Featured Video

Jumat, 16 Desember 2011

Panglima TNI: Terlalu dini menilai Leopard tidak cocok

Jakarta  - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan terlalu dini jika menilai Main Battle Tank (MBT) Leopard yang akan dibeli dari Jerman, tidak sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.


"Wilayah kita ini kan luas, bisa saja tidak cocok dengan kondisi geografis di Jawa tetapi sesuai dengan kondisi geografis di Kalimantan. Bisa saja kan itu terjadi...," katanya usai Rapat Paripurna TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) 2011 di Jakarta, Jumat.

Menurut anggota Komisi I DPR, Salim Mengga, MBT Leopard tidak sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia. Dengan alam yang berbukit-bukit dengan sungai dan danau, MTB Leopard yang berat itu tidak cocok. MBT Leopard yang masuk kategori tank berat lebih cocok untuk kawasan gurun atau daerah yang rata. 

Tank yang akan dibeli tersebut adalah bekas Angkatan Darat Belanda. Rencananya mereka melepas 150 Tank Leopard 2A6 yang dibuat pada 2003.

"Jadi, masalah cocok atau tidak, itu masih harus didiskusikan lagi antara TNI dan Komisi I." 

Pada kesempatan yang sama Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan pihaknya sudah membentuk tim yang khusus mengkaji dan menetapkan spesifikasi teknis dan kebutuhan operasional dari alt utama sistem senjata yang akan dibeli. 

"Tim tersebut terdiri atas unsur kavaleri, arhanud dan lainnnya. Mereka yang tahu secara teknisnya dan tentu tahu mengapa seperti itu," katanya menambahkan. 

TNI Angkatan Darat akan melengkapi sistem pertahanan dengan memborong alat utama sistem persenjataan dari lima pabrik di Eropa dan Amerika. Peralatan yang akan dibeli dengan dana APBN 2011 sebesar Rp 14 triliun itu dipastikan produk baru.

Dalam hal itu, kata Pramono, Indonesia diuntungkan dengan kondisi ekonomi Eropa yang tengah terbelit krisis sehingga banyak produk yang dihasilkan dijual dengan harga murah.

Alutsista yang akan dibeli tersebut, antara lain, main battle tank Leopard 2a6 yang berbobot 62 ton. Indonesia akan membeli 100 unit tank yang sudah dipakai di 15 negara itu dengan harga per unit 280 juta dollar AS. TNI AD juga akan membeli multiple launch rocket system untuk kekuatan 2,5 batalyon.

Untuk meriam 155 buatan Perancis dan helikopter Apache buatan Amerika Serikat, TNI AD juga mendapatkan harga khusus yang relatif murah. Khusus untuk delapan helikopter, Amerika Serikat memberikan diskon lima juta dollar AS sehingga harganya turun menjadi 25 juta dollar AS.

Pramono bersyukur karena dalam tiga tahun terakhir TNI AD mendapatkan prioritas dalam hal pengadaan kebutuhan alutsista dan selalu mendapatkan anggaran berkisar Rp 14 triliun.

(R018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar