Featured Video

Senin, 07 Oktober 2013

Semen Padang Tidak Mengi­kuti Babak Play Off

PSSI memilih format play off untuk menentukan empat klub terbaik dari klub Liga Prima Indonesia (LPI) yang berhak tampil di kompetisi kasta tertinggi pada musim 2013-14. Keputusan itu dibuat, setelah Exco PSSI mengadakan rapat di Jakarta pada Kamis (3/10/2013).

Sekjen PSSI, Joko Dri­yono mengatakan, PSSI menjalankan tugas sebagai operator play-off hingga penentuan empat klub terbaik. Ketua Komite Kompetisi, Erwin Dwi Budia­wan ditunjuk sebagai pe­nang­gung jawab.
“Jadi, Exco sepakat proses unifikasi melalui format play off, kemudian dilanjutkan ke tahapan verifikasi. Penentuan jadwal play-off akan ditentukan PSSI selambat-lambatnya 6 Oktober,” kata Joko ditemui di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis (3/10/2013).
Sejumlah 11 klub mengi­kuti format play off. Sejum­lah 10 klub tergabung di dua grup, masing – masing grup berisi lima klub. Dari masing – masing grup diambil tiga klub terbaik, jadi total ada enam klub. Semen Padang tidak mengi­kuti babak play off, karena mendapatkan wild card.
Joko menjelaskan, penen­tuan peserta masing-masing grup akan ditentukan, Jumat (4/10) dalam proses drawing. Klub yang punya letak geografis serupa dipastikan akan berada di tempat terpisah.
Stadion Gelora Bumi Kartini di kota Jepara serta Stadion Sultan Agung di kota Bantul dipilih meng­gelar pertandingan play-off.
“Jadi drawing dikondikan kondisi geografis. Yang berada satu wilayah, tim tidak akan satu grup. Yang penting, couple harus pisah. Meka­nismenya besok,” tuturnya.
Hanya 11 klub yang berhak mengikuti LPI format baru, yakni Semen Padang, Pro Duta, Perseman Manok­wari, Persiba Bantul, PSM Makassar, PSIR Rem­bang, Persijap, Persepar Palang­karaya, Persiraja, PSLS Lhokseumawe, Bontang FC.
PSSI sendiri sudah me­mutus­kan untuk mencabut status PT.Liga Prima Indo­nesia Sportindo (LPIS) sebagai pengelola kompetisi Indonesian Premier League (IPL). Mereka menilai LPIS tidak bekerja sesuai aturan.
Keputusan ini disampai­kan oleh Sekjen PSSI, Joko Driyono, usai melakukan pertemuan di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10) malam. Dalam per­temuan ini, hadir klub-klub peserta IPL, CEO PT. LPIS Widjajanto, serta tiga ang­gota Komite Eksekutif PSSI, yaitu Erwin Dwi Budiawan, La Siya, dan Jamal Azis.
Seperti diketahui, sebe­lum melakukan pertemuan dengan klub-klub peserta IPL dan Widjajanto, PSSI dalam hal ini Komite Ekse­kutif melakukan rapat kerja di Hotel Sultan, Sabtu (28/9/2013). Dalam rapat kerja tersebut, salah satu agenda yang dibicarakan adalah terkait kinerja PT. LPIS yang dianggap tidak sesuai dengan regulasi.
Berangkat dari situ, Komite Eksekutif meng­hasilkan tiga keputusan. Yang pertama, bahwa kom­petisi Divisi Utama dan IPL tidak diakui. Kedua, terkait unifikasi liga, PSSI akan segera memutuskan tentang opsi proses unifikasi, menge­nai format dan sebagainya.
Terakhir, keputusan terkait status PT. LPIS. Komite Eksekutif memu­tuskan untuk mencabut hak PT. LPIS sebagai pengelola kompetisi IPL. Tetapi, jika PT. LPIS bisa mencabut gugatan ke CAS paling lambat Senin (7/10), maka ada kemungkinan mereka akan kembali mendapat mandat menjalankan IPL.
"Kasus ini sebenarnya sudah diterima CAS, sejak bulan Juni-Juli lalu. Maka­nya, kita tak ingin ini menjadi sandera. Pernah ada diskusi dengan LPIS dan PSSI untuk mencari jalan keluar pada kasus ini, ditarik atau digugurkan oleh LPIS. Namun, dalam per­jalanan­nya ada hal yang prinsip sekali, sehingga sampai sekarang itu belum konkret," terang Joko.
Untuk itu, PSSI dan LPIS sepakat untuk tidak membawa kasus ini menjadi konsumsi media yang ber­kepanjangan.
PSSI, lanjut dia, juga ingin mengambil posisi menghormati kasus ini, dan memproteksi intregitas masing-masing supaya apa yang diupayakan LPIS tidak terkesan mendua, dan PSSI juga tidak dikesankan tidak memiliki ke­wiba­waan.

s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar