Featured Video

Rabu, 09 Mei 2012

RINDU LUBUAK MATO KUCIANG

LUBUAK MATO KUCIANG
Ditulis oleh Teguh  
Menikmati keindahan alam sambil menyelam dan merasakan segarnya air pegunungan, Lubuak Mato Kuciang-lah tempatnya. Objek wisata pemandian alam yang terletak di kaki Gunung Singgalang ini, persisnya di Kelurahan Pasar Usang, Kota Padang Panjang, memang bisa membuat rindu siapa saja yang pernah datang ke sana.
Selain dialiri air pegunungan yang sejuk dan segar, tempat pemandian yang konon dibangun oleh Belanda pada tahun 1918 ini, juga memiliki standar kualitas air yang bersih, jernih dan layak untuk langsung diminum. Menurut cerita, nama Lubuak Mato Kuciang diam­bil­kan dari gambaran kondisi air, yang memang berwarna biru terang dan jernih, seperti layaknya mata kucing.
Masyarakat Sumatera Barat, khususnya Kota Padang Panjang, tentunya tidak ada yang tidak mengenal tempat pemandian ini. Dulu, setiap wisatawan yang berkunjung atau perantau yang pulang ke kampung halaman, pasti akan menyempatkan diri untuk berwisata ke Lubuak Mato Ku­ciang. Bahkan karena saking kesohornya, nama Lubuak mato Kuciang juga telah diabadikan Buya Hamka ke dalam roman ‘Tengge­lamnya Kapal Van Der Wijk’.
Secara geografis, objek wisata Lubuak Mato Kuciang merupakan kolam pemandian umum yang terletak di daerah dataran tinggi. Posisinya persis diapit oleh Bukit Surungan dan jaringan sungai Batang Anai, yang mengalir gagah dari Gunung Singgalang. Kondisi geografis yang sedemikian rupa, menjadikan daerah di sekitar kawasan objek wisata ini memiliki iklim yang sejuk, dengan peman­dangan alam yang sangat menawan.
Oleh Pemko Padang Panjang, potensi Lubuak Mato Kuciang yang menampung jutaan bahkan puluhan juta kubik air bersih yang mengalir dari kaki Gunung Singgalang setiap harinya itu, langsung dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penyu­plai air bersih, khususnya bagi operasional Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.
Melihat aktivitas dan kondisi terkini pemandian Lubuak Mato Kuciang, objek wisata itu masih sangat membutuhkan sentuhan-sentuhan dari pihak terkait, baik dalam hal peningkatan infra­struktur, maupun ketersediaan berbagai fasilitas umum dan penunjang lainnya. Karena berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kini Lubuak Mato Kuciang hanya ramai dikunjungi masyarakat lokal dan sekitar saja.
Sayang sekali rasanya, Lubuak Mato Kuciang sebagai salah satu ikon wisata alam bersejarah dengan segala daya tarik, pesona dan keindahan alamnya, benar-benar hanya akan menjadi sejarah dima­sa-masa yang akan datang. Karena bukan rahasia umum, kehadiran dan beroperasinya objek wisata Mifan Water Park di Padang Panjang sejak tahun 2008 lalu, telah membuat Lubuak Mato Kuciang semakin ditinggalkan. Tingkat kunjungan terus mengalami penurunan.
Padahal, jika peluang dan potensi ini digarap secara maksimal, jelas akan memberikan multiplier effect terhadap pembangunan daerah dan tentunya dalam upaya pening­k­a­tan kesejahteraan masyarakat Kota Padang Panjang. Masyarakat rindu, agar Lubuak Mato Kuciang bisa kembali bangkit dan berjaya seperti dahulu kala. Mereka juga rindu, keberadaan Lubuak Mato Kuciang bisa kembali menjadi magnet untuk menyedot arus kunjungan wisata. (Laporan Ryan Syair)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar