Featured Video

Rabu, 20 Februari 2013

Skandal & Penipuan Investasi Terbesar Dalam Sejarah


Foto: Investopedia
Jakarta - Uang dan sifat rakus manusia selalu berjalan beriringan. Maka dari itu tidaklah aneh banyak kasus penipuan investasi yang terjadi di seluruh dunia, meskipun banyak negara yang sudah punya hukum untuk mengatur investasi.


Perusahaan publik atau terbuka (terdaftar di pasar modal), berharap bisa lebih transparan kepada masyarakat sehingga tidak akan terjadi penipuan. Sayangnya, tidak semudah itu, banyak kasus penipuan dan penggelapan uang terjadi di perusahaan model ini.

Beberapa kasus di bawah ini, seperti dikutip dari Investopedia, Rabu (20/2/2013), termasuk ke dalam penipuan investasi yang terbesar sepanjang sejarah dunia. Sayangnya, banyak korban yang sama sekali tidak menyangka bahwa investasinya itu bodong. 

Bahkan, ada salah satu perusahaan asing yang menggunakan nama dan wilayah Indonesia untuk penipuannya. Penasaran dengan perusahaan jahat tersebut? Klik tautan di bawah ini untuk memulai.




1. 1985: EF Hutton

Foto: Investopedia
Reputasi broker saham asal Amerika Serikat (AS) ini sudah terjun bebas gara-gara skandal penipuannya yang dimulai sejak 1980. Saat itu, perusahaan mulai menuliskan cek dengan jumlah uang yang jauh melebihi arus kas, sebuah strategi penipuan yang dikenal dengan check kiting.

Hutton menggunakan cara ini untuk memutar uang US$ 250 juta bebas bunga per hari. Hingga pada 1985, perusahaan mengaku bersalah karena telah menipu 2.000 nasabahnya yang melakukan pengaduan.

Karena sudah mengaku salah, Hutton tidak ditutup dan tetap bisa menjalankan bisnis seperti biasa. Bahkan, sama sekali tidak ada direksi yang dihukum saat itu.


2. 1986: ZZZZ Best Inc.

Foto: Investopedia
Barry Minkow, pemilik perusahaan pembersih karpet ZZZZ Best Inc., melakukan kampanye kepada beberapa investor yang intinya adalah, ZZZZ akan menjadi "General Motor-nya pembersih karpet."

Ia pun mulai berlagak
seperti orang yang sedang membangun perusahaan bernilai jutaan dolar, salah satunya dengan memalsukan ribuan dokuman dan berkas penjualan. Pada akhirnya, perusahaan bisa menarik banyak investor sampai-sampai bisa mengumpulkan dana hingga US$ 50 juta (Rp 475 miliar).

Pada akhirnya, perusahaan milik Minkow ini terpaksa ditutup pada 1988, setelah ia ketahuan hanya mengumpulkan dana investor tanpa investasi yang jelas, mirip dengan skema Ponzi.


3. 1996: Centennial Technologies Inc.

Foto: Investopedia
Perusahaan ini sempat jadi primadona di Wall Street pada 1996, saat sahamnya melonjak 451% ke Rp US$ 55,5 per lembar, dan menjadi saham berkinerja terbaik di Bursa New York pada tahun yang sama.

Pasalnya, perusahaan memalsukan angka penjualan memory card PC terbaru mereka dengan omzet senilai US$ 40 juta hanya dalam jangka waktu dua tahun. Setelah perusahaan terbukti berbohong, sebanyak 20.000 investor kehilangan dana investasinya hanya dalam waktu singkat.


4. 1997: Bre-X Minerals




Foto: Investopedia
Perusahaan asal Kanada menggunakan salah satu wilayah di Indonesia untuk penipuannya. Pada 1993, perusahaan membeli konsesi tambang di Busang, Kalimantan, dan melaporkan cadangan emas lebih dari 200 juta ounce.

Sahamnya langsung meroket, dari yang awalnya kurang dari US$ 1 menjadi ratusan dolar per lembar hanya dalam waktu singkat, membuat banyak investornya jadi kaya raya dalam semalam.

Sayangnya, pesta ini harus berakhir pada 1997 setelah kandungan emas di tambang tersebut terbukti dipalsukan. Bahkan, sebenarnya tambang tersebut juga tidak punya cadangan sama sekali.

Banyak investor yang sempat kaya raya akhirnya jatuh miskin hanya dalam sekejap. Dua pihak yang kehilangan dana dalam jumlah besar adalah perusahaan dana pensiun asal AS, yaitu Quebec dan Ontario.

5. 2001: Enron

Foto: Investopedia
Perusahaan energi yang bermarkas di Houston ini pernah menjadi perusahaan dengan omzet terbesar ketujuh di AS. Berkart kepintarannya dalam merekayasa akunting yang melibatkan laporan kinerja anak-anak usahanya, perusahaan bisa menyembunyikan utang ratusan juta dolar. Hebatnya lagi, utang itu malah bisa ditulis di pos pendapatan dalam buku laporan kinerjanya.

Ketika SEC melakukan penyelidikan di 2001, ditemukan bahwa sebenarnya perusahaan ini sudah di ambang kebangkrutan. Akhirnya, sahamnya pun jatuh dari US$ 90 per lembar menjadi hanya US$ 0,7 per lembar. Ribuan karyawan Enron kehilangan uang investasi dan dana pensiun, sementara investor merugi hingga miliaran dolar

s



Tidak ada komentar:

Posting Komentar