Featured Video

Senin, 22 April 2013

MENTAWAI DISERBU PESELANCAR DUNIA



Pe­me­rintah Kabupaten Men­tawai menggelar iven selancar internasional level Asia, Asian Surving Champions (ASC) 21-29 April 2013 yang akan menyertakan 23 surfer’s profe­sional dari berbagai negara.

Menurut pemerintah se­tempat melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Desti Seminora kejuaraan itu mempertontonkan ke­mam­puan 16 peringkat teratas peselancar ASC, yang bersaing dengan tujuh pemenang wild­card internasional dan satu peselancar lokal pemenang uji coba di Lance‘s Right, nama salah satu spot ombak terbaik dunia di Mentawai, khusus untuk peselancar yang sudah berpengalaman.
Desti menyebut, iven ini sebenarnya sudah dilak­sanakan sejak 2010 lalu untuk level lokal. Namun, setelah dinilai punya nilai besar, levelnya ditingkatkan menjadi internasional karena setiap pelaksanaan iven ini selalu mendapat respon besar dari peselancar, terutama dari luar negeri. Pro Surf Competition 2013, katanya, merupakan kejuaraan paling bergengsi bagi surfer’s profesional.
“Kejuaraan ini mem­beri­kan dampak positif bagi banyak hal, mulai dari pere­konomian masyarakat setem­pat hingga tingkat kunjungan pariwisata. Tercatat, sejak tahun 2009 lalu tingkat kun­jungan ke Mentawai selalu meningkat. Jika ditahun 2009 kunjungan turis mencapai 3389 orang, maka di tahun 2011 lalu,jumlahnya mening­kat menjadi 4010 orang yang sebanyak besar peselancar dunia yang tertantang dengan ombak Mentai,”katanya.
Direktur ASC, Rivi, menga­takan Pro Surf Competition, merupakan kejuaraan pre­mium, dengan peserta sangat terbatas dari peselancar profesional tingkat dunia, juga dari lokal.
Sedangkan Bupati Men­tawai, Yudas Sabaggalet, akan mengupayakan kejua­raan surfing Mentawai masuk dalam agenda wisata nasional dan internasional, seperti Tour de Singkarak. Karena surfing ini salah satu andalan wisata di Mentawai dan dapat me­ning­katkan kunjungan, khu­susnya wisatawan asing. Selain itu, ia juga meminta dukungan kepada pemerintah Sumbar dan masyakarat lokal untuk mempromosikan iven tersebut. Mengingat iven itu lebih banyak dipromosikan orang luar negeri dibanding negeri sendiri.
Ombak di pantai Katiet selama ini terkenal dengan julukan Surgery Table atau meja operasi karena sangat menantang dan berbahaya dan hanya untuk peselancar yang pengalaman. Karena di balik ombak yang sempurna di dasarnya yang dangkal ter­dapat karang-karang yang tajam yang bisa melukai peselancar, bahkan menyebab­kan bagian tubuh bisa di­amputasi.
Kejuaraan selancar itu menyediakan total hadiah Rp80 juta, dengan hadiah utama Rp25 juta. Kejuaraan tersebut berlangsung di Kat­tiet, di bagian selatan Pulau Sipora, salah satu tempat yang memiliki beberapa spot ombak terbaik di dunia.

s



Tidak ada komentar:

Posting Komentar