Featured Video

Senin, 21 Oktober 2013

Cara Memasak Randang Dipamerkan

FESTIVAL RENDANG

Minggu (20/10), di Taman Budaya Sumatera Barat terlihat ibu-ibu mengenakan ‘tikuluak’, berbaju kebaya, memegang tangkai sendok pengaduk randang. Api di tungku menyala, asap mengepul. 


Pemandangan itu membuat sekitar 250 lebih seller dan buyer yang merupakan peserta Tourism Indonesia Mart & Expo (TIME) 2013 menjadi tertarik. Mereka asik mengabadikan momen dengan kamera masing-masing. Memoto randang, ada yang berpose di depan ibu-ibu yang sedang asik mengaduk. Momen menyaksikan proses memasak masakan terlezat di dunia.
TIME merupakan pasar pariwisata Indonesia yang ditawarkan oleh masing-masing daerah di Indonesia (seller) kepada agen-agen travel dan prariwisata dari luar negeri (buyer).
Suasana semakin ramai ketika telah terjadi tanya jawab antara seller dari Sumatera Barat dengan buyer dari mancanegara, tentang cara pembuatan randang. Ada yang berdialog langsung, ada pula yang memakai penerjemah.
“Saya adalah termasuk pecinta kuliner Indonesia, dan saya sepakat, randang dikatakan masakan terlezat di dunia,” kata Emy, salah orang buyer dari Netherlands.
Selain itu, di Taman Budaya itu terlihat berjejer beberapa stan pameran kuliner Minangkabau. Bermacam-macam, mulai dari randang, dendeng balado, gulai tunjang, gulai paku, gulai banak, gulai manih, gulai pucuak ubi, gulai asin padeh, dan lainnya.
Di sana, panitia menyediakan langsung makan siang masakan ala Minang. Mereka yang penasaran dengan rasa randang, meminta kepada ibu-ibu yang memasak randang tadi untuk dicicipi.
Sambil mencicipi kuliner tersebut mereka dihibur dengan penampilan seni pertunjukan dari atas panggung. Seni pertunjukan dari beberapa grup seni di beberapa daerah di Sumbar, seperti dari Solok, Bukitinggi, dan lainnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Sumbar, Muasri mengatakan, pembuatan randang itu akan ditampilkan oleh 19 kelompok yang ada di Sumatra Barat. Mereka terlibat dalam festival randang yang digagas oleh UPTD Taman Budaya Sumbar. Mereka berasal dari 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat. “Awalnya kedua acara ini (TIME dan festival randang) tidak ada kaitannya. Namun karena kebetulan para pelaku TIME itu datang, dan kita juga akan mengadakan festival randang, maka sekalian momen ini kita jadikan sebagai ajang promosi randang di mancanegera,” katanya.
Tentang pameran kuliner, masing-masing kelompok diminta untuk membuatkan 10 jenis masakan Minang. “Terserah mereka mau makanan apa. Soal bahan yang diperlukan kami persiapkan,” katanya.
Para peserta dinilai oleh juri yang telah ditunjuk. Bagi peserta yang mendapatkan nilai terbaik akan diberi hadiah berupa uang dan tropi.
“Kelompok yang diberi nilai itu adalah 5 kelompok yang memiliki nilai tertinggi. Festival diselenggarakan mulai 19 hingga 21 Oktober,” katanya.
Festival randang sudah yang ke tiga kali diselenggarakan di Taman Budaya. Tujuannya untuk lebih mengenalkan randang di mata internasional sebagai masakan terlezat dunia. 
Defil, Wartawan Muda
s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar