Featured Video

Kamis, 11 September 2014

Sepatu Bola dari Tetangga Antar Nurdin ke Barcelona



Nurdin berkesempatan menimba ilmu di Belanda dan Spanyol

Kenangan sepatu bola pertama dari pemberian tetangga tak lekang di benak Tasyrik Ismail Nurdin. Remaja berusia 13 tahun itu karib dipanggil Nurdin. Masih berstatus sebagai siswa sekolah menengah pertama (SMP)
Muhammadiyah I, Depok, Sleman, Yogyakarta, ia bercerita soal hasrat dan kegigihannya ingin menjadi pesepak bola profesional.

Nurdin masih ingat tatkala sepatu pertamanya rusak, tak bisa dipakai. Ia tak bisa langsung membeli sepasang sepatu baru. Soalnya, Nurdin mesti bersabar menyisihkan uang jajannya.

Nyatanya, uang yang dikumpulkannya pun tak cukup. Jadilah, sang ayah, Agus Muh Nurdin urun andil menutupi kekurangan itu. Agus yang pekerjaan sehari-harinya berjualan sayur di rumah, bersama sang istri Dwi Bekti Damawati, menyokong dengan duit hasil berjualan itu. "Ayah menyisakan uang jualan dan saya menabung dari uang saku. Setelah satu bulan saya baru bisa beli sepatu bola seharga Rp 80.000,"tuturnya.

Nurdin memang punya bekal kegigihan. Di dalam darahnya pun mengalir warisan hasrat menjadi atlet dari ayahnya. Agus memang tercatat sebagai pemain bola basket, pada masanya.

Gabungan kedua hal itulah yang membuat Nurdin hingga kini giat berlatih di Sekolah Sosial Olahraga (SSO) Real Madrid di Universitas Negeri Yogyakarta. "Saya tak pernah malu dan merasa rendah diri. Justru kondisi melecut semangat saya untuk menjadi pemain sepak bola agar bisa membahagiakan orang tua dan adik," kata kelahiran Sleman 6 Maret 2001 ini yakin.

Jadilah, kerja keras Nurdin memang berbuah manis. Namanya masuk dalam daftar tim nasional (timnas) Pelajar Indonesia, tahun ini.

Menurut rencana pada 16 Oktober mendatang, Nurdin akan bertolak menimba ilmu di Akademi Sepak Bola Barcelona, La Masia di Spanyol. Tak berhenti sampai di situ, pada 20 Oktober, dia dan kawan-kawan terbang ke Belanda. Tujuannya adalah klub sepak bola Ajax Amsterdam. Di situ, ia juga mengasah kemampuannya mengolah si kulit bundar. "Sedih karena saya harus berpisah dengan orang tua. Tapi, saya janji akan berusaha memberikan yang terbaik demin nama bangsa dan membahagiakan orang tua," begitu janji yang bakal diwujudkan seorang Tasyrik Ismail Nurdin. k

Tidak ada komentar:

Posting Komentar