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan tak pernah menebak-nebak siapa yang menyadap dia. Ia pun tak melakukan apapun supaya pelaku penyadapan ditangkap. “Saya selalu positive thinking, tidak mencurigai,” kata dia.

Meski demikian, Jokowi merasa aneh jika pejabat setingkat gubernur seperti dia disadap. “Kalau saya yang disadap ya tidak wajar. Untuk apa sadap saya? Wajar kalau yang disadap itu orang-orang penting. Saya itu apa? Masak mau sadap omongan dengan istri. Paling omongannya juga nasi goreng, sate kambing. Terus besoknya lagi sayur lodeh, sea food,” ujar dia.

Bila ternyata ia disadap KPK, Jokowi tak keberatan. “Kalau saya disadap KPK, tidak apa-apa karena itu memang tugasnya. Kalau mereka mencurigai seseorang dan diindikasikan (korupsi), kan mesti akan diikuti terus,” kata Jokowi. 

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar