Featured Video

Selasa, 16 Agustus 2011

NAGARI SIMARASOK JUARA I NASIONAL


MENDAGRI MINTA PEMENANG LOMBA DESA DIEVALUASI
JAKARTA, HALUAN — Untuk ketiga kalinya, Provinsi Sumatra Barat kembali mencatatkan prestasi nasional  dengan terlipihnya Nagari Simarosok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, sebagai juara I dalam lomba desa dan kelurahan tingkat nasional 2011 menyongsong HUT ke-66 RI. Piala dan piagamnya diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi di Jakarta, Senin (15/8) kemarin.
Menurut Kepala Badan Pemberdayaan Masya­rakat (BPM) Provinsi Sumatra Barat, Irvan Khairul Ananda, sebelumnya, tahun 2010, Kelurahan Kampung Pondok, Kota Padang, juga menjadi yang terbaik nasional dalam lomba yang sama. Sedang tahun 2009, juara pertama direbut oleh Kenagarian Punggasan, Pesisir Selatan.

Dalam pemilihan yang dilakukan setiap tahun, ada 70.000 desa dan kelurahan yang ikut bertarung. Namun, setelah menjalani seleksi yang ketat oleh suatu tim penilai pusat yang terdiri dari lintas kemen­terian dan lembaga, di mana Direk­torat Jenderal Pemberdayaan Ma­syarakat sebagai leading sektornya, dipilih 6 desa dan enam kelurahan terbaik dan kemudian ditetapkan peringkat 1, 2, 3, harapan 1,2,3.
Juara II lomba desa ini direbut oleh Desa Kutuh, Kabupaten Ba­dung, Bali dan juara III Desa Ponjong, Gunung Kidul, Jogyakarta. Sedang harapan 1,2 dan tiga masing-masing ditempati Marga Cinta, Kab. Konawe Selatan (Sultra), Giri Marto, Kabupa­ten Wonogiri (Jateng) dan Tanjung Padang, Kabupaten Dongala, (Sulteng).
Untuk tingkat kelurahan, keluar sebagai Juara I Nasional, Kelurahan Palebon, Kota Semarang (Jateng), juara II Tasone, Kota Ternate (Maluku Utara), dan juara III Sindang Sari, Kota Bogor (Jawa Barat). Harapan 1,2 dan 3 diperoleh Tanbono, Kabupaten Goa (Sulsel), Sendayan (Minahasa, Sulut) dan Gunung Bengkuas, Bintan (Kepri).
Dievaluasi
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dalam sambutannya dalam acara yang dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Pusat Ny. Vita Gamawan, Sekjen Kemdagri Ny. Diah Angraini, Dirjen PMD Ayip Muflich, sejumlah Gubernur dari beberapa provinsi, Ketua TP PKK Sumatra Barat Ny. Nevi Irwan Prayitno, Bupati Agam Indra Catri, Bupati Bintan M. Anshar, itu, mengingatkan agar para pemenang lomba desa dan kelurahan tingkat nasional ini tidak bagaikan bunga kembang semusim.
“Desa bersih, programnya jalan dan pelayanan masyarakat bagus hanya enam bulan menjelang pemi­lihan. Setelah itu, kondisinya kembali seperti apa adanya,” kata Gamawan, sembari mengingatkan Dirjen PMD agar melakukan evaluasi terhadap desa dan kelurahan yang jadi peme­nang pada tahun-tahun sebelumnya.
Gamawan menjelaskan, prestasi puncak dalam bentuk hadiah, piala dan piagam ini, jangan sampai menjadi tujuan akhir oleh para kepala desa dan lurah. Tetapi hal itu adalah sebagai bagian dari motivasi dan evaluasi untuk mening­katkan kinerja pemerintahan tingkat bawah dalam memberikan pelayanan kepada public.”Cerminan dari republik ini adalah desa dan kelura­han. Kalau pelayanan masyarakatnya bagus, maka baguslah negara ini,” katanya.
Untuk Program Nyata
Wali Nagari Simarosok, Muslim Dt. Payuang Diaceh didampingi Kepala Pemberdayaan Masyarakat, Agam, Eddy Busti, menyatakan kebanggaannya atas prestasi yang diraih oleh nagari yang ia pimpin.
”Ini bukan prestasi saya semata, tetapi semua masyarakat Simarosok yang mau bekerjasama memajukan daerah ini,” kata Muslim kepada Haluan usai menerima Piala Bakti Adiprada, Piagam Penghargaan dan hadiah uang senilai Rp100 juta dari Mendagri.
Dalam menggerakkan roda pembangunan di nagarinya, Muslim dibantu oleh tiga orang staf ahli sebagai pendamping secara sukarela. Mereka justru terdiri dari 1 orang sarjana (S1), 2 orang S2 dan 1 orang S3. “Mereka sangat membantu saya dalam merumuskan berbagai kebija­kan dalam pembangunan nagari, termasuk dalam menggerakkan partisipasi masyarakat,” ujarnya.
Dana hadiah dari Mendagri itu, kata Muslim, akan dipergunakan untuk berbagai program nyata dalam pembangunan nagari di masa men­datang, termasuk untuk alat pene­rangan desa. Nagari Simarosok yang terdiri dari 4 jorong itu, juga me­miliki Jorong Sakinah, di mana, ke­tika Azan Magrib berkumandang, se­luruh siaran TV dimatikan oleh pe­miliknya. Anak-anak bersama orang tua ikut ke surau-surau dan diteruskan dengan mengaji. (hsal/sam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar