Featured Video

Kamis, 08 September 2011

Pergi Haji Pakai Pesawat Pribadi



Konferensi internasional tentang haji di Kazan, Rusia, di tahun 2011.

KOMPAS.com — Jangan pernah mengira hanya kita yang bermimpi naik haji. Sebelum Islam datang di Indonesia, orang Rusia sudah mulai geregetan menunaikan ibadah haji. Seiring dengan jumlah Muslim yang membengkak, kini mereka menuntut kuotanya ditambah.

Semasa partai komunis merajai Rusia, terjadi fluktuasi orang yang naik haji. Mulai tahun 1930-an, jumlah jemaah haji Rusia melorot tajam. Pada 1945 sampai 1990-an jumlah jemaah haji hanya 900 orang. Padahal, tahun 1894, sebuah survei yang dilakukan oleh Konsulat Russia di Jeddah menunjukkan, terdapat 3.400 orang Rusia yang menunaikan haji. Rezim komunis memang terkenal sangat antiagama.
Era kebebasan beragama di Rusia menjadi terang benderang ketika Gorbachev berhasil menggulirkan perestroika dan glasnost pada awal 1990. Inilah titik balik kegiatan keagamaan, termasuk haji, di Rusia. Di Moskaw didirikan kembali gereja putih Khramkhrista Spasitelya. Sementara di Kremlin Kazan dibangun masjid tercantik dan terbesar di Eropa, Kul Syarif. Pada waktu komunis tumbang, jumlah masjid di Rusia hanya tinggal 100 unit. Namun, seiring dengan kemeriahan beragama, kini jumlahnya telah mencapai 7.000 masjid. Madrasah dan universitas Islam terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan kebutuhan masyarakat Muslim yang saat ini mencapai 18 persen dari seluruh populasi, yaitu 142 juta jiwa. Bersamaan dengan itu, kegiatan haji juga semakin marak. Kuota haji yang tahun lalu hanya sekitar 20.500 orang berdasarkan pada angka resmi jumlah Muslim di Rusia sebanyak sekitar 20 juta orang. Menurut Mufti Besar Rusia Ravil Gaynutdin, saat ini kuota yang tepat bagi Rusia ialah 25.000 orang. Kuota yang ada tersebut dibagi oleh dewan haji untuk beberapa daerah dan organisasi.
Wilayah Dagestan, misalnya, mendapatkan kuota 6.000 orang, Russian Mufties Council 3.500 orang, Tatarstan 3.000 orang, Bashkortostan 2.000 orang, Ingushetia 1.500 orang, dan Kaukasus 1.250 orang. Jumlah tersebut kemudian diberikan kepada operator perjalanan untuk mengelolanya. Di Tatarstan, operator perjalanannya diwakili oleh Idil Hajj dan di Dagestan oleh Bartakat dan Arafat. Dewan haji yang diisi oleh wakil pemerintah pusat dan para mufti ini setiap tahun bertemu untuk membicarakan soal haji, termasuk mengevaluasi pelaksanaan haji oleh para operator yang ditunjuk tahun sebelumnya. Operator yang dinilai bagus akan dipertahankan, sedangkan yang buruk bisa dikurangi jatahnya atau dihapus dari daftar. Mengingat tidak ada kementerian agama, kontrol terhadap operator perjalanan haji juga relatif lemah. Menurut Ildar, seorang periset haji dari Rusia, berhaji dari Rusia tergolong mahal. Harga paling murah untuk bermukim di Tanah Suci selama sebulan berkisar 3.000 dollar AS. Adapun yang menggunakan fasilitas mewah harus merogoh kocek sampai 8.000 dollar AS.
"Untuk yang terakhir ini, akomodasi dekat Kabah, makanan berlimpah, dan disiapkan mobil khusus," ujarnya. Bagi jemaah yang merasa tidak mampu, cara yang bisa ditempuh adalah menggunakan angkutan darat.
Rute paling dekat adalah dari wilayah Dagestan (barat daya Rusia) dengan waktu tempuh 2-3 hari hingga ke Mekkah. Sementara dari tengah Rusia, seperti Kazan, diperlukan waktu seminggu dengan melewati 4-5 negara. Sampai tahun lalu, kegiatan haji via darat ini masih marak karena banyak anggota jemaah yang membawa dagangan untuk dijual di Saudi dan ketika pulang menggotong aneka dagangan untuk dipasarkan di desanya. "Tahun ini kegiatan haji darat sudah dihentikan karena banyak negara yang dilewati sedang mengalami pergolakan politik," ujar Direktur Utama Idil Hajj Rustem R Gataulin. Ia menerangkan, perjalanan darat sarat dengan kesulitan, mulai dari kesehatan kendaraan hingga ancaman nyawa di tengah jalan. Khusus bagi mereka yang benar-benar papa, impian menjadi haji tetap bisa digantungkan. Di Rusia, beberapa miliuner Muslim tidak segan-segan bersedekah dalam bentuk pembiayaan haji. Pengusaha minyak Suleman Kerimov, misalnya, hampir setiap tahun memberikan haji gratis kepada 2.500-3.000 orang miskin. Masing-masing mendapatkan 2.800 dollar AS. Agar efisien, jemaah terbang dengan pesawat pribadinya.   Seorang miliuner lain, Abusupian Kharkharov, juga pernah bercerita tentang haji orang sedesanya. Ketika melaksanakan ibadah haji, ia merasa mendapatkan pencerahan dan kebahagiaan yang luar biasa. Untuk pertama kali dalam hidup, ia merasa tenteram dan dekat dengan Tuhan.
"Karena itu, ketika pulang, saya hajikan orang sekampung dengan pesawat khusus," ujarnya. Lalu, mengapa Muslim Rusia yang baru saja bangkit dari tidur panjangnya terus bermimpi untuk menunaikan ibadah haji?
"Umrah dan haji adalah sebuah liburan religi yang membuat hati lebih dekat dengan Sang Khalik. Melalui kegiatan ini, jiwa manusia bisa menjadi baru dan sehat. Kita mesti berterima kasih kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang memberikan pencerahan kepada manusia melalui haji dan umrah," kata Marat Salimov yang sempat mencium Kabah pada bulan Ramadhan.
(M Aji Surya, Diplomat lndonesia pada KBRI Moskwa, ajimoscovic@gmail.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar