Featured Video

Senin, 18 Juli 2011

Angka Kemiskinan Sawahlunto Paling Rendah


SAWAHLUNTO, HALUAN — Dalam selang waktu delapan tahun, persentase kemiskinan masyarakat Kota Sawah­lunto berhasil turun tajam. Kota Wisata ini mampu menempati posisi sebagai daerah dengan persentase angka kemiskinan terkecil untuk tingkat Provinsi Sumatera Barat, bahkan di pulau Sumatera sendiri.

Hal itu ditunjukkan dengan data dari Badan Pusat Statistik RI. Dari hasil pengolahan data tahun 2009, yang dipublikasikan tahun 2010, menun­jukkan persentase kemiskinan Kota Sawahlunto berada di posisi 2,42 persen. Untuk ukuran Indonesia, angka 2,42 persen itu hanya diungguli Kota Denpasar Bali dengan persentase kemiskinan sebesar
2,2 persen, atau hanya terpaut 0,2 persen dengan Kota Sawahlunto. “Sawahlunto cukup berhasil dalam menekan angka kemiskinan. Meski­pun sempat terjadi permasalahan ekonomi, dengan menurunnya produk­tifitas pertambangan batu bara,” ujar Kepala Bappeda Sumbar, Prof. Dr. Ir. Rahmat Sani dalam Sosialisasi Pen­dataan Program Perlindungan So­sial (PPLS) 2011, yang digelar di Au­ditorium Gubernuran, baru-baru ini.
Delapan  tahun lalu, tepatnya tahun 2003, angka kemiskinan masyarakat Sawahlunto berada pada kisaran 26 persen. Hal itu dipe­ngaruhi menurunnya produksi batu bara yang dikelola PT. Bukit Asam. Bahkan, menurunnya produksi batu bara itu membuat sebagian besar masyarakat Sawahlunto hijrah, pindah ke daerah lain yang dinilai lebih menjanjikan.
Hijrahnya penduduk Kota Sawah­lunto ke daerah lain kala itu, mampu mempengaruhi ekonomi masyarakat. Karena perputaran perekonomian ikut menurun dengan tajam. Dimana daya beli menurun, membuat roda ekonomi berputar dengan lamban.
Sementara itu, Ketua Tim Koor­dinasi Pengentasan Kemiskinan Kota Sawahlunto, Erizal Ridwan, dalam sosialisasi PPLS 2011 yang juga melakukan Sosialisasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Sumbar itu mengatakan, penekanan angka kemiskinan dapat dilakukan dari semua sektor.
“Baik dari sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, maupun modal. Semua harus di­gerak­kan secara bersamaan.  Sebab penanganan kemiskinan tidak dapat dilakukan secara terpisah, antara satu sektor dengan sektor lainnya,” ujar pria yang juga Wakil Walikota Sawahlunto itu.
Menurut Erizal yang diberikan kesempatan memberikan ekspose tentang Sawahlunto di hadapan para Ketua KPKS se-Sumbar itu, upaya penanggulangan kemiskinan dila­kukan dengan meningkatkan ang­garan penanggulangan kemiskinan dan juga terjun langsung dalam proses pelaksanaan program penang­gula­ngan kemiskinan. Dalam hal ini, pemerintah ikut langsung dalam melaksanakan Pamsimas, Jamkesda, Subsidi Siswa Miskin, pengadaan beras untuk panti swasta, bedah rumah, hingga program desa mandiri.
Selain itu, untuk menggenjot semangat masyarakat miskin, juga dilakukan penyebaran data base kemiskinan, baik nama maupun alamat dari masyarakat miskin itu sendiri. Hal itu diharapkan dapat memacu dan memberikan motivasi bagi keluarga miskin itu sendiri, untuk keluar dari lingkup kemiskinan.
Sebelumnya Walikota Sawah­lunto, Amran Nur yang dipercaya memimpin Sawahlunto semenjak 2003 lalu, sempat menyatakan tidak bangga menjadi pemimpin atau kepala daerah bagi masyarakat miskin. “Kalau dulu, saya tidak bangga menjadi kepala daerah orang miskin. Namun kini, telah berubah. Kemiskinan mulai menipis,” ujar Amran Nur dibeberapa kesempatan.
Amran mengatakan, makin kecilnya persentase kemiskinan tidak terlepas dari keinginan dan dukungan masyarakat dalam melaksanakan berbagai program pembangunan yang direncanakan pemerintah. Tanpa keinginan masyarakat yang ingin merubah hidupnya ke arah yang lebih sejahtera, dan dukungan masyarakat terhadap upaya pemba­ngunan yang dilakukan pemerintah, angka persentase kemiskinan tidak akan bergerak turun.
Program pengembangan karet, kakao dan produk pertanian, serta peternakan yang dikembangkan pemerintah kepada masyarakat, memiliki peran yang signifikan dalam menekan angka kemiskinan sendiri. Sebelumnya Amran Nur pernah menegaskan, bahwa sektor pertanian dan peternakan merupakan sektor yang mampu bertahan dan mampu melewati krisis moneter yang melanda dunia dalam beberapa waktu terakhir. (h/dil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar