Featured Video

Minggu, 24 Juli 2011

84 TEWAS DIBERONDONG PELURU



NORWEGIA BERDUKA
Norwegia berduka. Bendera setengah tiang dikibarkan. 91 nyawa rakyatnya hilang dalam sehari. Pembantaian massal di sebuah pulau digambarkan bak film Nazi. Sebelumnya, Kota Oslo juga diguncang bom menewaskan 7 orang. Pemerintah Indonesia menyampaikan ucapan duka.

OSLO, HALUAN — Penembakan brutal di Pulau Utoeya berlangsung beberapa jam setelah bom Oslo. Setidaknya 84 orang tewas saat seorang lelaki bersenjata menem­baki massa secara brutal di perke­mahan pemuda di sebuah pulau kecil di Norwegia, Sabtu (23/7). Penembakan ini berlangsung hanya beberapa jam setelah serangan bom di ibukota Oslo. Bom Oslo mene­wasakan 7 orang. Total korban jiwa dalam sehari itu mencapai 91 orang. Salah seorang korban yang selamat dalam pembantaian di Pulau Utoeya menceritakan peristiwa mengerikan itu.Adrian Pracon tertembak di bagian bahu kiri saat pelaku menembak membabi-buta ke arah para peserta acara kemping di pulau tersebut. Pria itu saat ini tengah dirawat di rumah sakit atas luka tembaknya itu.

Kepada jaringan ABC Australia, Pracon menceritakan bahwa dirinya berpura-pura mati usai terkena tembakan tersebut.
“Dia mulai menembaki orang-orang, jadi saya berbaring dan berakting seolah saya mati,” kata Pracon seperti dilansir harian Sydney Morning Herald, Sabtu.
Penembakan berlangsung saat ratusan pemuda menghadiri perke­mahan musim panas yang diseleng­garakan oleh partai pemerintah Partai Buruh di pulau Utoeya.
Saksi mata menggambarkan bagaimana seorang lelaki berambut pirang berpakaian seperti polisi menembak dengan membabi buta, membuat peserta perkemahan berla­rian dan melompat ke perairan untuk menghindari tembakan.
Sejumlah remaja ditembak ketika mereka tengah berenang. Polisi memperkirakan kemungkinan korban akan bertambah.
Lelaki bersenjata itu dilaporkan bersenjatakan pistol, senjata mesin dan senapan berburu.
“Dia pergi ke pulau Utoeya dengan menggunakan kapal penye­berangan bergaya seperti seorang polisi, dan mengaku tengah menye­lidiki kasus pemboman yang terjadi sebelumnya,’’ kata wartawan NRK Ole Torp kepada BBC.
“Dia meminta semua orang berkumpul dan kemudian menem­baki mereka, sehingga para remaja itu berlarian ke semak-semak dan hutan dan sebagian berenang keluar dari pulau.’’
Seorang saksi mata lainnya Elise, 15 tahun, mengatakan, ‘’Pertama dia menembak orang di pulau. Kemu­dian dia mulai menembaki orang yang di perairan.’’
Menurut Pracon, pelaku meme­gang senapan mesin M16. “Dia berdiri mungkin dua meter dari saya. Saya bisa mendengar napasnya. Saya bisa merasakan panasnya senapan mesin,” tuturnya seraya mengatakan pembantaian di pulau itu mirip seperti adegan film Nazi.
Ledakan Bom di Oslo
Penembakan brutal di pulau tersebut terjadi sekitar dua jam setelah ledakan bom yang menghantam gedung-gedung pemerintah di Oslo. Kantor Perdana Menteri (PM) Norwegia Jens Stoltenberg termasuk yang menjadi sasaran dalam serangan bom itu. Saat itu PM sedang tidak berada di lokasi. Tujuh orang tewas dalam pengeboman itu, Jumat (22/7) waktu setempat.
PM Stoltenberg menyebut serang­an teror kembar tersebut sebagai tragedi nasional. Terlebih lagi Pulau Utoeya selama ini dikenal sebagai surga bagi pemuda. “Utoeya adalah tempat yang saya kunjungi setiap musim panas sejak 1974,” tutur Stoltenberg.
“Sekarang tempat itu telah mengalami kekerasan brutal dan surga bagi pemuda itu telah berubah menjadi neraka dalam beberapa jam,” cetusnya.
Kepolisian Norwegia telah me­na­han seorang pemuda berumur 32 tahun yang dianggap sebagai tersang­ka utama dua serangan teror tersebut. Pria yang oleh media Norwegia diidentifikasi sebagai Anders Beh­ring Breivik itu dalam interogasi polisi.
Breivik diduga terkait dengan serangan ­tersebut. Lelaki itu ditang­kap di Pul­au Utoeya, tempat dimana dia menembaki para remaja.
Perdana Mente­ri Jens Stolten­berg, yang kantor­nya juga mengalami kerusakan parah­ akibat bom meng­gam­barkan serangan itu sebagai tindakan ‘’kejam dan pengecut’’.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas dua serangan tersebut, tetapi sejumlah lokal media melaporkan ada dugaan kalau serangan itu terkait dengan kelompok ekstrimis sayap kanan.
Di ibukota Oslo, pemerintah meminta warga untuk tetap tinggal di rumah dan menghindari area pusat kota. Ada kekhawatiran yang menyebut ancaman bom masih bisa terjadi di gedung utama peme­rintahan. AS mengutuk serangan tersebut dengan menyebutnya sebagai ‘’tindak kekerasan tercela,’’ di Oslo, semen­tara Presiden Komisi Eropa, Her­man Van Rompuy, mengatakan ‘’tindakan pengecut’’ tidak bisa ditolerir.
Aparat kepolisian, telah mene­mukan bahan peledak telah ditemu­kan di Pulau Utoeya, Norwegia yang dilanda aksi penembakan brutal yang menewaskan 84 orang. Bom-bom yang belum diledakkan itu telah dijinakkan para petugas penjinak bom.
“Bahan peledak ditemukan di pulau itu,” kata wakil kepala kepo­lisian Oslo, Sveining Sponheim kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu.
Belum diketahui motif aksi teror tersebut. Penembakan brutal di Pulau Utoeya terjadi setelah pele­dakan bom di Oslo, ibukota Norwe­gia yang menewaskan 7 orang.
Dua serangan teror dalam satu hari itu merupakan merupakan peristiwa paling mematikan di Norwegia setelah Perang Dunia II sekaligus sebagai serangan paling mematikan di Eropa Barat sejak pengeboman di London, Inggris tahun 2005 lalu yang menewaskan 52 orang.
Indonesia Turut Berduka
Pemerintah Indonesia turut menyampaikan belasungkawa dan duka cita bagi korban penembakan dan pengeboman di Norwegia. Indonesia berharap Norwegia bisa mampu menghadapi musibah ini.
“Pemerintah Indonesia syok dan sedih terhadap terjadinya pemboman di Norwegia dan menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam terhadap keluarga korban atas serangan tersebut,” kata juru bicara Kemlu Michael Tene.
Pemerintah RI yakin Norwegia bisa segera keluar dan bisa meng­ha­dapi duka yang mendalam tersebut. “Pemerintah Indonesia percaya, pe­merintah dan rakyat Norwegia akan mampu menghadapi,” imbuh­nya.
Sedang terkait korban tewas akibat serangan bersenjata dan pemboman itu, Kemlu memastikan tidak ada korban WNI. “Kedutaan kita sudah mengum­pulkan informasi korban dan belum ditemukan korban WNI,” tuturnya.  (h/naz/berbagai sumber)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar