Featured Video

Kamis, 07 Juli 2011

Wow, Mahasiswa ITB Rancang Monorel untuk Atasi Macet di Bandung

Tya Eka Yulianti - detikBandung
Bandung - Prihatin dengan kemacetan yang melanda Kota Bandung, sekelompok Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang sistem transportasi massal terpadu. Transportasi massal yang dterapkan yaitu Railbus, Monorail dan Lightrail. Diharapkan, konsep yang berawal dari tugas kuliah itu bisa menjadi alternatif solusi lalu lintas di Bandung.

"Konsep ini kami buat untuk tugas. Kami pun sepakat membuat rancangan transportasi yang bisa diproduksi," ujar Agung Fauzi Hanafi (22) pada wartawan di Kampus ITB, Jalan Ganeca, Kamis (7/7/2011).

Agung dan enam teman lainnya yaitu Aditya Pratomo Putra, Catra Prathama, Hilman Frimadi, Zito Harianja, Amar Hamzah Suryono, dan Aditya Nur Febriartanto adalah teman satu kelas yang bergabung dalam satu tm untuk tugas ini.

Mereka sepakat, solusi untuk mengatasi kemacetan di Bandung adalah dengan mengurangi jumlah kendaraan. Yaitu dengan mengalihkan penumpang kendaraan pribadi menjadi penumpang transportasi massal. Jenis transportasi massal yang dinilai tepat yaitu Railbus, Monorel dan Lightrail.

"Di beberapa negara, jenis transportasi itu sudah diterapkan. Seperti Mass rapid transportation (MRT) yang punya frekuansi tinggi, kapasitas banyak. Kalau di Bandung sudah ada TMB (trans Metro Bandung), tapi jalurnya nggak terpisah malah gabung dengan jalur yang sudah ada makanya malah menambah kemacetan," katanya.

Konsep transportasi yang mereka rancang yaitu dengan 3 moda transportasi massal yang seluruhnya berjenis kereta dengan penggunaan jalur lama dan baru. "Untuk jalur lama, kita bisa menggunakan jalur kereta yang sudah ada. Jalurnya Padalarang - Cicalengka," jelas Agung.

Namun bedanya, kereta yang digunakan yaitu railbus yang desainnya lebih compact. "Memang kereta rute Padalarang-Cicalengka mungkin sudah ada. Tapi kalau railbus ini bentuknya lebih kecil, desainnya aerodinamis. Kalau keretanya lebih bagus, saya yakin dapat menarik minat masyarakat untuk naik," katanya.

Namun untuk pembuatan railbus ini Agung mengaku kelompoknya itu tak akan membuatnya karena PT Industri Kereta Api (Inka) tela membuatnya. "Kami pernah magang di PT INKA beberapa waktu lalu, dan melihat railbus itu cocok digunakan," katanya. Railbus PT INKA juga telah digunakan di Palembang dan Solo.

Sementara untuk monorel dan lightrail, ia ungkap saat ini tengah dilakukan perancangan pra produksi. "Monorel akan dipakai untuk di dalam kota karena tidak memakan banyak tempat seingga tidak banyak membebaskan lahan. Paling hanya untuk tiang-tiangnya saja," tutur Agung yang didampingi Aditya.

Dalam tim, keduanya kebagian tugas merancang monorel. Jalur-jalur yang dilewat monorel nanti rencananya adalah jalan-jalan yang padat seperti kawasan ITB - Unpad dan Ciampelas.

Kapasitas 1 kabin monorel yang mereka desain berkapasitas 100 orang, rangkaian monorel sendiri terdiri dari 3 kereta (kabin). Panjang kabin sekitar 13 meter dengan kecepatan diperkirakan 60 km per jam. Mereka pun berinovasi dengan menempatkan roda bukan di bawah badan monorel, melainkan di antar sambungan.

"Memang desain roda di sambungan ini tidak umum, tapi kami rancang seperti itu agar penggunaan motor lebih sedikit," katanya.

Untuk moda lightrail atau trem akan digunakan pada lintasan dalam kota yang berada di pinggiran seperti di lingkar selatan Bandung dan wilayah Timur Bandung. Bedanya, lightrail berada di atas tanah.

Diakui Agung, tugas yang diberikan oleh Djoko Suharto itu selesai dalam 1 semester dan telah diserahkan. Mereka pun akan melanjutkan penyelesaian ide yang mereka garap bersama itu.

"Ini masih kasar. Untuk sampai pada realisas perlu banyak kajian. Mulai dari lahan, jalur dan lainnya," katanya.

Saat ini mereka pun baru sampai pada tahap simulasi dan uji beban. "Kami baru sampai melakukan simulasi perhitungan. Mulai dari rangkaan, body, motor dan lainnya. Mungkin kalau sudah selesai nanti, dosen kami bisa memberikan ini pada pemkot ," tuturnya.

(tya/ern)

BERITA LAIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar