Featured Video

Sabtu, 18 Oktober 2014

Dipakaikan Celana Dalam Wanita Saat Operasi, Pria Ini Geram dan Gugat Klinik

DFoto: Ilustrasi (Thinkstock)
Betapa berangnya pria ini ketika terbangun dari operasi dan mengetahui dirinya memakai celana dalam berwarna pink atau yang biasa dikenakan oleh wanita. Tak terima, ia pun melayangkan tuntutan hukum kepada pihak klinik yang mengoperasinya.

Kejadian ini berlangsung pada bulan Oktober 2012. Saat itu Andrea Walls sedang menjalani prosedur kolonoskopi di Delaware Surgery Center, tempatnya bekerja. Kolonoskopi merupakan sebuah prosedur untuk mendeteksi berbagai gangguan di saluran pencernaan.

Tentu saja Andrea harus berada di bawah pengaruh obat bius ketika menjalani prosedur tersebut. Namun ia tak menyangka dalam keadaan tidak sadarkan diri tersebut, ada oknum-oknum yang berupaya mengerjainya.

Andrea baru tahu ada yang salah ketika efek obat biusnya sudah hilang dan terbangun. Ia kaget bukan kepalang karena menemukan ada celana dalam pink yang terpasang di tubuhnya. Dan itu tentu bukanlah celana dalam miliknya.

Masalah menjadi semakin keruh ketika selepas insiden tersebut, Andrea kehilangan pekerjaannya, dan juga mengalami guncangan mental. Ia pun tak lagi bisa mendapatkan pekerjaan baru.

Karena penderitaannya itu, dua tahun kemudian Andrea pun melayangkan gugatan hukum perdata kepada Delaware Surgery Center melalui New Castle County Superior Court.

"Ketika penggugat bersiap menjalani prosedur kolonoskopi, ia tidak memakai celana dalam wanita dan tidak mengetahui atau sukarela ataupun sengaja menggunakan celana dalam tersebut," tulis sang pengacara, Gary Nitsche dalam surat gugatan tersebut, seperti dikutip dari NY Daily News, Jumat (17/10/2014).
Pria berumur 32 tahun itu curiga rekan-rekan kerjanyalah yang sengaja melakukan tindakan iseng itu. Ia menduga mereka menggoda Andrea untuk membuatnya malu sekaligus melecehkannya.

Untuk itu dalam surat gugatan yang sama juga dikatakan rekan-rekannya telah 'gagal mempertahankan kebijakan dan prosedur penanganan pasien yang baik dan penuh respek, terutama untuk tidak melakukan tindakan ekstrim dan keterlaluan'.

Ketika dihubungi dan dimintai keterangan, direktur Delaware Surgery Center, Jennifer Anderson mengaku baru mendengar tentang kasus ini beberapa hari lalu, sehingga ia belum bisa berkomentar lebih jauh.

Kasus ini sendiri sedang dalam penanganan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar