Featured Video

Rabu, 03 Desember 2014

10 TNI DARI PADANG SELAMAT



Dan­rem 032/Wirabraja Brigjend Widagdo HS memastikan seluruh personel Batalyon 133 Yudha Sakti (Yon 133/YS) yang dikabarkan mendarat darurat  dengan helikopter pengangkut mereka di Distrik
Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bin­tang, selamat. Jenderal bintang satu ini menyebutkan, 10 personil TNI AD yang di BKO-kan sebagai Satgas Penga­manan Perbatasan Indonesia-Papua Nugini ini sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit di Jayapura.
“Alhamdulilah, seluruh personil kami selamat. Ini sebuah keajaiban dari yang Kuasa karena di daerah berbukit seperti Distrik Kiwirok itu terkenal dengan medan yang sangat sulit,”kata Widad­go kepada Haluan, Selasa (2/12).
Dengan adanya kepastian kondisi prajurit Yon 133/YS yang telah selamat dan men­dapat perawatan di rumah sakit di Jayapura, ia meminta seluruh keluarga yang ada di Padang tidak lagi khawatir akan kondisi suami atau anak mereka. TNI, kata Widagdo tetap memback-up personilnya yang ditempatkan di medan tugas, seperti yang dialami 10 personil Yon 133/YS ini.
“Begitu mendapat kabar helikopter tersebut hilang kontak, kami langsung menu­runkan bantuan untuk memas­tikan keberadaan dan meng­evakuasi mereka. Heli­kopter yang mereka tumpangi menga­lami gangguan cuaca yang cukup hebat. Hal ini sekaligus membantah sinya­lemen heli jatuh karena separatis di daerah tersebut,” kata Widagdo lagi.
Hanya saja, Widagdo tak menjelaskan secara rinci proses evakuasi personilnya tersebut. Sementara itu, dari Mako Yon 133/YS Padang, Kakorum Lettu Kurniawan ES yang ditemui Haluan sebelumnya, mengaku seluruh keluarga sudah diminta untuk berdoa agar tugas anggota keluarga mereka di Papua selalu mendapatkan lindungan Allah SWT. Menurut Kurniawan yang tahun ini sudah menjalankan tugas serupa di Papua, seluruh keluarga pada saat peristiwa itu terjadi, sudah mengetahui karena sumber informasi tak bisa dibendung.
Namun, sebagai penanggung jawab markas, katanya, ia mengajak keluarga yang ada di Padang untuk menanti info resmi dari kesatuan agar tak menjadi resah. Dari 10 personil Yon 133/YS itu, sebagian dari mereka menetap di asrama Air Tawar dan sebagian lagi di asrama Kompi Senapan di Siteba. Keluar­ga yang berada di Padang, kata Kurniawan lagi, dikoordinir untuk menggelar pengajian pada waktu-waktu tertentu setiap harinya, sesuai dengan aktifitas mereka.
Kurniawan yang anggota Yon 133/YS ini, April 2014 lalu baru saja kembali dari operasi serupa di Papua. Saat itu, ia di-BKO (Bawah Kendali Operasi)-kan ke Batalyon 126/KC Kisaran, Suma­te­ra Utara. Ia menceritakan bagaimana sulitnya medan di lokasi heli jenis super puma H-3125 itu mendarat darurat.
“Seingat saya, kawasan itu juga menjadi medan tugas saya saat bertugas di Papua beberapa waktu lalul,”katanya.
Sepuluh personil Yon 133/YS ini merupakan bagian dari 450 prajurit yang diberangkatkan dari Lanud Padang, Selasa (23/11) ke Papua.  Para serdadu Infantri tersebut tergabung dalam tugas operasi pengamanan perbatasan Papua menggantikan pasukan lain yang sebelumnya telah bertugas selama 9 bulan di Bumi Cendrawasih.
Seperti berita Haluan sebelum­nya, helikopter milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara membawa pasukan Yon 133/YS, Padang mendarat darurat di kawasan yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini tersebut. Tiga heli dikerahkan untuk mencari heli Super Puma tersebut, termasuk pencarian lewat darat. Namun hingga petang kemarin dilaporkan bahwa heli tersebut belum berhasil dievakuasi.
Heli dari PT Freeport Indo­nesia dan 2 heli lainnya disiapkan wilayah Oksibil, ibukota Pegu­nungan Bintang dan wilayah Batom untuk melakukan evakua­si. Komandan Pangkalan Angka­tan Udara Jayapura, Kolonel Penerbang I Made Susila Adnya­na mengatakan, tim evakuasi terdiri dari 10 anggota TNI AD, 4 anggota SAR dan lebih dari 5 anggota Paskhas dan bergerak sejak pagi. Pencarian lewat jalur darat akan dilakukan lewat Kampung Pending, Distrik Kiwirok yang berjarak sekitar 3 jam jalan kaki dari lokasi mendaratnya heli.
“Kami sedang berusaha mem­buat helipad untuk pendaratan heli evakuasi. Informasi yang saya terima, tim darat yang baru berjalan 1,5 kilometer dari Kiwirok terhalang jurang tinggi dan kemiringan 90 derajat,” papar Adnyana.
Badan heli belum terlihat dari ketinggian karena tertutup awan. Kabut menempel pada ketinggian 1.500 feet.
Heli tersebut berangkat dari bandara Sentani guna serah terima pasukan. Semula dilapor­kan heli itu hilang diduga mengalami oleng di ketinggian 4.500 kaki di atas permukaan laut kurang lebih 18 mil sebelum Kiwirok.
Heli mengangkut 10 personel, dengan pilot Mayor Penerbang Apu Tarigan, co-pilot Pilot Letnan Satu Penerbang Surya Mega serta juru mesin 1, Lettu Tek Regvo, dan juru mesin 2, Peltu Hadi Siswanto.
Nama-nama prajurit yang berada di dalam heli adalah: Prajurit Satu Joko M, Prada Adek Ananda, Prajurit Kepala Gunawan, Pratu Dino, Serda Arman, Prada Setia, Sertu Nanang, Praka Ulil Amri, Prada Andra dan Praka Roy C Damanik.
Heli terbang dari Bandara Sentani pukul 13.26 WIT dan diperkirakan tiba di Kiwirok pada pukul 14.33 WIT, Jumat (28/11) . Namun, hingga pukul 16.15 WIT, heli tak kunjung tiba di tujuan.
Sebelum terbang ke Kiwirok, heli pada pagi harinya masih mengantar pasukan Yonif 133 Yudha Sakti/Padang dengan rute Sentani-Iwur-Sentani dengan lancar. Di penerbangan kedua, heli baru kehilangan kontak dengan hanggar Heli Super Puma yang berada di Bandara Sentani.
Sempat ada komunikasi antara kru heli dengan hanggar Sentani menggunakan telepon genggam satelit, dan menginfokan jika pesawat mengalami oleng di ketinggian 4.500 feet di posisi menuju Kiwirok atau kurang lebih 18 mil sebelum Kiwirok.H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar