Featured Video

Selasa, 13 Mei 2014

SEKS BEBAS DI SUMBAR MARAK

Maraknya perilaku seks bebas di Sumbar telah menyebabkan kasus HIV/AIDS di daerah ini meningkat. Dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, jumlah penderita tertinggi berada di Kota Padang diikuti Kota Bukittinggi.


Ka­sus human immunode­ficiency virus (HIV)/Acquired Immune De­fi­­cien­cy Syndrome (AIDS) di Sum­bar tahun 2013 lalu, me­ningkat tajam. Berdasarkan da­ta yang dirilis Dinas Kese­hatan Sumbar, data komulatif sampai tahun 2013 ini jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 1.875 kasus, dengan rincian HIV 923 kasus, dan AIDS 952 kasus.
Bila dibandingkan dengan tahun 2012 lalu, kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2012 lalu, kasus HIV/AIDS hanya mencapai 814 kasus, dengan rincian HIV 73 kasus, dan AIDS 741 kasus.
Tingginya kasus HIV/AIDS di Sumbar disebabkan oleh cairan kelamin atau yang lebih dikenal dengan seks bebas. Sedangkan penderita HIV/AIDS ini didominasi oleh kelompok umur rentang 20-29 tahun.
“Penyebab HIV/AIDS ada tiga macam, yakni penularan melalui darah, cairan kelamin, dan air susu ibu atau ASI. Namun, berdasarkan data yang kami himpun, tingginya angka HIV/AIDS di Sumbar disebab­kan oleh seks bebas,” ujar Ke­pala Dinas Kesehatan Sum­bar Rosnini Savitri, Senin (12/5).
Dikatakan, dari 19 kabu­paten/kota di Sumbar, jumlah penderita yang paling tinggi berada di Kota Padang. Urutan kedua ditempati Kota Bukit­ting­gi. Namun, saat ditanya­kan, tentang data per kabu­p­a­­ten/kota, pihaknya tidak bisa mem­berikan data, karena bagian yang menangani mala­salah tersebut, sedang berada di luar kota.
Sekretaris Komisi Penang­gulangan AIDS Nasional (KPAN), kata Rosnini, telah meminta peran Komisi Penang­gulangan AIDS selaku leading sector untuk mengkoor­dina­sikan langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan peningkatan penanggulangan HIV/AIDS.
Selain menyusun langkah-langkah strategis, KPAN memin­ta Komisi Penanggulangan AIDS membuat master plan untuk percepatan dan perluasan pengem­bangan ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Tujuan master plan tersebut, untuk mengetahui kemajuan dan upaya pencegahan dan penanggulangan AIDS di lapangan.
“KPAN menyampaikannya secara langsung pada saat melakukan pertemuan regional 2014 wilayah Sumbar di Bukit­tinggi beberapa hari yang lalu,” ungkapnya lagi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Elka Lusi mengakui, tingginya angka HIV/AIDS tersebut sudah sangat wajar, karena penduduk Kota Padang merupakan penduduk terpadat di wilayah Sumbar. Ia juga mengakui, data tersebut belum sepenuhnya valid, bahkan data tersebut bisa mengalami pe­namba­han yang cukup besar dari yang ada saat ini.
“Data itu data yang terdeteksi. Kami merasa masih banyak kasus-kasus lain di luar sana yang tidak terdeteksi,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Kerapatan Adat Nagari (LKAAM) Sumbar  M Sayuti Dt Rajo Penghulu mengatakan, tingginya seks bebas di Sumbar disebabkan oleh tergerusnya budaya takut berdosa malu bersalah. Selain itu, para generasi muda sudah sangat jauh dari ajaran agama dan adat.
“Gubernur harus segera melakukan program spektakuler. Gubernur harus segera mela­kukan koordinasi dengan semua pihak. Jika tidak, pergaulan bebas di Sumbar akan terus meningkat, dan akhirnya berbagai penyakit pun berdatangan, termasuk HIV/AIDS,” terangnya.H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar