Featured Video

Selasa, 21 Februari 2012

TOL PADANG-SICINCIN DIMULAI


SUMATERA BARAT MEMASUKI ERA MODERNISASI
Sumatera Barat tak lama memiliki jalan tol. Sebuah ciri kawasan modern. Tahun 2012 ini dimulai pembangunanya sepanjang 27 km arah Padang-Sicincin.  Pemkab/kota diminta mendukung.

PADANG, HALUAN — Pem­bangunan jalan tol di Sumbar dimulai tahun 2012 ini, diawali dengan proyek jalan tol Padang-Sicincin sepanjang 27 km. Selanjutnya secara bertahap dikerjakan ruas tol Sicincin-Padang Panjang 23 km  dan Padang Panjang-Bukittinggi sepanjang 33 km dimulai 2013. Terakhir ruas tol Bukittinggi-Payakumbuh sepanjang 20 km dan Payakumbuh batas Riau sepanjang 92,07 km mulai dikerjakan 2014.
Karena proses pembebasan lahan di Sumbar berjalan alot, maka pemko/pemkab yang ter­kait dengan pembangunan jalan tol ini diberi tenggat waktu untuk menyelesaikannya sesuai waktu dimulainya pem­bangunan tol.
Padang Pariaman menya­takan tidak masalah dengan lahan. Sedangkan Tanah Datar, Agam dan Bukittinggi harus menyelesaikan soal lahan pada 2013 dan Kota Payakumbuh serta Limapuluh Kota batas waktunya 2014.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang dihubungi Haluan Senin (20/2), usai rapat koor­dinasi dengan  Gubernur se-Sumatera di Palembang menje­laskan, kesepakatan tersebut dicapai seluruh gubernur se-Sumatera bersama Jasa Marga
dalam rangka percepatan pem­bangunan infrastruktur jalan tol di pulau ini.
Pada kesempatan itu juga, langsung ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara Gubernur Sumbar dan Jasa Marga. Selanjutnya akan dibentuk kon­sorsium antara Jasa Marga dengan Pemprov Sumbar, Pemko/Pemkab masing-masing. Tetapi konsorsium ini terbuka untuk perusahaan BUMN lain maupun swasta.
“Kita akan lakukan percepatan pembangunan jalan tol di Sumbar. Tadi saya langsung tanda tangan MoU dengan Jasa Marga untuk menggarap pembangunan jalan tol tersebut,” sebut Irwan di balik telepon genggamnya.
Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Sum­bar, Suprapto yang dihubungi terpisah menjelaskan, pembangunan tol serentak dilakukan pada 5 provinsi di Sumatera, masing-masing Sumbar, Sumsel, Riau, Sumut dan Provinsi Lampung.
Masing-masing provinsi memiliki tugas berat yang harus segera diselesaikan di antaranya masalah perizinan termasuk Amdal, penca­dangan kawasan ekonomi, pembe­basan lahan serta penyertaan saham dalam konsorsium. Secara rutin, Tim Kecil yang menangani jalan tol ini akan bertemu dengan Menteri BUMN untuk melaporkann perkem­bangannya.
Dari sekian banyak pekerjaan tersebut, maka yang paling berat dilakukan adalah proses pem­bebasan lahan. Dan hal ini men­jadi inti dari pekerjaan pem­ba­ngunan jalan. Bila persoalan lahan dapat dituntaskan maka dapat diartikan pekerjaan jalan itu sudah mencapai 99 persen. Jadi pekerjaan fisik itu bobotnya hanya 1 persen.
“Soal lahan ini menjadi inti pekerjaan kita, bila lahan beres maka yang lainnya juga aman, karena soal dana tidak ada masalah karena banyak investor yang berminat di proyek tol ini. Meski terbilang berat, tetapi kita optimis mampu menyelesaikan masalah lahan ini,” katanya.
Sebab proses pembebasan lahan langsung ditangani Pemprov Sum­bar, termasuk biaya ganti ruginya. Pemko/Pemkab terkait diminta secepatnya dapat meng­koor­dinasi­kan dengan masyarakatnya. Guber­nur Sumbar Irwan Prayitno juga memberi tenggat waktu pembe­basan lahan oleh Pemko/Pemkab terkait sesuai waktu dimulainya pekerjaan.
“Kita memberikan waktu kepa­da masing-masing Pemko/Pemkab terkait  sesuai waktu dimulainya pembangunan tol. Pariaman sudah menyatakan soal lahan tidak ada masalah. Sedangkan Tanah Datar, Agam dan Bukittinggi harus menye­lesaikan soal lahan pada 2013 dan Kota Payakumbuh serta Limapuluh Kota batas waktunya 2014,” tegas Irwan.
Menurut Suprapto, ruas tol Padang-Sicincin, Sicincin-Padang Panjang dan Padang Panjang-Bukittinggi dikerjakan full standar atau sesuai dengan ketentuan standar jalan tol, terdiri dari 4 lajur atau lebar 36 meter. Masing-masing lajur lebarnya 3,75 meter.
Sedangkan Bukittinggi-Paya­kumbuh sepanjang 20 km dan Payakumbuh batas Riau sepanjang 92,07 km dengan sistem High Grade Highway (HGH), atau jalan bebas hambatan dan dapat dikembangkan atau ditambah sesuai kebutuhan di masa datang.
Kehadiran jalan tol ini akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat daerah ini. Tol bakal mendukung percepatan pem­ba­ngunan  sektor pariwisata, perekonomian, pendidikan dan tentunya kesejahteraan masyarakat. Akses transportasi darat bagi kabupaten/kota di Sumatera Barat semakin cepat menuju jalur trans­portasi lintas timur yang berada di Riau sebagai Koridor Lintas Pulau Sumatera. (h/vie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar