Featured Video

Kamis, 29 Desember 2011

OSOH TAK LAPUK DITELAN ZAMAN-Padang


Kendaraan tradisional osoh yang telah ditelan zaman ternyata masih bernilai ekonomis bagi masyarakat di daerah ter­pencil dalam kabupaten Agam  wilayah barat terutama pada daerah  yang belum dapat dilalui kendaraan bermotor.
Kendaraan osoh terbuat dari kayu, tanpa roda dan ditarik oleh kerbau atau sapi. Disebut osoh karena jalannya maosoh.

KeDitulis oleh Teguh . unggulan kendaraan itu dapat berjalan di hutan atau di tempat-tempat lain yang tidak dapat dilewati kendaraan pakai roda. Keunggulan lainnya tentu  hemat biaya, pemiliknya tidak perlu memikirkan bahan bakar minyak (BBM), ban dan  suku cadang berharga mahal, cukup hanya memikirkan rumput untuk makan sapi atau kerbau.
Bagi masyarakat, kendaraan tersebut sangat bermanfaat untuk membawa hasil hutan dan hasil tani  dari tempat yang tidak dilewati jalan raya.
Menurut Mak Inggi salah seo­rang pemilik osoh di Nagari III Koto Silungkang, Kecamatan Pa­lembayan modal sebuah osoh setara dengan harga  sebuah motor. Untuk osoh  hanya diperlukan kerbau atau sapi seharga sekitar Rp10 juta dan bebera­pa batang kayu, plus ongkos tukang.
Kata Mak Inggi lagi, daya angkut osoh sampai 150 kg,itu tergantung kepada besar kecil hewan penarik. Sekarang kendaraan itu banyak digunakan untuk me­ngangkut buah sawit dari kebun ke pinggir jalan raya.
Ongkos angkut  1 kg buah sawit dengan jarak sekitar 3-4 km Rp300/kg. Jadi kalau osoh mengangkut 150 kg sawit berarti pemiliknya mengan­tongi upah Rp45.000 hanya dalam waktu 1 atau 2 jam. Kalau sawit musim panen banyak sebuah osoh bisa menambang 2 kali dalam sehari. Pendapatan osoh  cukup lumayan, lebih banyak dari pen­dapatan sebuah ojek..
Apalagi kalau osoh mengangkut kayu balok dari hutan ke pinggir jalan jalan raya, upahnya lebih besar lagi sekitar Rp500.000/kubik,  kalau mengangkut kayu illegal ongkosnya akan bertambah  mahal dan memang pelaku illegal loging sangat tergantung dengan ke­beradaan osoh itu.
Kendaraan osoh yang paling  banyak terdapat dalam kabupaten Agam di kecamatan Palembayan dan Ampek Nagari karena di kecamatan tersebut masih banyak daerah terepencil yang tidak dapat dilalui kendaraan bermotor. (h/ks)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar