Featured Video

Kamis, 01 Agustus 2013

Gelap-Gelapan di Fly Over Kelok Sembilan


Dibuka secara resmi oleh Gubernur Irwan Prayitno dan sejumlah pejabat Kementerian PU, Rabu (31/7), fly over Kelok Sembilan dikhawatirkan akan menjadi kawasan rawan kecelakaan. Hingga kemarin, belum ada lampu penerang jalan yang memadai. Sejumlah pengendara meminta pihak pengelola dan pemerintah, segera melengkapi penerang jalan.


Manager PLN area Payakumbuh, Limapuluh Kota dan Lintau Zulfadli mengakui pihaknya belum pernah menyambungkan aliran listrik ke sana. “Belum ada. Dulu sempat hidup, tapi tidak melalui jaringan PLN. Melainkan pakai genset,” kata Zulfadli.
Hal serupa dikatakan Manager PLN Limapuluh Kota, Asrul. Menurut dia, hingga tahun ini belum ada pemasokan aliran listrik PLN ke Kelok Sembilan.
“Sama seperti tahun lampau. Belum ada permintaan,” katanya.
Sumber Singgalang mengakui, penerangan jalan menggunakan jasa genset tidak efektif. Selain itu, karena cuma mengandalkan genset, lampu penerang tidak hidup setiap waktu. “Hitung-hitungannya menyedot BBM yang banyak. Anggaran besar,” ujar seorang operator.
Banyak pihak berharap, agar fly over sebagai pembatas jalur Sumbar-Riau, dilengkapi dengan lampu penerang yang layak. Bukan menggunakan genset. Sejumlah pemudik mengaku risau, dengan kondisi ini. “Harusnya pihak perusahaan pembangun fly over dan pemerintah, menjamin lampu penerang jalan,” sebut Randi, pengguna jalan.
Perantau asal Suliki yang menetap di Panam, Pekanbaru ini mengaku heran, dengan tidak mampunya pemerintah dan pihak perusahaan menjamin ketersediaan lampu penerang.
Selain Randi, sejumlah pemudik yang ditanya Singgalang, juga melontarkan hal demikian. “Kalau malam lewat fly over, kita akan gelap-gelapan,” kata Elvi.
Tidak adanya kepastian lampu penerang fly over, jauh hari sudah menjadi bahan pembahasan DPRD Limapuluh Kota. Pemerintah kabupaten juga menolak pembebanan biaya rekening listrik untuk fly over, lantaran proyek tersebut dibangun pemerintah pusat.
Dengan alasan yang sama, Pemprov Sumbar tidak mau pula menjadi penanggungjawab pembayaran rekening penerang fly over.
Oleh sebab itulah, hingga saat ini tidak satupun pihak yang berani menjamin ketersediaan penerangan di kawasan tersebut.
Tokoh muda M. Rahmad mengusulkan, agar Pemprov Sumbar dan Pemkab Limapuluh Kota tidak pusing-pusing memikirkan pembayaran rekeningnya. “Itu saja kok direpotin,” kata M Rahmad.
Menurut Rahmad, namanya saja proyek, tentu dibangun dan bersumber anggaran dari APBN. “Kalau membangun fly over saja mampu, sudah pasti untuk biaya penerangnya menggunakan APBN pula. Pemprov dan pemkab tidak harus saling lempar bola,” demikian calon anggota DPD asal Luak Limopuluah itu mengusulkan.
Dikawal
Kekhawatiran pemudik lebaran akan hal ketiadaan lampu penerang memicu lakalantas di fly over diantisipasi aparat Polres Limapuluh Kota. Tahun ini, Kapolres AKBP Cucuk Trihono menerjunkan 150-an personil gabungan untuk mengamankan dan memberi rasa nyaman bagi pemudik.
Personil itu, akan menggelar operasi ketupat selama dua pekan ke depan.
Menurut Cucuk didampingi Kasatlantas AKP Agustober, di kawasan Kelok Sembilan akan ditempatkan petugas polri 24 jam.
Terpisah, pihak pengelola fly over, Rina Kumala Sari yang dihubungi Singgalang menyebutkan, jika aliran listrik dari PLN tahun depan baru diadakan. Saat ini pihaknya masih memanfaatkan genset. “Teknisi masih bekerja di lapangan. Kamis (hari ini-red) dinyalakan,” katanya.
Diakui Rina Kumala, lampu penerang fly over berjumlah 160 titik dan akan hidup dari pukul 18.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB. Atau 12 jam sehari. 
s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar