Featured Video

Rabu, 18 Juli 2012

SEBELUM MEMASUKI RAMADAN-EMPAT MENTERI DIJADWALKAN HADIRI POTANG BALIMAU


Sehari menjelang memasuki bulan Suci Ramadan 1433 H, tepatnya  Kamis  (19/7), direncanakan empat  menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, akan menghadiri acara Potang Balimau di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota. Rom­bongan menteri tersebut sebelumnya akan menginap di Pekanbaru.

Para menteri yang datang ke Limapuluh Kota, dalam rangka menghadiri dan mengikuti tradisi masyarakat Pangkalan yang terkenal dengan tradisi Potang Balimau, sehari sebelum memasuki bulansuci Ramadan. Informasi tersebut disam­paikan Kabag Humas dan Protokoler, Pemkab Limapuluh Kota, Muhammad.S, Kamis (17/7).
Dijelaskan,  acara Potang Bali­mau merupakan simbol Nagari Pangkalan. Tujuannya, selain  untuk mengembangkan budaya lokal, juga untuk melestarikan budaya atau tradisi yang telah diwarisi dari nenek moyang mereka yang terda­hulu.  Disamping itu, juga untuk menyambut datangnya bulan Ra­ma­dan, waktu yang tepat bagi masyarakat, perantau dan ma­syarakat yang berdomisili di kampung bersilaturahmi, menjalin hubungan ukhuwah islamiyah.
Menurut dia, menteri yang direncanakan datang yakni, Menteri Riset dan Teknologi, Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, MS, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. Mari Elka Pangestu, Menteri Lingkungan Hidup Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA dan Menteri Pemuda dan Olah Raga, DR Andi Malaranggeng, M.Si
Sejarah Potang Balimau sebe­narnya sangat indah sekali. Jika disimak, acara  ini merupakan suatu budaya atau tradisi bagi masyarakat Pangkalan. Konon cerita yang berkembang dari dahulu, masyarakat Pangkalan sangat suka berdagang atau berniaga. Saat itu, aktivitas tersebut dilakukan melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu.
Sekitar tahun seribu delapan ratusan, para saudagar Pangkalan yang kembali dari Sambas Kali­mantan sehabis berdagang, mem­bawa dua buah mimbar masjid melewati sungai Siak, Riau. Satu diantara mimbar itu untuk masjid Raya Pangkalan. Ketika itu berte­patan menjelang bulan suci Rama­dan dan masyarakat sedang mem­bangun sebuah masjid. Saat itu, mereka  sangat gembira sekali menanti kedatangan mimbar yang dibelikan oleh para pedagang Pangkalan yang telah pulang berniaga dari Kalimantan.
Mereka berbondong-bondong menunggu kedatangan mimbar tersebut di tepian sungai Masjid Raya Pangkalan,  yang waktu itu masih berupa masjid lama yang berada di dekat Muaro (sebutan kampung kecilnya). Dan mimbar yang satu lagi untuk Masjid Raya yang ada di Pasar Bawah Pekan­baru, Riau. Mayoritas warga masya­rakat Pang­kalan merantau ke Pekanbaru.
Mimbar yang di kirim dari Pangkalan melalui sungai melewati Nagari Taratak Buluah, saat itu merupakan sebuah penghormatan pemberian hadiah bagi Raja Siak waktu itu.
Sehingga acara Potang Balimau identik dengan sampan hias ber­bentuk mimbar masjid ini, kemu­dian dijadikan sebuah acara adat yang mempunyai nilai-nilai keaga­maan dan juga untuk menjalin tali persatuan dan kesatuan masya­rakat.  Sampai saat ini, acara ini tetap dilestarikan oleh masyarakat Pangkalan, khususnya setiap akan memasuki bulan suci Ramadhan. Kedatangan menteri diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat serta dapat melestarikan budaya yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Limapuluh Kota. zkf




Tidak ada komentar:

Posting Komentar