Featured Video

Selasa, 17 Juli 2012

Perampok Berpistol di Bukittinggi

Aksi perampokan di siang bolong terjadi di Bukittinggi. Kawanan perampok berpistol menggasak uang PT Pos Rp466 juta. Mereka diduga berasal dari luar Kota Bukittinggi.


 Kawanan perampok bersenjata api beraksi di siang bolong di belakang Kantor Pos Bukittinggi, tepatnya di depan Kantor Notaris/PPAT di kompleks kantor pos, Senin (16/7). Dalam aksi kali ini, kawanan perampok membawa kabur uang milik PT Pos Indonesia Cabang Bukittinggi yang akan disetorkan ke Bank Mandiri sejumlah Rp466 juta.
Tidak ada korban jiwa maupun yang luka-luka akibat aksi nekad perampok ini, namun Muslir (49) seorang karyawan PT Pos me­ngalami syok dan dirawat intensif di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi.

Peristiwa yang sempat meng­hebohkan karyawan Pos Bukittinggi dan warga setempat ini terjadi sekitar pukul 13.15 WIB. Waktu itu korban Muslir sebagai kasir merangkap sopir PT Pos Bukittinggi ini baru saja mengumpulkan uang dan bermaksud menyetor uang tersebut ke bank.
Namun baru saja ia memasuki mobil box milik Kantor Pos dengan nomor polisi D 8782 DG yang diparkirkan di bagian belakang gedung kantor pos, mendadak dua laki-laki berbadan besar yang menggunakan helm standar datang menghampirinya, dan memaksa dirinya untuk membuka pintu mobil.
“Ketika saya tak mau buka mobil, kedua orang itu memukul dan menendang mobil sambil mengacungkan pistol ke atas. Ketika saya membuka kaca mobil sedikit, tiba-tiba pistol itu dito­dongkan ke arah saya, dan mem­buat saya takut,” ungkap Muslir ketika berada di ruangan IGD rumah sakit Yarsi Bukittinggi.
Musril melanjutkan, tangan kanan seorang pelaku yang masuk ke celah kaca juga berhasil mem­buka kunci pintu mobil. Sementara pelaku satunya lagi berusaha membuka paksa pintu mobil di sebelah kiri. Ketika berhasil mem­buka pintu mobil, kedua perampok itu kembali menodongkan pistol ke arah Muslir sambil membentak dan memaksa untuk keluar mobil dan menyerahkan uang yang akan disetor ke bank.
Namun karena Muslir tetap bersikukuh berada di mobil dan tak mau menyebutkan keberadaan uang yang dibawanya, kawanan perampok itu lalu mendorong kepala Muslir hingga Muslir ter­sung­kur ke luar mobil. Setelah itu perampok menggeledah mobil, dan menemukan uang yang dicari dalam sebuah tas ransel berwarna hitam.
Ketika kawanan perampok kabur membawa uang, Muslir sempat berteriak minta tolong. Sementara kawanan perampok ternyata tidak berdua saja saat melakukan aksi. Di luar pagar gedung kantor pos bagian belakang, seorang kawanan perampok juga telah menunggu, dan diduga berpe­ran sebagai pengaman aksi perampokan.
Warga sekitar belakang kantor pos juga mengaku, ada tiga orang yang diduga perampok berlari dengan kencang dari arah belakang kantor pos menuju simpang SMP 1 Bukittinggi. Warga melihat seorang perampok berada di depan dengan membawa tas hitam, sementara dua perampok lainnya yang memegang pistol berada di belakang sambil menodong pistol ke arah warga yang melihatnya.
Kondisi ini membuat warga setempat tak bisa berbuat apa-apa, karena takut ditembak kawanan perampok. Diduga ada seorang kawanan perampok lagi yang berada di simpang SMP 1, dan juga diduga sepeda motor mereka di parkir di kawasan simpang SMP 1 tersebut. Namun untuk saat ini, belum ada saksi mata yang mengaku melihat perampok lari dengan menggunakan sepeda motor.
Sementara itu, Lasmi selaku Bendahara PT Pos Indonesia Ca­bang Bukittinggi mengutarakan, uang yang akan disetor dan dibawa kabur kawanan perampok tersebut memang berjumlah Rp466 juta. Uang tersebut dikumpul dari semua cabang kantor pos di Bukittinggi yang berjumlah 13 cabang.
Lasmi mengaku, untuk penye­toran uang kali ini tidak meng­gunakan jasa pengaman, karena jumlahnya kurang dari Rp500 juta. Biasanya, jika jumlah uang yang disetor tersebut kurang dari Rp500 juta memang tidak pakai penga­man, tapi seandainya jika lebih dari Rp500 juta, barulah mamakai tenaga pengaman dari beberapa Satpam yang ada di kantor pos.
Terkait tindak lanjut kasus ini, Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Rendra Eko Cahyono menga­takan, Polres Bukittinggi telah berkoordinasi dengan seluruh Polsek di kawasan Bukittinggi dan seba­gian Agam, untuk berpartisipasi aktif mempersempit pelarian kawanan perampok dengan mela­kukan berbagai operasi di wilayah­nya masing-masing, terutama yang berada di jalur perbatasan.
Rendra Eko Cahyano menduga, kawanan perampok itu berjumlah empat orang dengan menggunakan dua sepeda motor yang belum diketahui jenisnya. Kawanan pe­r­am­pok itu juga diduga berasal dari luar Kota Bukittinggi.
“Kami masih melakukan penye­lidikan untuk mengungkap kasus ini. Saat ini ada satu helm standar yang kami amankan. Namun kami belum bisa memastikan helm itu milik pelaku, karena helm itu ditemukan di sebuah warung di belakang kantor pos. Bisa saja itu milik orang lain yang ketinggalan. Tapi hingga saat ini, belum ada yang mengaku pemilik helm terse­but,” ujar Rendra Eko Cahyono.
Rendra Eko Cahyono me­nya­yangkan tidak adanya pengamanan penyetoran uang, serta tidak adanya kamera CCTV di bagian belakang kantor pos, sehingga sedikit menga­burkan pelacakan identitas korban.
“Bagi yang tidak ingin memakai jasa pengamanan polisi saat mem­ba­wa uang banyak, sebaiknya was­pada tinggi terhadap resiko peram­pokan. Tapi kami menya­rankan agar memakai jasa penga­man jika mem­bawa uang dalam jumlah banyak,” harap Kasat Reskrim.
Aksi perampokan ini bukan kali pertama terjadi di Bukittinggi. Selama tahun 2012, ada beberapa kali aksi perampokan yang terjadi, seperti perampokan di Toko Emas, perampokan di Bank BRI dan yang lainnya. Namun dari sekian aksi perampokan itu, hanya kali ini perampok yang berhasil membawa uang banyak, sebelumnya gagal membawa uang dan barang.
Polisi saat ini juga masih menyelidiki apakah kasus pe­rampokan kali ini berkaitan dengan aksi perampokan sebelumnya. (h/wan/sms)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar