Featured Video

Minggu, 03 Juli 2011

MAKAN BAJAMBA TAK SESUAI RENCANA


FESTIVAL SITI NURBAYA DIBUKA
PADANG, HALUAN — Festival Siti Nurbaya Kota Padang, yang baru pertama kali digelar, berlangsung meriah. Festival ini dibuka oleh Mumun Muslim, Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film dari Kemen­terian Budaya dan Pariwisata (Kemenbudpar) bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar Burhasman Bur serta Wakil Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah, yang ditandai dengan pemu­kulan Gandang Tasa, Sabtu (2/7), di depan Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat.
Mumun Muslim mengatakan, Siti Nurbaya adalah cerita legenda yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli terus hidup bersama kenangan yang tidak saja sekadar kisah haru, tapi juga menggambarkan dimensi kehidupan manusia yang kompleks.
“Tidak hanya novel, tapi film dan sinetron Siti Nurbaya juga disukai banyak orang. Walaupun dibaca, dilihat dan didengar berkali-kali, tapi pembaca dan penonton Siti Nurbaya tidak pernah bosan,” ujar Mumun.

Mumun berharap, festival ini bisa menginspirasi banyak orang untuk meningkatkan kreativitas dalam bidang seni dan budaya, serta munculnya pemikiran baru yang bisa menjaga nilai-nilai  budaya dan menerapkannya dalam masa keki­nian. “Dalam festival ini saya juga berharap lahirnya Marah Rusli lainnya atau tokoh-tokoh baru yang bisa menciptakan karya yang bisa dikenang banyak orang sepanjang masa.”
Festival ini disemarakkan dengan “ritual” makan bajamba yang meru­pakan salah satu tradisi Minangkabau. Tampak aparat di lingkungan Pem­prov Sumbar dan Kota Padang berbaur dengan masyarakat makan bajamba. Sesuai rencana makan bersama ini dilakukan secara bajam­ba, namun tidak tersedianya lokasi untuk makan bajamba membuat makanan itu ditempatkan di beberapa meja yang saling terpisah.
Tak tersedianya lokasi makan bajamba juga membuat acara makan bersama jadi tidak teratur. Ada masyarakat yang hanya makan jamba saja tanpa nasi, bahkan ada yang makan sambil berdiri. Namun kondisi tersebut tetap membuat suasana meriah, karena ratusan masyarakat yang hadir telah larut dalam pesta itu.
Jamba tersebut dibawa oleh 104 bundo kanduang dari 104 kelurahan di 11 kecamatan di Kota Padang, yang diarak dari pintu gerbang Taman Budaya bagian depan menuju gerbang bagian belakang dengan melintasi Jalan Pancasila Padang. Tampaknya panitia tak siap dengan tetek bengek makan bajamba itu.
Selain disemarakkan arak-arakan jamba, juga hadir belasan bendi yang dihias sedemikian rupa juga ikut meramaikan acara ini. Masing-masing bendi itu dinaiki oleh nominator lomba pemilihan Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri. Tari kolosal bertajuk Gunung Padang, yang merupakan tempat pemakaman Siti Nurbaya juga tak ketinggalan ikut berpartisipasi memeriahkan acara.
Namun sayangnya, aktris Gusti Randa yang memerankan tokoh Syamsul Bahri dalam film Sitti Nurbaya tidak hadir pada acara pembukaan itu. Padahal sebelumnya, Gusti Randa telah menghubungi panitia untuk memastikan kedatang­annya pada saat pembukaan festival ini. Sementara aktris Novia Kolopa­king pemeran Sitti Nurbaya dan aktor Him Damsyik pemeran Datuk Maringgih juga tak datang.
Selain maarak jamba dan pawai bendi, Festival Siti Nurbaya yang akan berlangsung  hingga 9 Juli 2011 juga akan menghadirkan lomba baju kuruang basiba, festival randai, lomba manggi­liang lado, lomba kukua karambia, lomba maelo pukek, festival nyanyi minang, lomba juice pinang, lomba sandal tampu­ruang dan lomba malamang. (h/wan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar