Featured Video

Jumat, 16 Maret 2018

Warga Pontianak Bakal 'Hidup' tanpa Bayangan 21 Maret


CNN Indonesia -- Warga sejumlah kota yang tinggal di kawasan garis ekuator akan merasakan fenomena unik pada 21 Maret mendatang, salah satunya adalah Pontianak. Masyarakat akan mengalami satu siang hari tanpa bayangan.


"Saat tengah hari, apabila seseorang berada di wilayah khatulistiwa, maka matahari akan berada hampir tepat di atas kepala. Hal ini mengakibatkan tidak adanya bayangan. Istilahnya yaitu hari nir bayangan atau hari tanpa bayangan," demikian keterangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam situs resminya.

LAPAN melanjutkan dengan menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi karena Bumi beredar mengitari matahari pada jarak 150 juta kilometer dengan periode sekitar 365 hari. Garis rotasi (ekliptika) Bumi yang berbentuk agak lonjong membuatnya bergerak kadang lebih cepat atau lebih lambat dari Matahari.


"Bidang ini miring sebesar 23,4 derajat terhadap bidang ekuator Bumi. Karenanya, matahari tampak berada di atas belahan Bumi utara selama sekitar setengah tahun dan berada di atas belahan Bumi selatan setengah tahun sisanya," demikian LAPAN.

Bagi masyarakat yang ingin mengamati fenomena ini, matahari akan tepat berada di atas ekuator pada pukul 23.15 WIB. 

Keesokan harinya, matahari akan mencapai titik puncak atau kulminasi pada pukul 11.50 WIB. Setelahnya, matahari akan mulai turun perlahan hingga terbenam di titik barat sekitar enam jam kemudian. 

Waktu Siang dan Malam

Berkat kejadian ini, siang dan malam akan memiliki waktu yang persis sama yaitu 12 jam. Biasanya, peristiwa dengan durasi sama tersebut dikenal di seluruh dunia dengan istilah vernal equinox. 

Perubahan posisi matahari ini juga membawa dampak perubahan musim di Bumi, misalnya di wilayah empat musim subtropis dan juga musim kering-basah di wilayah Indonesia.

"Di daerah ekuator, misalnya di kota Pontianak, matahari akan berada di atas kepala saat tengah hari vernal equinox sehingga sebuah tugu tegak akan tampak tanpa bayangan," terang LAPAN.

Fenomena yang sama akan terjadi lagi saat autumnal equinox pada 23 September 2018 ketika matahari kembali pada garis ekuator. Peristiwa ini memang dijelaskan selalu terjadi dua kali dalam setahun.

Selain Pontianak, masyarakat bisa mengamati fenomena ini di kota-kota yang berada di antara 23,4 Lintang Selatan dan 23,4 Lintang Utara. Namun, waktu pengamatannya akan berbeda-beda.

Di Denpasar misalnya, hari tanpa bayangan sudah terjadi pada 26 Februari akan terulang kembali pada  16 Oktober sekitar pukul 11.00 WIB. 

Sementara itu, LAPAN akan berpartisipasi dalam Festival Hari Nir Bayangan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada 21 - 23 Maret 2018. LAPAN akan memberikan pendidikan mengenai astronomi pada masyarakat melalui Planetarium Mini, pameran dan ceramah edukasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar