Featured Video

Kamis, 06 Februari 2014

Mengenang Pembantaian 40.000 Warga Galung Lombok...

KOMPAS.com/ JunaediDrama kolosal digelar untuk memperingati korban 40.000 jiwa di kampung Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Selasa (4/2/2014), membuat ratusan warga yang hadir di Taman Makam Pahlawan Galung lombok merenungkan sejarah kelam kebiadaban perang.



Sejarah pembantaian terhadap korban 40.000 jiwa rakyat oleh tentara Nederland Indische Civil Administration (NICA) di bawah komando Raymond Paul Pire Westerling di Galung Lombok Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada 1 Februari 1947, direka ulang dalam sebuah drama kolosal.

Keluarga para korban menampilkan drama tragedi itu, untuk mengenang  para korban, di Taman Makam Pahlawan Galung Lombok, Selasa (4/2/2014). Ratusan orang terlibat dalam drama itu. Ditampilkan bagaimana satu persatu rakyat dibantai, tak terkecuali anak-anak dan perempuan.

Drama napak tilas sejarah korban 40.000 jiwa ini dimainkan dengan penuh penghayatan. Drama diawali adegan tentara Belanda dibantu pribumi menggiring warga yang berkelompok antara 40 hingga 50 orang. Warga yang digiring adalah mereka yang dianggap membangkang.

Kelompok-kelompok tersebut dibawa ke sebuah lapangan di Galung Lombok, lalu diberondong peluru. Ketika ditembaki kaki warga terantai dengan tangan terikat tali. Tak ada pembelaan dari warga lain yang sama ketakutannya dengan teror Westerling.

Bahrun, adalah salah satu pelaku sejarah yang lolos dari peristiwa berdarah di Galung Lombok ini. Namun, tangannya harus diamputasi karena busuk setelah terluka oleh tembakan. "Patah tulang diberondong senjata oleh serdadu belanda. Saya cuma sedih para pahlawan tak mendapat perhatian layak dari pemerintah,” ujar dia.

Saat ini, Bahrun juga hidup menumpang di rumah warga. Ribuan keluarga korban pembantaian 67 tahun lalu itu pun masih banyak yang hidup memprihatinkan. Jangan mendapatkan santunan gaji veteran dari pemerintah, diakui sebagai pahlawan pun tidak.
s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar