Pantai padang
Menyambut liburan Lebaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang tidak menyiapkan agenda khusus. Tidak tampak ada upaya pembenahan sejumlah objek wisata dari dinas terkait.
Pantauan Padang Ekspres, kemarin, kebersihan objek wisata dan penataan pedagang tampak diabaikan. Di Pantai Padang, sampah plastik atau tanaman bertebaran di tepi pantai. Tenda pedagang masih menggunakan fasilitas umum seperti trotoar sehingga kenyamanan pengunjung terganggu.
Di Pantai Purus, tenda ceper masih berdiri. Liburan Lebaran yang umumnya dikunjungi perantau bersama keluarga, bakal canggung mengunjungi Pantai Padang bila masih digunakan sebagai tempat esek-esek.
“Disbudpar telah melakukan pembenahan seperti kebersihan, dan sosialisasi pada pedagang untuk menjaga sikap. Kita melakukan pembinaan pada pedagang dan masyarakat di sekitar objek wisata. Untuk pembenahan objek wisata memang tidak ada,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Padang, Asnel, kepada Padang Ekspres, kemarin.
Asnel berdalih untuk pembenahan fisik objek wisata harus dianggarkan terlebih dahulu pada APBD sebelumnya.
Ketua Association of the Indonesia Tour and Travel (Asita) Sumbar, Ian Hanafiah menyayangkan momen Lebaran tidak dimanfaatkan Pemko dengan menggelar iven wisata.
“Momen ini bisa dijadikan ajang promosi wisata. Jika perantau merasa nyaman di objek wisata, tentu dia akan menceritakan pada temannya di rantau,” ungkapnya.
Selain pembenahan fisik, kata Ian, yang tidak kalah pentingnya pembenahan mental pedagang dan masyarakat di sekitar objek wisata. Sebut saja dalam mematok harga makanan atau barang, sering dijual di luar kewajaran.
“Selain itu, saat ini belum ada sinergi yang baik antara pelaku wisata dengan pemerintah. Jika dilakukan dan direncanakan dengan baik, bisa menjadi investasi yang meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Secara terpisah, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Maulana Yusran mengatakan, kedatangan atau kepulangan perantau-perantau ke tanah air, suatu kebanggaan bagi pemerintah daerah. Sebab, kesempatan tersebutlah objek-objek wisata yang ada di Sumbar khususnya di Padang bisa dipromosikan kepada perantau serta mampu menjadikan objek wisata tersebut berubah ke arah yang lebih baik.
“Sektor wisata bisa yang ada selama ini belum terolah dengan baik karena tidak ada pembenahan,” ungkapnya.
Misalnya kawasan Pantai Padang. Objek wisata yang memiliki banyak potensi tersebut bisa membuat para perantau yang bertahun-tahun tidak pulang terkagum-kagum karena potensi yang dimiliki. “Jika dibenahi akan mampu mendongkrak pendapatan asli daerah,” ujarnya.
Namun pada kenyataannya kawasan objek wisata tersebut kini menjadi tercoreng dengan banyak berdirinya warung-warung atau bangunan liar yang meresahkan wisatawan. “Lihat saja, tempat yang semestinya dipakai untuk berjalan kaki oleh wisatawan kini didirikan bangunan atau tempat berjualan,” ujar pria berkacamata ini.
Selain itu disebutkannya, yang paling bertanggung jawab dalam hal tersebut, pemerintah daerah bahkan DPRD. Sebab, tidak mampu mendatangkan PAD dari sektor pariwisata itu sendiri.
“Seandainya objek wisata bisa dibenahi maka perantau dan wisatawan lainnya bisa menanamkan investasinya bahkan akan berpangaruh terhadap sektor lainnya,” tukasnya.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar