Bendera Israel
YERUSELEM -- Israel akhirnya mengizinkan 53 penduduk Desa Bnei Menashe, timur laut India yang mengaku keturunan Yahudi, masuk ke Negeri Zionis tersebut.
Izin dari Israel akhirnya keluar setelah lima tahun berjuang di pengadilan. Mereka dilaporkan mendarat di Israel, Senin (24/12) kemarin.
The Daily Mail, Kamis (27/12), melaporkan ke-53 warga itu mengaku sebagai suku Yahudi yang hilang di zaman kuno pada abad kedelapan sebelum Masehi.
Pada 2005, Kepala Rabbi Israel, Shlomo Amar yakin warga Bnei Menashe yang berasal dari negara bagian Mizoram dan Manipur, dekat perbatasan India dan Myanmar itu, merupakan satu dari sepuluh suku Yahudi yang hilang.
Kemudian Shlomo Amar mengirim sebuah tim ke India untuk mengajak mereka berpindah agama ke Yahudi. Pemerintah India yang mencium upaya Shlomo lalu menghentikan mereka.
Penduduk Desa Bnei mengaku nenek moyangnya tiba di Bnei setelah diusir bangsa Assyria. Dalam satu abad mereka menganut animisme. Pada abad ke-19, misinonaris Inggris mengajak mereka masuk agama Kristen. Meski begitu mereka mengaku tetap menjalankan ritual kuno agama Yahudi secara turun-temurun.
Dalam dua tahun terakhir sedikitnya 1.700 warga India hijrah ke Israel, sebelum Pemerintah Israel menghentikan pemberian visa. Namun, belakang ini Israel kembali mengizinkan 7.200 warga Bnei Menashe itu eksodus ke Israel.
Pekan depan kabarnya 300 orang akan datang ke Israel. "Setelah menunggu ribuan tahun, impian kami terwujud. Kami tiba di tanah air," kata Lhing Lenchoz (26), warga Bnei Menashe yang tiba di Israel bersama suami dan putri berumur delapan bulan.
Sayangnya tidak semua warga Israel mengakui penduduk Bnei Menashe sebagai keturunan Yahudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar