Featured Video

Jumat, 26 Agustus 2011

Lico Akhirnya Meninggal


KOMPAS/AGUSTINUS HANDOKOLico (6) saat dipindahkan ke ruang perawatan khusus di RSUD Soedarso, Rabu lalu. Jumat (26/8/2011) dini hari, Lico akhirnya meninggal dunia.
PONTIANAK, KOMPAS.com- Lico (6), bocah pengidap paru-paru basah yang ditinggal kabur ayahnya dan ditinggal kerja ibunya sebagai pembantu di negeri jiran akhirnya meninggal dunia, Jumat (26/8/2011) pukul 02.30.
Bocah malang dari keluarga miskin itu meninggal dunia setelah enam hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat. Rencananya, jenasah Lico, warga Desa Sungai Lubang, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak, itu akan dimakamkan di pemakaman Santo Yosef, Jalan Adisucipto, Kubu Raya.
Masa kecil Lico adalah masa penuh kemalangan. Sejak berumur tujuh bulan, Lico terpaksa ditinggal ibunya, Tina (29), bekerja di Serawak, Malaysia, karena sang ayah, Jelo (30) kabur ke Jakarta. Lico kecil diasuh oleh kedua kakak dan kakek neneknya, pasangan Bidus (58) dan Peenah (50).
Musibah bermula saat Lico berumur dua tahun. Kaki kirinya bengkak sangat besar dan ternyata berisi nanah. Sejak itu, Lico tak sembuh-sembuh walaupun sudah diupayakan semampunya oleh kakek neneknya yang berpenghasilan sangat kecil untuk berobat.
Karena kemiskinan itu jugalah, gejala sesak nafas setahun lalu dianggap bukan gejala membahayakan, apalagi Lico tak bisa mendapatkan jamkesmas karena kartu keluarga dibawa ayahnya yang kabur.
Pekan lalu, kondisi Lico memburuk dan terpaksa dilarikan ke RSUD Ngabang, Kabupaten Landak. Hasil rontgen menunjukkan Lico mengalami paru-paru basah dan harus dirujuk ke RS dr Soedarso.
Namun, rupanya Tuhan berkehendak lain. Lico yang selama sakitnya tidak pernah mengeluh, dipanggil kembali ke pangkuan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar