Featured Video

Sabtu, 18 Agustus 2012

Kelok Sembilan Dijaga 24 Jam





Limapuluh Kota, Ke­marin (15/8), sekitar 16.45, Gu­bernur Sumbar Irwan Pra­yitno meresmikan operasional jem­batan layang (fly over) Kelok Sem­bilan, Jorong Aieputiah, Na­gari Sarilamak, Kecamatan Ha­rau, Limapuluh Kota. Mobil Su­zuki Grand Vitara dengan nomor po­lisi B 1985 IR menjadi ken­da­raan pertama melintasi jem­ba­tan flyover Kelok Sembilan, di­ikuti beberapa kendaraan lainnya.


Kendati sudah dilarang, ma­sih banyak pengemudi berhenti di badan jembatan. Walau hanya di­buka selama arus mudik, para pengguna jalan sangat antusias men­jejali jembatan di per­bata­san Sumbar-Riau tersebut. Bah­kan, beberapa pengemudi tetap ber­henti dan berfoto-foto di ba­dan jembatan, padahal semua itu sudah dilarang.

Menghindari kejadian yang tak diinginkan, Gubernur me­min­­ta jajaran Polres Lima­puluh Ko­ta, Dinas Perhubungan Ko­mu­n­ikasi dan Informatika (Dis­hub Kominfo) Sumbar, serta Sa­tuan Polisi Pamong Praja ber­jaga-jaga selama 24 jam. “Kita ingin memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengemudi. Itu­lah sebabnya, petugas bisa ber­jaga-jaga selama 24 jam,” im­bau Gubernur usai pem­bukaan.

Hadir dalam pembukaan se­mentara ini Kepala Dinas Pra­sa­rana Jalan dan Tarkim (Prasjal Tar­kim) Sumbar Suprapto, Ke­pal­a Dinas Perhubungan dan Ko­minfo Sumbar Mudrika, Bu­pati Limapuluh Kota Alis Marajo Da­tuak Sori Marajo, Kapolres Li­mapuluh Kota AKBP Pratomo Iria­nanto beserta jajarannya, PPK Satker Kelok Sembilan Dah­ler, serta pelaksana la­pa­ngan dari PT Waskita Karya, Rifto.

”Mudah-mudahan pem­bu­kaan sementara jem­batan ini bisa membuat kendaraan dari arah Riau lebih lancar, lebih ce­pat, lebih nyaman dan aman,” ha­rap Irwan. Gubernur atas na­ma masyarakat Sumbar, juga ber­­harap presiden RI bisa me­res­­mikan jembatan ini ketika se­muanya sudah tuntas.

Kadis Prasjal Tarkim Sum­bar, Suprapto kembali mene­gas­kan, pembukaan jembatan Ke­lok Sembilan ini sifatnya semen­tara. Jembatan ini hanya dibuka un­tuk arus mudik dari arah Pe­kan­baru ke Payakumbuh, se­dang­kan kendaraan dari Pa­ya­kumbuh ke Pekanbaru masih me­nempuh jalan biasa. Begitu se­baliknya, hanya digunakan un­tuk arus balik dari arah Paya­kumbuh ke Pekanbaru.

Meski sudah layak secara tek­nis, Suprapto mewanti-wanti para pengendara agar berhati-hati melewati jembatan. Misal­nya, kecepatan maksimun hanya 40 km/jam. Selain itu, ada jalur pe­nyempitan di atas jembatan guna menghindari benda jatuh dari atas tebing.

Konstruksi jembatan ini, me­nurut Suprapto, dibuat cu­kup kuat. Bahkan, kendaraan be­sar jenis trailer bisa mele­watinya. Se­luruh proyek dijadwalkan ram­­pung pertengahan 2013 men­d­atang. “Melihat kondisi pe­kerjaannya saat ini, nam­paknya ta­hapan pekerjaan bisa disele­sai­kan pertengahan tahun 2013 men­datang,” ucapnya.

Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Pratomo Iriananto me­nga­­ku sudah menempatkan per­sonel selama 24 jam. “Selain itu, petugas juga menggunakan se­­peda motor mengontrol ke­nya­manan dan keamanan lalu lintas di atas jalan dan jembatan Kelok Sam­bilan,” pungkasnya.

Di sisi lain, empat hari sebe­lum Lebaran (H-4) arus mudik me­lewati ruas jalan lintas kawa­san Kelok Sembilan, Keca­matan Ha­­rau, Limapuluh Kota, belum ter­­lihat lonjakan secara signi­fi­kan. Kabag Ops Polres Lima­puluh Kota sekaligus Koor­dina­tor Pos Pengamanan Leba­ran, AKP Asrul Bayu kepada Padang Eks­pres, memperediksi kepa­da­tan arus lalu lintas di kawasan ini terjadi H-3 sampai H-1 nanti. “Ini but­uh pengawasan ekstra dari pe­tugas. Kami ingatkan pe­ngen­dara tidak berhenti dan ber­foto-foto di atas jembatan,” te­gasnya.

Dorong Ekonomi Sumbar

Pengamat ekonomi dari Uni­­ver­sitas Andalas (Unand), Dr Werry Dartha Taifur meyakini dibukanya jembatan Kelok Sem­bi­lan banyak memberikan man­faat bagi  ekonomi Sumbar. “Se­lain bisa mengurai kema­cetan, Ke­lok Sembilan juga mem­beri­kan manfaat bagi Kota Paya­kum­buh. Ini sebetulnya peluang sa­ngat baik bagi Pemko Paya­kum­buh. Di Bukittinggi kan su­dah sumpek, harusnya seba­gian kegiatan yang dilak­sanakan di Bukittinggi dapat dilakukan di Payakumbuh,” ujarnya.

Rektor Unand ini juga meng­im­bau Pemprov Sumbar atau­pun kepala daerah lainnya ti­d­ak mem­buat kebijakan yang ber­po­ten­si menghambat pen­distri­bu­sian barang dari Padang ke Pe­kan­baru, atau sebaliknya. Sebab, se­­mua itu berpotensi m­e­ma­tikan potensi ekonomi. “Pem­bu­kaan Kelok Sembilan jelas akan men­do­rong bermunculannya ber­ba­gai kegiatan, akhirnya akan mem­berikan manfaat bagi kesejah­teraan masyarakat,” tutur putra Kubang, Limapuluh Kota ini.

Ekonom Unand lainnya, Prof Elfindri  mengatakan, Kelok Sem­bilan aset penting bangsa, ka­­rena menghubungkan dua pro­­vinsi yang dinamikanya sa­ngat cepat akhir-akhir ini. Khu­sus Sumbar, ke­beradaan Kelok Sem­­bilan membuka peluang me­­ngejar ke­tertinggalan dari pro­vinsi te­tangga (Riau), yang ber­lari ken­cang 10 tahun tera­k­hir ini.

“Riau mengalami kemajuan dari berbagai segi, baik dari sisi pem­bangunan manusia, infra­struktur atau ekonomi. Dampak ke­majuan ekonomi Riau, men­ja­dikan Kelok Sembilan menjadi sa­ngat strategis bagi percepatan pem­bangunan Sumbar. Ba­gai­manapun juga, Kelok Sem­bilan strategis tidak saja regional, namun menjadi sebuah integrasi moda transportasi darat yang penting,” tukasnya.

Ketua DPRD Sumbar Yul­tekh­­nil menekankan agar pe­man­faatan megaproyek ini, mes­t­i­nya usai penyerahan lang­sung dari pemegang proyek kepada pe­­merintah. “Jika nanti ada ke­ce­lakaan atau musibah lain­nya di jalur tersebut, yang akan di­ru­gikan tentu masyarakat. Hal ini akan menjadi salah satu perha­tian khusus DPRD dengan mem­bicarakannya dengan komisi ter­kait,” katanya.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar