Featured Video

Jumat, 17 Juni 2011

MAHASISWA UNAND CAKAK BANYAK Jumat, 17 Juni 2011 02:35


GARA-GARA LIGUNA
PADANG, HALUAN — Tujuan mulia olahraga menjaga jiwa sportivitas, ternyata tak berlaku bagi sebagian mahasiswa. Buktinya, Liga Sepakbola Universitas Andalas (Liguna) 2011 yang mempertemukan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan Fakultas Pe­ternakan (Faterna) di Lapangan Unand Limau Manis Padang, Rabu (15/6) sore lalu, ber­buntut kerusuhan dan cakak banyak pada Kamis (16/5) dari pagi hingga siang.

Laga semi final tersebut dimenangkan FISIP melalui drama adu pinalti dengan skor 4-3, setelah kedua tim bermain imbang 1-1 pada waktu normal. Panas di dalam lapangan ternyata tak selesai sampai di sana. Kedua pendukung tim, melontarkan kata-kata provokasi baik kepada para pemain, maupun suporter lawan. Wasit juga menjadi bahan ejekan para suporter kedua tim. Saat itu, tak terlihat gambaran mereka itu adalah mahasiswa.
Esoknya (Kamis) bara di dada masih membara. Cakak banyak pun tak terhindarkan. Kedua fakultas saling serang dengan berbagai benda-benda keras berupa kayu dan batu, malah ada juga bawa pisau. Akibat cakak banyak ini seorang mahasiswa dari FISIP bernama Ade Juanda dirawat di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang, mahasiswa ada juga me­ngalami luka-luka ringan. Polisi pun menahan sembilan mahasiswa karena diduga provokator dan membawa senjata tajam. Tapi, sorenya polisi melepaskan Sembilan mahasiswa itu.
Menurut penuturan mahasiswa kepada Haluan, peristiwa tersebut dimulai sekitar pukul 09.00 WIB saat aktivitas perkuliahan baru bergerak. Tapi, tiba-tiba tak dinyana puluhan mahasiwa Faterna menye­rang FISIP, sehingga aktivitas perkuliahan bubar dibuatnya.
Mahasiswa keget dan berham­buran keluar dari lokal. Sebagian mahasiswi dari FISIP menjerit ketakutan. Serangan mendadak itu, dibalas secara sporadik  mahasiswa FISIP. Apa saja termasuk batu menjadi senjata. “Perang” lempar pun  terjadi. Berderak atap bangunan kena batu. Suara riuh seperti dalam arena buru babi meledak. Kampus FISIP buncah. Kampus Fakultas Hukum yang bertetangga dengan FISIP juga heboh. Fakultas Sastra juga demikian.
Tak berara lama, beberapa polisi dari Polsek Pauh dan personel Sabhara Polresta Padang bersama Air Water Canon (AWC) dan mobil antihuru-hara milik Polresta Padang tiba di lokasi kejadian dan langsung membubarkan perkelahian  bak perang antarkampung itu. Keda­tangan polisi membuat agak reda suasana.
Pihak petinggi kedua fakultas pun berkumpul. Perwakilan mahasiswa pun dibawa ke Rektorat. Di Rektorat sudah menunggu Rektor Unand Musliar Kasim, perwakilan dosen Unand antarkedua fakultas, bersama Kabag Ops Polresta Kompol Ari Yuswan Triono dan Kapolsek Pauh Kompol Budi Siswono.
Dalam pertemuan tersebut kedua fakultas diminta untuk berjanji tidak saling menyerang lagi. Namun, perwakilan FISIP keluar dari ruangan, karena tidak menerima permintaan maaf begitu saja.
Sekitar pukul 12.30 WIB, tawu­ran pun kembali terjadi lagi. Terlihat beberapa mahasiswa membawa kayu dan bom molotof. Polisi yang geram melihat kedua fakultas tersebut mengejar para mahasiswa tersebut. Akhirnya sekitar 9 mahasiswa dari FISIP diamankan, karena membawa pisau dan botol yang berisi bensin.
Kedua kelompok mahasiswa berhenti tawuran sekitar pukul 15.30 WIB. Kemudian mahasiswa FISIP meminta polisi agar melepaskan rekannya yang telah diamankan petugas. Permintaan itu pun di­penuhi polisi.
Dipicu Sepakbola
Menurut Musliar Kasim, tawuran tersebut dipicu pertandingan sepak bola antara FISIP melawan Faterna, dan dimenangi oleh FISIP. Akibatnya Faterna tidak menerima kekalahan tersebut, karena pertandingan itu dianggapnya curang.
“Kami akan memberhentikan pertandingan tersebut dan mem­bubarkannya. Kemudian untuk tahun depan tidak akan ada lagi Liguna sepakbola antarfakultas di Unand,” kata Musliar geram
Jika antarfakultas ini kembali terlibat tawuran, maka akan ditindak tegas seperti diberi hukuman akade­mis atau dikeluarkan dari kampus. “Kita tidak main-main dalam per­masalahan ini,” tegasnya.
Menurut Ari Yuswan Triono walaupun tawuran ini sudah selesai, pihaknya tetap menurunkan beberapa personel untuk mengawasi maha­siswa tersebut dan dilakukan patroli setiap jam. Kemudian korban yang mengalami luka-luka ditanggung oleh pihak kampus. (h/nas/cw24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar