Featured Video

Minggu, 07 Agustus 2011

Gunung Kerinci Bergemuruh Pula


Setelah Marapi, tiga gunung api aktif di Indonesia mulai bergemuruh, Kerinci (3.805 mdpl), Papandayan (2.665 mdpl) dan Gunung Guntur (2.000 mdpl). Dua disebut terakhir dinilai gawat sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanggil pihak berkompeten.
Jumat siang kemarin, Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief serta Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMGB) Surono dipanggil Presiden SBY.
Menurut seorang pejabat di lingkungan Istana, pertemuan berlangsung usai rapat kabinet terbatas. Mereka melaporkan dan membahas perkembangan sejumlah gunung api di Indonesia yang menurut analisis PVMBG dan sejumlah ahli, sudah di luar kebiasaan dan dianggap mengkhawatirkan.
Saat ditanya VIVAnews.com, apakah yang dimaksud adalah Gunung Marapi di Sumatra Barat, sumber itu menjawab, “Ada yang lebih penting.”
Menurut dia, urusan ‘yang lebih penting’ itu utamanya menyangkut dua gunung, yakni Gunung Papandayan dan Gunung Guntur; keduanya di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. “Tapi yang sudah manifes adalah Papandayan,” kata sumber itu, khawatir. Soal kapan akan meletus, dia mengatakan, “Tidak terlalu lama lagi.”
Untuk itu, pemerintah telah mengambil langkah-langkah antisipasi bencana untuk memnimalisir korban yang jatuh. Letusan diprediksi bisa berdampak pada wilayah dalam radius 20 kilometer lebih yang dihuni satu juta orang. Artinya, ini wilayah yang masuk kategori padat penduduk. Sejarah mencatat letusan Papandayan di tahun 1772 silam menyapu 40 kampung dan menewaskan 2.951 orang.
“Pusing kami, gunung ini sudah abnormal,” kata pejabat itu lagi.

Gunung Kerinci bergemuruh
Sementara itu, warga melihat telah terjadi peningkatan intensitas aktivitas vulkanik Gunung Kerinci. Gunung itu bergemuruh dan
satwa liar mulai turun.
“Memang benar telah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang terdengar dari puncak Gunung Kerinci berupa gemuruh sehingga masyarakat desa jadi resah, apalagi sekarang sudah terlihat satwa-satwa penghuni gunung mulai ke luar dan turun gunung,” ungkap Kepala Desa Sungai Rumpun Kerinci Herman, di Kerinci, Jumat (5/8).
Dia mengatakan, sejak beberapa pekan terakhir suara gemuruh yang menyertai aktivitas keseharian masyarakat di sekitar Gunung Kerinci, terutama saat malam hari.
“Saat ini Gunung Kerinci sering mengeluarkan suara-suara aneh berupa gemuruh, sehingga warga desa yang tinggal di sekitar kaki gunung menjadi khawatir. Saya sendiri sering ke luar rumah untuk melihat kondisi gunung ketika suara gemuruh itu sudah agak keras,” jelasnya.
Dikatakan dia, selain suara gemuruh, getaran-getaran berupa kegempaan yang berasal dari Gunung Kerinci juga semakin keras terasa.
Sementara Kepala Pos Pemantau Gunung Kerinci Herry Prasetyo mengakui telah terjadinya peningkatan intensitas kegempaan vulkanik dan hembusan di kawah Gunung Kerinci.
Telah terjadi peningkatan kegempaan menjadi delapan kali per hari dengan gejala hembusan meningkat dari 100 kali menjadi 300 kali per hari,” paparnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar