Featured Video

Selasa, 10 Februari 2015

'Mengapa Jokowi tak Populerkan Esemka?'

mobil esemka
mobil esemka

Wardani, orang yang ikut sedih ketika ada ribut soal rencana pengembangan mobil nasional (Mobnas) dengan menggandeng perusahaan mobil Malaysia, Proton.

Nama Wardani sempet moncer ketika menjabat Kepala SMKN Trucuk 2, Klaten, Jateng. Saat itu, ia memproduk mobil karya anak bangsa dengan menggandeng bengkel body repair dan cat, Kiat Motor. Sehingga mobil diberi merk Kiat Esemka.

Dua Unit mobil Kiat Esemka prototipr SUV warna hitam diambil Pemkot Solo, untuk kendaraan dinas Walikota Joko Widodo dan Wakil Walikota Hadi Rudyatmo. Sensasi Jokowi mempromosikan mobil Esemka, hingga mendongkrak namanya hingga moncer.

Ribuan orang seluruh penjuru Tanah Air indent Mobnas Kiat Esemka yang dibanderol tidak lebih dari Rp 100 juta. Puluhan menteri, ketua partai politik, berbondong-bondong ikut nimbrung ke bengkel Kiat Motor di Jalan Solo-Yogyakarta, Mlese, Klaten.

Nasib Mobnas Esemka tenggelam ditelan jaman. Jokowi yang menjadikan namanya meroket berkat mobil Esemka, ikut cawe-cawe mengembangkan mobnas. Dan, menyerahkan ke Solo Techno Park. Namun, buah karya tak kunjung muncul.

Nama Wardani laris manis saat Mobnas Esemka meroket. Fakultas Teknik Mesin UGM, ITS, ITB, dan perguruan tinggi lain, menawarkan pengembangan metalurgi, sistem transmisi, perapian, untuk kerjasama. Namun, juga tak terwujud. Apalagi membuahkan hasil berarti.

Kini, ketika muncul rencana kerjasama membangun Mobnas dengan menggandeng perusahaan mobil Malaysia, Proton, nama Mobnas Esemka terangkat lagi. Wardani termasuk yang menyayangkan,''kenapa pemerintah tidak mengangkat Mobnas Esemka lagi. Misalnya, Proton kerjasama dengan Esemka''.

Wardani mengakui, memang dalam pengembangan mobnas sisi manajemen, kooperatif, masih lemah. Termasuk dalam hal pendanaan sangat lemah sekali.
''Mestinya pemerintah menyediakan dana untuk mengembangkan pabrik karya anak bangsa. Kita banyak orang pinter dalam dunia otomotive,'' katanya. r

Tidak ada komentar:

Posting Komentar