Featured Video

Selasa, 17 Juni 2014

AWAL PUASA MUNGKIN BEDA, TAPI LEBARAN SAMA

 Mu­hammadiyah te­lah mene­tap­kan awal bulan Ra­madan dan awal bulan Syawal ta­hun pada 2014 Masehi. Ke­mung­kinan penetapan itu akan berbeda dengan kepu­tusan pemerintah.

“Kemungkinan awal Ramadan akan berbeda, karena pemerintah menggu­nakan rukyatul hilal dengan ketetapan jumkanurrukyah di atas 2 derajat,” kata Ketua Muhammadiyah bi­dang Tarjih dan Tajdid, Yunahar Ilyas, dalam kon­fe­rensi pers di gedung PP Mu­hammadiyah, Ja­lan Menteng Ra­ya, Jakarta Pu­sat, Senin (16/5).
Yunahar men­jelaskan, dari ha­sil perhitungan menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal yang dilakukan oleh Muham­madiyah, posisi hilal (bulan) dengan matahari berada di bawah 2 derajat. Sehingga tidak memenuhi kriteria jika menggunakan metode rukyatul hilal.
“Kalau sudah di atas 2 derajat, maka diterima. Tapi kalau di bawah 2 derajat, isitilahnya tidak ditolak, tapi dapat ditolak,” kata Yunahar.
Yunahar kemudian mencon­tohkan dengan lomba balap mobil. Dalam lomba itu, perhitungan finish dilakukan saat moncong mobil melewati garis batas finish, bukan saat seluruh badan mobil melewati finisih.
“Begitu sudah masuk garis, dianggap sudah finish kan,” katanya. Sehingga kemungkinan pemerintah akan menetapkan tanggal 1 Ramadan pada 29 Juni 2014, sehari setelah warga Muhammadiyah sudah mulai menjalankan ibadah puasanya.
Sementara untuk awal bulan Syawal, diprediksi akan bersa­maan. Sebab dari hasil hisab Muhammadiyah, pada tanggal yang telah ditetapkan, yaitu 27 Juli, hilal telah mencapai 3 derajat 37 menit. Angka tersebut telah memenuhi syarat jumka­nurrukyah yang dilakukan pemerintah di mana hilal harus lebih dari 2 derajat.
“Kemungkinan nanti leba­rannya bersamaan,” kata Yuna­har.
Meski terdapat perbedaan permulaan puasa, Yunahar mengimbau seluruh umat muslim untuk tetap saling menghargai. Perbedaan tata cara ibadah, menurutnya tidak perlu dipersoalkan.
“Kita ingin saling menghor­mati karena Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan dengan pendekatan keagamaan murni bukan melalui politik keagamaan,” tutupnya.h

Tidak ada komentar:

Posting Komentar