Featured Video

Sabtu, 18 Agustus 2012

Obyek Wisata Masih Berantakan-Padang


                                                                    Pantai padang



Me­nyam­but liburan Lebaran Di­nas Pariwisata dan Kebu­da­yaan Kota Padang tidak me­nyiapkan agenda khusus. Ti­dak tampak ada upaya pembe­nahan sejumlah objek wisata dari dinas terkait.


Pantauan Padang Ekspres, kemarin, kebersihan objek wisata dan penataan pedagang tampak diabaikan. Di Pantai Padang, sampah plastik atau tanaman bertebaran di tepi pantai. Tenda pedagang masih menggunakan fasilitas umum seperti trotoar sehingga kenya­manan pengunjung terganggu.

Di Pantai Purus, tenda ceper masih berdiri. Liburan Lebaran yang umumnya di­kun­jungi perantau bersama ke­luarga, bakal canggung me­ng­unjungi Pantai Padang bila masih digunakan sebagai tem­pat esek-esek.

“Disbudpar telah mela­kukan pembenahan seperti kebersihan, dan sosialisasi pada pedagang untuk menjaga sikap. Kita melakukan pem­binaan pada pedagang dan masyarakat di sekitar objek wisata. Untuk pembenahan objek wisata memang tidak ada,” kata Kepala Dinas Pari­wisata dan Kebudayaan Pa­dang, Asnel, kepada Padang Ekspres, kemarin.

Asnel berdalih untuk pem­benahan fisik objek wisata ha­rus dianggarkan terlebih da­hulu pada APBD sebelum­nya.

Ketua Association of the Indonesia Tour and Travel (Asita)  Sumbar, Ian Hanafiah menyayangkan momen Leba­ran tidak dimanfaatkan Pemko dengan menggelar iven wisata.

“Momen ini bisa dijadikan ajang promosi wisata. Jika perantau merasa nyaman di objek wisata, tentu dia akan menceritakan pada temannya di rantau,” ungkapnya.

Selain pembenahan fisik, kata Ian, yang tidak kalah pentingnya pembenahan mental pedagang dan masyarakat di sekitar objek wisata. Sebut saja dalam mematok harga makanan atau barang, sering dijual di luar kewajaran.

“Selain itu, saat ini belum ada sinergi yang baik antara pelaku wisata dengan peme­rintah. Jika dilakukan dan direncanakan dengan baik, bisa menjadi investasi yang meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.

Secara terpisah, Ketua Ba­dan Promosi Pariwisata Dae­rah Maulana Yusran menga­takan, kedatangan atau kepu­langan perantau-perantau ke tanah air, suatu kebanggaan bagi pemerintah daerah. Se­bab, kesempatan tersebutlah objek-objek wisata yang ada di Sumbar khususnya di Pa­dang  bisa dipromosikan ke­pa­da perantau serta mampu menja­dikan objek wisata ter­se­but be­rubah ke arah yang lebih baik.

“Sektor wisata bisa yang ada selama ini belum terolah dengan baik karena tidak ada pembenahan,” ungkapnya.

Misalnya kawasan Pantai Padang. Objek wisata yang me­mi­liki banyak potensi terse­but bisa membuat para peran­tau yang bertahun-tahun tidak pu­lang terkagum-kagum kare­na po­tensi yang dimiliki. “Jika dibe­nahi akan mampu men­dong­krak pen­dapatan asli daerah,” ujarnya.

Namun pada kenyataan­nya kawasan objek wisata tersebut kini menjadi terco­reng dengan banyak berdiri­nya warung-warung atau ba­ngunan liar yang meresahkan wisatawan. “Lihat saja, tempat yang semestinya dipakai untuk berjalan kaki oleh wisatawan kini didirikan bangunan atau tempat berjualan,” ujar pria berkacamata ini.

Selain itu disebutkannya, yang paling bertanggung ja­wab dalam hal tersebut, pe­me­rintah daerah bahkan DPRD. Sebab, tidak mampu men­datangkan PAD dari sek­tor pariwisata itu sendiri.

“Seandainya objek wisata bisa dibenahi maka perantau dan wisatawan lainnya bisa menanamkan investasinya bahkan akan berpangaruh terhadap sektor lainnya,” tu­kas­nya.


sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar