Featured Video

Jumat, 09 Maret 2012

BERBAGAI ORMAS TOLAK KENAIKAN BBM DAN TDL


Padang,  Rencana pemerin­tah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi  pada 1 April 2012 bisa memurukkan perekonomian dan menyeng­sarakan rakyat,
terutama ekonomi mene­ngah dan kecil. Pemerintah diharapkan menghemat APBN.
Demikian penilaian Ifrianda Abidin, Ketua Komite Penegakan Syari’at Islam (KPSI) Sumbar, Ketua KAMMI Yudhi Andianto dan Ketua DPD Hizbut Tahrir Indonesia (HTI Sumbar) Rozi Saferi secara terpisah kepada Haluan,  Kamis (8/3), di Padang.
Menurutnya Irfianda Abidin,  alasan pemerintah menaikkan BBM karena subsidi sangat membebani APBN.
“Kalau mau jujur, yang membebani APBN adalah pembayaran utang dan bunganya serta penggunaan APBN yang boros,” kata Irfianda Abidin.
Uang itu menikmati para kapitalis dan orang-orang kaya. Semetara masyarakat makin susah. Menaikkan harga BBM, sama saja dengan meinaikkan harga kebutuhan pokok.
Ia menambahkan, penggunaan APBN juga dinilai sangat boros. Hal ini bisa dilihat dari beberapa alasan. Pertama, banyak pengeluaran yang tidak efektif. Kedua, anggaran untuk gaji pegawai tahun 2012 mencapai Rp215,7 triliun naik Rp32.9 triliun (18%) dibandingkan tahun 2011. Ketiga, pemerintah justru menambah jumlah pejabat tinggi yaitu menambah banyak jabatan wakil menteri.
Sementara itu, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) melakukan unjuk rasa di depan gedung DPRD Sumbar, Mereka menuntut untuk dihentikan rencana kenaikan harga BBM. Pemerintah berencana juga menaikan  tarif dasar listrik (TDL).
Menurut Yudhi Andianto, kebijakan pemerintah untuk menaikan BBM dan TDL malah akan menambah beban rakyat yang selama ini sudah cukup berat.
Rozi Saferi mengatakan, kebijakan liberalisasi migas termasuk pembatasan BBM bersubsidi jelas bertentangan dengan ketentuan syariah, haram dilakukan.
“Karena kebijakan itu merupakan kebijakan yang zalim, dan merugikan rakyat untuk menyenangkan perusahaan-perusahaan imperialisme asing dan pihak-pihak rakus yang menjarah kekayaan umat. Apalagi, tindakan itu telah membuat negeri ini berada di bawah pengaruh penjajah,” tegas Rozi Saferi.(h/yat/divo)
http://www.harianhaluan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar