Featured Video

Senin, 05 Desember 2011

AIR DANAU TERCEMAR, LISTRIK SERING MATI-Wisatawan Kian Enggan ke Maninjau


Danau maninjau

MANINJAU, Tercemarnya perairan Danau Maninjau, dan sering matinya aliran listrik PLN di Kecamatan Tanjung Raya, Agam, merupakan kendala pengembangan pariwisata di kawasan itu.

Hal itu disampaikan bebe­rapa pengusaha pariwisata di kawasan itu, Minggu (3/12). Menurut Erik (30), wisata­wan semakin enggan ke Manin­jau sejak air danau tercemar. Bia­sanya, para wisatawan berta­han di Maninjau selama 2 atau 3 hari. Mereka amat senang mandi-mandi di danau Manin­jau, atau berkeliling danau dengan  menggunakan perahu.
“Kini mana ada wisatawan yang mau mandi di Danau Maninjau. Airnya kotor, terka­dang menebar bau tak sedap,” ujarnya, ketika ditemui di Bayur.
Hal senada disampaikan Ny. Eka Mama. Pemilik Home Stay Maransy itu mengeluhkan buruknya kondisi air danau, dan pelayanan PLN. Air danau kotor, dan berbau tak sedap. Kondisi itu jelas tidak menarik bagi wisatawan. Apalagi untuk wisatawan manca negara (wis­man). Sering matinya aliran lis­trik menjadi masalah beri­kut­nya yang sulit dipecahkan pengusaha home stay. Karena mereka tidak memiliki genset cadangan.
“Banyak wisatawan lang­sung ngacir saat lampu mati. Mereka lebih memilih mengi­nap di kawasan yang ada listriknya, seperti hotel berbin­tang,” ujarnya.
Sering matinya aliran listrik juga menyebabkan bahan ma­ka­nan yang disimpan di dalam kulkas rusak. Itu merupakan sebuah kerugian bagi pengusaha home stay, seperti Ny. Eka. Menurutnya, listrik sering mati dalam tempo cukup lama. Ia mengaku heran, kenapa di kawasan Maninjau listrik sering pudur. Sementara di Lubuk Basung pelayanan PLN cukup bagus. Padahal pembangkit listrik PLTA Antokan, berada di wilayah Kecamatan Tanjung Raya. “Apa mungkin karena di Lubuk Basung banyak orang penting, sehingga pelayanan lebih baik dari di Maninjau,” ujarnya mengeluh.
Ternyata yang mengeluhkan masalah seringnya listrik pa­dam, bukan hanya pengusaha pariwisata saja. Petani ikan keramba jala apung (KJA) juga mengeluh. Pasalnya, mereka membutuhkan penerangan listrik di malam hari. Penera­ngan listrik di KJA banyak manfaatnya. Di samping untuk penerangan yang mengundang serangga makanan ikan, juga untuk mencegah pencurian ikan. Pencurian ikan dalam KJA sering dilakukan sipanjang tangan saat listrik pudur.
“Kami terpkasa begadang bila listrik pudur, takut ikan dalam KJA disalin maling,” ujar Jon, salah seorang petani ikan di Tanjung Sani.
Aliran listrik juga sering mati di Kecamatan Ampek Nagari. Menurut Camat Am­pek Nagari, Syahrul Hamidi, SH, listrik di kecamatan itu sering mati. Kondisi demikian memang tidak begitu mem­pengaruhi kegiatan perekaman data KTP elektronik, karena untuk itu memang tersedia genset. Namun akan meng­ganggu pekerjaan pegawai lainnya, karena listrik dari genset diprioritaskan untuk perekaman data KTP elektronik. (h/msm)HALUAN 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar