Featured Video

Sabtu, 26 Oktober 2013

Tugas Penyamaran, Satpoltik Pura-pura Mabuk Hingga Jadi Gembel




 Tugas Satpol PP perempuan Kota Surabaya bukanlah enteng. Selain mengikuti kerja bakti dan razia, tak jarang para Satpol cantik (satpoltik) ini harus melakukan penyamaran.


Langkah bak inteljen itu untuk menggali data lebih dalam di lokasi target yang akan ditertibkan. Tak jarang untuk memuluskan samarannya, Satpoltik ikut dugem hingga menjadi gembel.

Kegiatan undercover ini tentu membutuhkan persiapan yang matang. Secara fisik dan sikap, Satpoltik harus mampu membaur dengan lingkungan sasarannya.

"Pakai baju bebas, celana jeans dan kaos ketat," kata Kiki Dita Amalia (25) yang mengaku pernah undercover di salah satu kafe di Surabaya Timur, Jumat (25/10/2013).

Dalam penyamaran itu, Kiki diharuskan berbaur dengan para pengunjung kafe. Termasuk Kiki harus pura-pura ikut dugem dan ikut merasakan minuman keras yang dijual di kafe-kafe itu.

"Harus berbaur, pura-pura minum (minuman keras). Pura-pura mabuk," kenangnya saat bincang-bincang dengan detikcom.

Hal serupa juga diceritakan Deliela (23). Rekan kerja Kiki ini, juga pernah menyusup menjadi pengunjung di kafe remang-remang yang pernah banyak dijumpai di kawasan Bambu Runcing.

Kala itu Deliela juga berpura-pura menjadi remaja berpacaran di lokasi tersebut. "Targetnya sama, untuk mencari bukti adanya miras dan pengunjung kafe yang masih di bawah umur (pelajar)," aku Deliela.

Sesekali Satpoltik juga ikut dalam penyamaran Tim Kobra Satpol PP yang mayoritas pria. Tim kobra yang lebih menyasar anak-anak jalanan ini biasanya menyasar area persimpangan lampu merah.

"Ya kami pakai kaos oblong, celana pendek, sandal jepit. Ada beberapa dari kami yang menyamar jadi penjual koran, ada juga yang jadi pengamen," tambah Kiki.

Kasatpol PP Surabaya Irvan Widyanto menambahkan, para Satpoltik ini lah yang bertugas memantau kafe dan area rawan tersebut.

"Hasilnya, kafe-kafe saat itu memang masih banyak dikunjungi pelajar. Beberapa kafe saat itu pun masih menjual minuman keras oplosan. Setelah kami diberi kode melalui SMS oleh yang di lapangan. Dan kami razia," tutur Irvan.

Dalam pelaksanaannya, dana untuk penyamaran ini masih bersumber dari kantong pribadi. Irvan mengaku lembaga yang dikomandaninya belum memiliki anggaran khusus untuk penyamaran.

"Semua penyamaran, dananya bersumber dari uang pribadi. Kami belum punya anggaran khusus," pungkas Irvan.

selengkapnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar