Featured Video

Sabtu, 03 September 2011

Rektor UI: Upaya Penggulingan Saya Bukan Lagi Urusan Akademis


Arabnews
Jakarta - Pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi oleh Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar R Sumantri dikecam oleh kalangan aktivis HAM dan sebagian guru besar UI. Kecaman ini bahkan mengarah pada isu penggulingan rektor. Bagaimana tanggapan Gumilar?

Saat dikonfirmasi, Gumilar mempertanyakan isu tersebut dan orang-orang yang menghembuskannya. Semua prosedur dan mekanisme pemberian gelar sudah jelas dan benar.



"Prosedur dan mekanisme jelas, rasionalnya jelas, rektor juga tida memutuskan sendiri," kata Gumilar kepada detikcom, Jumat (2/9/2011).

Gumilar mengajak semua pihak yang tidak senang dengan keputusan tersebut berkomunikasi secara akademis. Upaya penggulingan, kata Gumilar, hanya terkesan untuk pemaksaan pendapat dan tidak bagus.

"Bukan yang sepatutnya terjadi di dunia akademis. Ini bukan akademis lagi, saya berharap semua tenang, semua melangkah bijaksana agar suasana lebih sejuk," tegasnya.

Sebelumnya, kalangan LSM mengecam keputusan Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar R Sumantri menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi karena prestasi kemanusiaan diprotes belasan LSM tenaga kerja dan HAM.

Raja Abdullah dinilai tidak layak menerima anugerah itu karena negara yang dipimpinnya dianggap tak menghormati hak asasi manusia (HAM).

LSM itu antara lain Migrant Care, JALA PRT, INFID, ATKI, Pakubumi, OPMIK, SARI, Kapal Perempuan, SARI, dan KPI.

Kalangan guru besar juga memprotes hal ini. "Saya akan lawan. Ini soal bangsa. Tapi perlawanan akan dilakukan dengan cara terhormat. Ada tata caranya. Para profesor juga akan bereaksi. Prof Emil Salim marah," kata Guru Besar Sosiologi UI Thamrin Amal Tamagola.

(mad/aan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar