Featured Video

Minggu, 27 Januari 2013

Longsor di Agam Hondoh 3 Rumah

Tiga rumah warga rusak dan empat unit sepeda motor hilang akibat longsor di Kabupaten Agam.  Sementara hujan lebat sepanjang sore kemarin membuat warga Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo Padang was-was.



 Hujan lebat selama dua jam yang mengguyur Jorong Muko-Muko Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Jumat siang (25/1)  me­nimbulkan kerugian materi bagi masyarakat setempat. Sedikitnya, tiga rumah rusak akibat dihondoh  longsor, dan empat unit sepeda motor hilang.
Longsor yang terjadi pada siang hari tersebut juga membuat jalur dari Jorong Muko-Muko Nagari Koto Malintang menuju Jorong Sigiran Nagari Tanjung Sani terputus untuk sementara. Kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa melalui jalur tersebut karena ter­tutup lumpur yang membawa kayu gelondongan dari atas bukit.
Salah seorang warga setempat yang ikut menjadi korban, Anto mengatakan, peristiwa longsor terjadi tidak lama setelah ma­syarakat menunaikan salat Jumat berjamaah. Atau persisnya sekitar pukul 13. 30 WIB. Menurutnya, cuacanya sebelumnya panas, tiba-tiba berubah menjadi mendung lalu turun hujan. Masyarakat tidak menyangka bahwa akan terjadi longsor yang cukup besar.
Dikatakannya, tidak lama sete­lah hujan reda, terdengar suara gemuruh dari atas bukit, suara tersebut cukup kuat.  Sebagian warga setempat lari mencari dae­rah yang aman. Ternyata suara ge­muruh tersebut berasal dari tanah longsor yang membawa kayu gelon­dongan yang cukup banyak.
“ Sebelum hujan cuaca sangat cerah, tidak ada tanda-tanda akan hujan. Tetapi tiba-tiba turun hujan yang cukup lebat sekitar dua jam. Hingga akhirnya menyebabkan tanah longsor membawa puluhan gelondongan menghantam pemu­kiman masyarakat. Alhamdulillah saya dan keluarga dalam keadaan selamat. Tetapi motor saya,  yang dipakir di halaman rumah turut disapu oleh derasnya lumpur. Selain itu,  sebagian barang perabotan rumah juga ada yang terbawa longsor,” katanya.
Sementara itu, salah seorang warga yang lain, Warnida menga­takan, longsor ini sudah ketiga kalinya terjadi. Sebelumnya,  peris­tiwa seperti ini sudah pernah terjadi sebanyak dua kali, persis di daerah saat ini.
“ Jika dibandingkan dengan longsor sebelumnya, peristiwa kali ini cukup parah. Longsor sebe­lumnya hanya membawa tumpukan tanah bercampur air, sementara longsor yang terjadi kali ini turut membawa kayu golondongan,” jelasnya.
Menurutnya, kayu yang terbawa longsor adalah bekas penebangan yang dilakukan masyarakat. Ia mengakui sebagian besar masya­rakat masih ada yang melakukan penebangan tanpa izin. Mereka berani melakuakan penebangan dengan alasan untuk kebutuhan rumah tanggga. Padahal,  kayu yang ditebang dijadikan komoditas komersial.
“Saya sangat berharap peme­rintah bisa mencegah pembalakan hutan di Nagari Koto Malintang dan perbukitan di sepanjang Danau Maninjau Kecamatan Tanjung Raya. Tanpa adanya pencegahan pemba­lakan, tentunya kejadian seperti ini bisa saja terulang kembali. Saya bersyukur posisi rumah kami tidak terlalu dekat dengan daerah longsor dalam peristiwa ini. Mudah-muda­han pemerintah mencarikan solusi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pelak­sana Badan Penaggulangan Ben­cana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Bambang Warsito menga­takan, longsor yang terjadi di Jorong Muko-Muko itu menyebabkan kerugian sekitar Rp100 juta.
Dikatakan Bambang, pihaknya dengan beberapa instasi terkait dibantu masyarakat berupaya bahu membahu membersihkan tumpu­kan longsor yang menutupi jalan dan kediaman masyarakat. Menu­rutnya, barang-barang masyarakat yang hilang sebagian besar disapu longsor hingga ke Danau Maninjau. Berkat kerjasama yang baik dengan ma­syarakat, dua dari empat sepeda motor yang hilang sudah dite­mukan.
”BPBD dibantu Polres Agam serta Kodim 0304 Agam dan masya­rakat tengah membersihkan tum­pukan longsor yang menutup jalan yang menghubung Jorong Muko-Muko Nagari Koto Malintang menuju Jorong Sigiran Nagari Tanjung Sani. Tumpukan longsor tidak bisa hanya menggunakan tenaga manusia, oleh sebab itu kami tengah mengupayakan alat berat. Kami berharap besok jalan ini sudah bisa di pergunakan ma­syarakat kembali,” ungkapnya.
Hujan lebat yang terjadi Kamis malam juga mengakibatkan ratu­san rumah di Perumahan Pemda Kabupaten Agam, di Kelurahan Gadut, Kecamatan Tilatang Ka­mang, terendam air.
Sementara itu, hujan  yang menguyur Kota Padang, Jumat (25/1) sore, membuat  40 kepala keluarga (KK) yang tingal di RT 01 RW III, Kelurahan Banda Gadang, Keca­matan Nanggalo was-was. Air sungai Batang Kuranji sempat melimpah  dan menggenangi pemukiman mere­ka setinggi 30 cm. Warga bahkan sempat menge­va­kuasi barang-barang beharga miliknya.
Lurah Tabiang Banda Gadang,  Yuhelmi menyebutkan, Pemko Padang juga sudah merencanakan akan merelokasi warga, namun hingga saat ini belum ada titik terangnya, kapan mereka akan di relokasi. Jika masih tinggal di lokasi tersebut, jika musim hujan, mereka akan menjadi langganan banjir,” ungkapnya.
Sementara itu curah hujan yang tinggi di Padang, juga  mem­buat ketakutan warga Komplek Peru­mahan Griya Kubutama, Kelurahan Tabing Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo, Padang, sehingga 20 kepala keluarga (KK) harus dieva­kuasi dari rumahnya, Jumat (25/1) sekitar pukul 15.30 WIB. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar