Featured Video

Senin, 14 Mei 2012

GEMPA GUNCANG SEBAGIAN SUMBAR

Gempa berkuatan 4,6 SR guncang sebagian wilayah Sumatera Barat mengejutkan warga, tapi pihak berwenang beda pendapat tentang sumber gempa. Koordinasi terpusat terkait gempa belum jalan.



 Gempa yang terjadi di Kota Padang sekitar pukul 16.10 WIB pada Minggu (13/5) sore memunculkan perbedaan pendapat dari berbagai pengamat gempa. Sebagian penga­mat gempa meyakini bahwa gempa tersebut berpusat di laut, semen­tara sebagian lagi meyakini berpu­sat di darat. Sementara sumber yang berwenang  tidak konsisten dan selalu menyajikan revisi data.

Awalnya, informasi gempa berkekuatan 4,6 SR itu dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam situsnya, gempa terjadi di wilayah satu kilometer barat daya Kota Padang dengan kedalaman 43 kilometer. Namun kemudian direvisi di wilayah 40 kilometer barat daya Kota Padang, yang masih berkedalaman 43 kilometer di lokasi 1.18 LS-100.12BT.
Sementara itu, badan kegem­paan Eropa Tengah melansir, gempa tersebut berada di wilayah 25 kilometer barat daya Kota Padang. Gempa tersebut dilansir berlokasi di 1.16 LS-100.28 BT dengan kedalaman 77 kilometer.
Dari sisi informasi yang dilan­sir Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan dari Ba­dan Kegempaan Eropa Tengah (EMSC), lokasi gempa jika ditarik dari koordinat 1.18 LS-100.12BT mau­­pun di lokasi 1.16 LS-100.28 BT, jelas koordinat tersebut berada di laut.
Gempa di sore itu, selain menggetarkan Kota Padang, juga terasa di Padang Panjang, Tanah Datar, Bukittinggi, Padang Paria­man, dan sebagian Agam.
Anehnya, meski kekuatan terse­but hanya berskala 4,6 SR dan berpusat di laut, tapi banyak laporan dari daerah-daerah itu yang merasakan guncangan gempa. Logikanya, tidak mungkin gempa laut berskala kecil dengan berke­dalaman sedang juga dirasakan di Bukittinggi, Padang Panjang, Tanah Datar, Bukittinggi, Padang Paria­man, dan sebagian Agam.
“Kami merasakan guncangan itu,” kata Iwan Dn, seorang warga Padang Panjang.
Ia baru sadar kalau guncangan itu adalah gempa setelah melihat warga lainnya berlarian ke luar rumah sambil berteriak ada gempa.
“Gempa kami rasakan cukup kuat, sehingga warga yang tinggal di kompleks ini (Kelurahan Balai-balai) berlarian ke luar rumah untuk menyelamatkan diri,” katanya. Guncangan gempa juga dirasakan warga Tanah datar. Mereka juga berusaha menyelamatkan diri ke luar rumah.
“Namun sekitar lima menit kemudian kami kembali masuk rumah karena guncangan gempa tidak begitu kuat dan hanya ber­lang­sung sekitar beberapa detik,” kata Edrizal, warga Tanah Datar,.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padangpanjang Bustaminarda mengimbau, agar warga mening­katkan kewaspadaan.
“Tingkatkan selalu kewas­padaan, jangan terlalu panik, karena kepanikan bisa berakibat fatal,” katanya. Hingga saat ini, katanya, belum ada laporan keru­sakan akibat gempa tersebut.
“Waktu itu saya baru mere­bahkan diri di kasur untuk beris­tirahat. Tak lama kemudian saya merasakan guncangan gempa dan membuat saya tersentak. Semula saya berpikir bahwa guncangan gempa ini berasal dari Gunung Marapi, karena status­nya masih waspada dan sering mengeluarkan asap,” ungkap Arif Pribadi, salah seorang warga Biaro Kabupaten Agam.
Menurut Arif, dirinya juga menghubungi beberapa temannya di Kota Bukittinggi, dan teman yang dihubunginya itu juga ikut merasakan guncangan gempa. Artinya, guncangan gempa juga dirasakan di Kota Bukittinggi.
Sementara itu, Komunitas Pemerhati Seismik Indonesia (KPSI) yang intens mengkaji kegem­paan di Indonesia, menilai koordinat lokasi gempa sedikit meragukan dan perlu dianalisa kembali.
“Dari beberapa kejadian gempa dengan skala 4 SR dan berpusat di sekitar Padang, tidak cukup dirasakan hingga ke Bukittinggi atau Agam. Agak aneh juga gempa kali ini, dengan skala 4,6 SR tapi cukup dirasakan di Bukittinggi, bahkan Agam,” jelas Koordinator KPSI wilayah Sumatra, Ade Rahadian.
Ade menilai, jika gempa 4,6 SR di Padang dan dirasakan di Kota Bukittingi hingga Agam, maka kemungkinan besar lokasi gempa berada di darat. Oleh karena itu, ia berharap pihak terkait segera mengevaluasi kembali analisis data gempa, sehingga tidak meragukan masyarakat.
Warga Padang Panik
Guncangan gempa di Kota Padang cukup mengagetkan seba­gian besar warga yang sedang beristirahat, muapun yang sedang beraktivitas. Kepanikan yang serius ditemui di kawasan hotel berting­kat. Sebagian tamu dan pengunjung hotel tampak berhamburan ke luar ketika merasakan guncangan gempa.
Namun suasana seperti itu sangat kontras dengan suasana di RSUP M Djamil Padang, yang mana para pasien dan pengunjung di rumah sakit itu tampak tenang-tenang saja, dan tidak ada pasien yang dirawat di luar ruangan.
Namun dari beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Padang, seperti biasa setelah kejadian gempa, dipenuhi oleh warga yang berbon­dong-bondong mengisi bahan bakar, terutama warga yang membawa sepeda motor.
Sementara itu, gempa bumi berkekuatan 5,5 skala richter (SR) mengguncang 526 Km barat daya Kabupaten Simeulue, Nangroe Aceh Darusalam. Gempa ini tak berpo­tensi tsunami.
Seperti dikutip di situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Minggu (13/5), tercatat gempa terjadi pada pukul 05.17 WIB. Pusat gempa berada di kedalaman 118 Km. (h/wan)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar