Featured Video

Senin, 27 November 2017

Festival Saribu Rumah Gadang, Merawat Tradisi Minangkabau

Foto bersama Bupati Solsel Muzni Zakaria, panitia dan peserta Festival Seribu Rumah Gadang (SRG) 2017, Minggu (26/11). 

Festival Saribu Rumah Gadang (SRG) 2017 Solok Selatan (Solsel) sukses mengangkat potensi budaya Minangkabau 'saisuak' (heritage).

Selama tiga hari pelaksanaan di kawasan SRG dan Ruang Terbuka Muara Labuh, kegiatan festival mampu menghipnotis ribuan pengunjung seakan berada di masa lampau dalam keseharian masyarakat Minangkabau, (19-22 November 2017). Festival ini mengangkat tema 'Manjapuik nan tatingga, mangumpuan nan taserak, mangambang pusako lamo'.
Pembukaan menampilkan beragam tema pawai budaya Minangkabau, maanta bali, malatiah anak, tulak bala, maarak bungo lamang dan tradisi budaya lainnya. Pawai ini diikuti oleh sebelas nagari. Selain itu, antusias dari pelajar juga terlihat dalam penampilan benda-benda bersejarah yang berusia ratusan tahun.
"Benda-benda seperti Kampiu, kambuik dan benda lainnya mungkin terlihat baru oleh pelajar sehingga menarik buat mereka," jelas Pimpinan produksi Festival, Yosi Nofa.

Selain itu, pada festival ini juga ditampilkan berbagai seni budaya Minangkabau seperti Randai, Pupuik Sarunai, Silek, Badikia rebana.
"Para pengunjung juga tertarik melihat cara memasak kaum bundo-kanduang dengan kayu api ala masa lalu," lanjutnya.
Prosesi penutupan diselenggarakan di rumah gadang kaum Datuak Ratu, Selasa malam,(21/11) pukul 20.00 WIB. Sebelumnya pembukaanya juga berlangsung di rumah gadang yang sama.
Malam penutupan itu, Bupati H.Muzni Zakaria dan ketua TP-PKK Ny.Suriati Muzni Zakaria ikut menghadiri dengan pakaian adat diikuti oleh kepala OPD dan Forkopimda.
Kedatangan rombongan Bupati disambut pemuka adat se-Solsel di pintu gerbang masuk ke kawasan SRG. Selanjutnya iring-iringan rombongan menuju ke rumah gadang Datuak Ratu dengan berjalan kaki lebih kurang 100 meter di iringan dentuman musik dikia rebana.
Selesai makan bajamba dengan pemuka adat se-Solsel, Muzni Zakaria menutup Festival SRG. "Saya ingin melestarikan budaya Minangkabau terutama di Solsel dan menjadikan sebagai agenda tahunan. Kedepan festival ini kita laksanakan selama satu minggu, dan akan dirancang bersama-sama demi kesempurnaan festival tersebut.
Terimakasih kepada Koreografer Hartati dan Nofrins Napilus yang telah merancang kegiatan festival tersebut.Keduanya lah yang telah merancang kegiatan adat istiadat ini. Kedua-duanya merupakan putra-putri Solsel,"ucap Muzni.
Untuk diketahui, Perancang festival ini merupakan hasil konsep dari Hartati seorang seniman yang telah menghasilkan banyak karya dan dibantu Dinas Pariwisata Budaya Solsel.
Pada malam penutupan juga diberikan reward oleh Bupati pada pelajar yang menang dalam lomba penulisan tentang pengalaman di festival SRG.
Selain itu, festival juga dimeriahkan lomba foto selfi yang digagas Humas Sekdakab Solsel, melalui Kabag Humas Firdaus Firman sebagai upaya promosi. H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar