Featured Video

Minggu, 12 Juni 2011

Soeharto Berjasa Besar terhadap Pembangunan Ekonomi?

Soeharto Berjasa Besar terhadap Pembangunan Ekonomi?
Erlangga Djumena | Kamis, 9 Juni 2011 | 07:23 WIB
Dibaca: 25166Komentar: 118
| Share:

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Ketua Yayasan Harapan Kita Siti Hardiyanti Rukmana (kiri) menyerahkan buku Pak Harto, The Untold Stories kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, yang disaksikan Ketua MPR Taufiq Kiemas (kedua kanan), dan editor buku, Arissetyanto Nugroho, pada peluncuran perdananya di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (8/6). Mantan Wapres Try Sutrisno dan Jusuf Kalla juga hadir.
TERKAIT:
Tutut: Ini Kenangan Terindah tentang Bapak
Soeharto's Last Message to Jusuf Kalla
GramediaShop: Mikroekonomi
GramediaShop: Lessons Of Donald Trump
JAKARTA, KOMPAS.com — Peran Presiden RI periode 1966-1998, HM Soeharto, dinilai besar dalam pembangunan ekonomi dan pertanian Indonesia. Setidaknya itu penilaian dari mantan Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla. Hal tersebut, menurut Kalla, karena Soeharto mampu menurunkan tingkat inflasi dari 650 persen menjadi 12 persen dalam beberapa tahun pertama kepemimpinannya.



Selain itu, almarhum Soeharto semasa menjabat Presiden RI juga punya andil besar dalam pembangunan irigasi pertanian yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, yang sampai saat ini belum ada presiden yang mampu menandinginya. Demikian penuturan Kalla saat memberikan kata sambutan peluncuran perdana buku Pak Harto: The Untold Stories di Jakarta, Rabu (8/6/20111).

"Inflasi tahun 1966 mencapai sekitar 650 persen atau hyper-inflation dan dapat diturunkan secara berangsur-angsur oleh Pak Harto," kata Kalla.

Tingginya inflasi itu, lanjut Kalla, jika tidak diturunkan, tentu akan menjadi masalah utama bagi Pak Harto karena pendapatan riil masyarakat turun dan harga barang terus meningkat sehingga masyarakat tidak dapat menjangkaunya.

"Itulah sumbangan terbesar dalam pembangunan ekonomi, selain membuat Indonesia ini dapat berswasembada pangan karena belum ada presiden yang dapat membangun saluran irigasi pertanian sebesar yang dibangun Pak Harto," ujar Kalla, yang mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari tamu yang hadir.

Pada kesempatan itu Jusuf Kalla juga menyampaikan pengalamannya tatkala suatu pagi dipanggil ke rumah Presiden Soeharto di Cendana untuk diminta membantu salah satu badan usaha milik negara (BUMN). "Ketika itu banyak orang mengatakan, hati-hati ketemu dengan Pak Harto, jangan sampai mengangkat tangan di atas bahunya. Saya menerangkan berbagai hal dengan mengangkat tangan di atas bahunya, ternyata beliau tidak marah dan biasa-biasa saja," katanya.

Kalla pun mengemukakan, sebenarnya Pak Harto itu tidak selalu seperti yang dibicarakan orang, tetapi karena kebaikannya itulah yang sering disalahgunakan orang.

Peluncuran buku The Untold Stories tersebut dihadiri sejumlah tokoh masyarakat. seperti Taufiq Kiemas, Aburizal Bakrie, Try Sutrisno, dan Djafar H Assegaf.

Sementara itu, ketua panitia peluncuran buku, Soeharjo Subardi, mengemukakan bahwa buku tersebut ditulis kalangan muda, seperti Dwitri Waluyo, Anita D Ambarwati, dan Bakarudin, dengan editor Dr. Arissetyanto yang merupakan Rektor Universitas Mercu Buana.

Sumber :ANT

Erlangga Djumena | Kamis, 9 Juni 2011 | 07:23 WIB
Dibaca: 25166Komentar: 118
| Share:

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Ketua Yayasan Harapan Kita Siti Hardiyanti Rukmana (kiri) menyerahkan buku Pak Harto, The Untold Stories kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, yang disaksikan Ketua MPR Taufiq Kiemas (kedua kanan), dan editor buku, Arissetyanto Nugroho, pada peluncuran perdananya di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (8/6). Mantan Wapres Try Sutrisno dan Jusuf Kalla juga hadir.
TERKAIT:
Tutut: Ini Kenangan Terindah tentang Bapak
Soeharto's Last Message to Jusuf Kalla
GramediaShop: Mikroekonomi
GramediaShop: Lessons Of Donald Trump
JAKARTA, KOMPAS.com — Peran Presiden RI periode 1966-1998, HM Soeharto, dinilai besar dalam pembangunan ekonomi dan pertanian Indonesia. Setidaknya itu penilaian dari mantan Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla. Hal tersebut, menurut Kalla, karena Soeharto mampu menurunkan tingkat inflasi dari 650 persen menjadi 12 persen dalam beberapa tahun pertama kepemimpinannya.


Selain itu, almarhum Soeharto semasa menjabat Presiden RI juga punya andil besar dalam pembangunan irigasi pertanian yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, yang sampai saat ini belum ada presiden yang mampu menandinginya. Demikian penuturan Kalla saat memberikan kata sambutan peluncuran perdana buku Pak Harto: The Untold Stories di Jakarta, Rabu (8/6/20111).

"Inflasi tahun 1966 mencapai sekitar 650 persen atau hyper-inflation dan dapat diturunkan secara berangsur-angsur oleh Pak Harto," kata Kalla.

Tingginya inflasi itu, lanjut Kalla, jika tidak diturunkan, tentu akan menjadi masalah utama bagi Pak Harto karena pendapatan riil masyarakat turun dan harga barang terus meningkat sehingga masyarakat tidak dapat menjangkaunya.

"Itulah sumbangan terbesar dalam pembangunan ekonomi, selain membuat Indonesia ini dapat berswasembada pangan karena belum ada presiden yang dapat membangun saluran irigasi pertanian sebesar yang dibangun Pak Harto," ujar Kalla, yang mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari tamu yang hadir.

Pada kesempatan itu Jusuf Kalla juga menyampaikan pengalamannya tatkala suatu pagi dipanggil ke rumah Presiden Soeharto di Cendana untuk diminta membantu salah satu badan usaha milik negara (BUMN). "Ketika itu banyak orang mengatakan, hati-hati ketemu dengan Pak Harto, jangan sampai mengangkat tangan di atas bahunya. Saya menerangkan berbagai hal dengan mengangkat tangan di atas bahunya, ternyata beliau tidak marah dan biasa-biasa saja," katanya.

Kalla pun mengemukakan, sebenarnya Pak Harto itu tidak selalu seperti yang dibicarakan orang, tetapi karena kebaikannya itulah yang sering disalahgunakan orang.

Peluncuran buku The Untold Stories tersebut dihadiri sejumlah tokoh masyarakat. seperti Taufiq Kiemas, Aburizal Bakrie, Try Sutrisno, dan Djafar H Assegaf.

Sementara itu, ketua panitia peluncuran buku, Soeharjo Subardi, mengemukakan bahwa buku tersebut ditulis kalangan muda, seperti Dwitri Waluyo, Anita D Ambarwati, dan Bakarudin, dengan editor Dr. Arissetyanto yang merupakan Rektor Universitas Mercu Buana.

Sumber :ANT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar