Featured Video

Selasa, 26 Februari 2013

Rendang Padang Dijadikan Komoditas Unggulan Indonesia


Kementerian Koperasi dan UKM lewat Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha berkonsentrasi untuk peningkatan mutu rendang.

Peningkatan mutu ini berkaitan dengan persiapan rendang masuk komoditas perdagangan internasional. Apalagi dalam waktu dekat pasar tunggal ASEAN pada 2015 nanti.
‘’Kita takut kejadian pada saat AFTA dan ACFTA diberlakukan dulu, produk negara lain membanjiri pasar Indonesia. Mereka bisa masuk karena produknya telah memiliki standar Indonesia,’’ ujar Emilia Suhaimi, Asdep Produktivitas dan Mutu Kementerian Koperasi dan UKM via telepon, Minggu (24/2).
Untuk itu, kata Emilia, mewakili Kementerian berusaha mengamankan produk Indonesia dengan cara memfasilitasi pengurusan standar nasional Indonesia (SNI). Terpilihlah rendang salah satunya.
‘’Rendang sudah dikenal dunia lantaran masuk dalam daftar 50 makanan lezat versi CNN. Bahkan rendang dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia,’’ ujar Emilia Suhaimi sembari menceritakan ihwal rencana dijadikannya rendang sebagai produk unggulan Indonesia.
Menurut Emilia, 50 UMKM dipilih untuk ikut program ini. Mereka akan didampingi. Produk rendang akan diuji labor. Tim ahli akan menyarankan bahan pembuat rendang, proses pembuatannya hingga kemasan yang bagus untuk rendang tersebut. Apakah memakai aluminium foil (standing pouch), kemasan plastik food grade atau kemasan lain yang terbaik bagi tiap produk rendang.
‘’Kami merencanakan kemasan tunggal yang bisa digunakan oleh berbagai produsen rendang yang akan dibranding oleh Rhenal Kasali. Lalu nama pada kemasan itu kami usulkan rendang Padang. Nama produsen tetap kita buatkan slotnya pada kemasan,’’ tambah Emilia.
Adanya nama produsen di kemasan untuk memberikan keleluasaan pada konsumen rendang produksi siapa yang lebih diminatinya. Kementerian menyediakan dana Rp75 juta bagi tiap produk rendang untuk membiayai uji labor, pendampingan, pembuatan kemasan dan pengurusan standar nasional Indonesia. Mereka pun akan diupayakan mendapat sertifikat ISO 22000.
‘’Berbekal ISO 22000 ini, produk rendang bisa diterima pasar internasional. Mereka tambah yakin rendang aman dikonsumsi karena dari segi bahan, proses pembuatan hingga pengemasan diakui keamanan dan mutunya,’’ ujar Emilia.
ISO 22000 ini pun menuntut proses pemotongan ternak di rumah potong hewan juga harus higienis. Di Indonesia, rumah potong itu hendaknya bersertifikat halal.
Mengingat pentingnya arti kegiatan ini, Kabid Bina PUMKM Dinas Koperasi UM KM Sumbar Desmadi Idrus, telah diperintahkan oleh kepala dinas, Achmad Charisma untuk mengawal kegiatan ini.
Pria yang akrab dipanggil Didit mengakui dia telah dipesankan mewanti-wanti kepala dinas atau bidang yang membawahi koperasi dan UMKM di kabupaten/kota tentang program kementerian ini.
Didit membenarkan, Emilia mensyaratkan ke-50 UMKM yang akan didampingi harus mempunyai legalitas usaha dan berproduksi secara kontinyu. Emilia juga berharap UMKM tersebut telah masuk dalam kategori kecil. Sebab program ini bermuara pada upaya preventif, jangan sampai perusahaan negara lain misalnya Malaysia, Singapura dan lainnya berinvestasi mendirikan pabrik rendang di Sumatera Barat ini.
Asdep yang juga orang Payakumbuh ini juga menjelaskan rencana menjadikan rendang produk premium berbasis indikasi geografis. Artinya produk ini hanya ada di Ranah Minang, seperti Kopi Bali, Kopi Luwak dan lainnya. Pemerintah provinsi diminta Emilia untuk aktif mendaftarkannya ke HAKI. Sebagai bentuk dukungan dari kementerian, program ini dilakukan di daerah asal rendang, Sumatra Barat.

s


Tidak ada komentar:

Posting Komentar