Featured Video

Kamis, 26 Februari 2015

Warga Australia Justru Inginkan Terpidana Bali Nine Dieksekusi

Dua terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Dua terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Seorang ibu di Melbourne, Beverley Neal, kehilangan putrinya yang overdosis heroin. Ia menentang pemerintah Australia yang menginginkan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dibebaskan dari eksekusi mati oleh pemerintah Indonesia.

“Saya berharap Bali Nine dieksekusi mati,” ujar Neal

Neal tidak setuju Perdana Menteri Australia, Tony Abbott dan Menteri  Luar Negeri Australia Julie Bisho mengutuk Indonesia yang mengeksekusi Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.  Kata Neal, pemerintah Australia harusnya menyadari Bali Nine menyelundupkan 8,2 kilogram heroin ke Australia.

Neal berdoa agar Indonesia segera mengeksekusi mati  Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Menurut Neal,  usaha pemerintah Australia untuk membebaskan Bali Nine dari eksekusi mati di Indonesia  seperti memuliakan  penjahat dan menjadikannya pahlawan.  Katanya, pemerintah harusnya sadar berapa banyak orang yang mati karena heroin. 

“Siapa yang tahu, berapa banyak kehidupan yang akan hilang jika mereka tidak tertangkap,” kata Baverley Neal.

Setiap harinya, Neal masih berduka  atas kepergian putrinya Jennifer (17)  karena overdosis heroin.  Menurutnya, Jennifer adalah putri yang cerdas dan cantik.  Ia meninggal ditahun pertamanya kuliah di jurusan bisnis.  

Berbeda dengan orang tua Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Orang tua terpidana mati tersebut masih beruntung  bisa mengucapkan selamat tinggal pada anak-anaknya.  Meskipun mereka melakukan kejahatan mengedarkan narkoba yang mengancam jiwa seluruh manusia.

Neal mengatakan pemerintah Australia harus menghormati hukum di Indonesia. Namun, pemerintah Australia malah mencoba menggertak Indonesia untuk pembebasan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. 

“Gertakan Australia adalah tindakan yang memuakkan,” kata Baverley Neal yang berduka atas putrinya Jennifer.r

Tidak ada komentar:

Posting Komentar